Banjir Bandang di Lahat

Banjir Bandang di Lahat, Ada Lima Desa Terisolir, Pelajar tak Bisa Sekolah

Setidaknya ada lima desa terisolir akibat putusnya jembatan yang menghubungkan Kecamatan Mulak Ulu, Lahat dengan Kabupaten Muara Enim.

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Refly Permana
handout
Jembatan di Mulak yang roboh karena banjir. 

Laporan wartawan sripoku.com Ehdi Amin

SRIPOKU.COM, LAHAT - Setidaknya, ada lima desa teresolir akibat putusnya jembatan yang menghubungkan Kecamatan Mulak Ulu, Lahat dengan Kabupaten Muara Enim. Hal ini terjadi lantaran adanya banjir bandang sejak Senin (30/12/2019) sekitar pukul 04.30.

Akibatnya, ativitas warga terganggu. Tak hanya itu, bagi siswa siswi SMP dan SMA yang bersekolah ke di Desa Mura Tiga, Kecamatan Mulak Ulu terencam tak bisa sekolah.

"Ya, lima desa terancam tak bisa jika ingin ke ibu kota kecamatan, atau ke Kecamatan Kota Agung dan ke Kota Lahat. Lima desa tersebut, yakni Desa Lawang Agung, Fajar Bulan, Menggkenang, Lesung Batu, dan Air Puar," ujar Camat Mulak Ulu, Sumarno, SE, Senin (30/12/2019).

Kondisi jembatan yang roboh.
Kondisi jembatan yang roboh. (handout)

Begini Penampakan Rumah Warga di Desa Keban Agung Pasca Terendam Banjir Bandang

Sementara itu, menurut Beny yang tinggal di Desa Kaban Agung Kecamatan Mulak Sebingkai, jembatan di Kecamatan Mulak Ulu biasa dilintasi masyarakat untuk sekolah, ke kebun, atau keperluan lainnya.

Jembatan yang roboh itu merupakan akses penghubung masyarakat dari Muara Enim (Simpang Meo, Pulau Pangung, Semende) hendak ke Mulak Ulu-Kota Agung yang ada di Lahat ataupun sebaliknya.

"Ada beberapa jalur alternatif, yakni harus melintasi Simpang Meo.

Ini lebih jauh ketimbang lewat jembatan karena kita harus memutar," kata Beny.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved