18 Tahun Lumpuh, Kakek di Lorong Sintren Ini Hidup dari Botol Plastik, Anaknya Gangguan Mental

Abdulah Sani Kakek tua berumur 72 tahun warga 2 Ulu Lorong Sintren Palembang sudah menderita lumpuh sejak 18 tahun silam.

Editor: Refly Permana
sripoku.com
Kakek Abdullah Sani yang hanya bisa berbaring di tempat tidur lantaran lumpuh yang sudah ia derita sejak 18 tahun silam. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Abdulah Sani Kakek tua berumur 72 tahun warga 2 Ulu Lorong Sintren Palembang, terlihat hanya terbaring di rumah nya karena sakit lumpuh yang ia derita sejak 18 tahun lalu.

Mempunyai seorang istri bernama Nurlela (72) dan 3 anak, satu sudah menikah dua tinggal, bersama mereka. Dua anak perempuan yang tinggal bersama mereka bernama Yuli (30) dan siti Nurbaya (25) yang mengalami gangguan mental.

Coba Berlari, Tersangka Curanmor di Lawang Kidul Muaraenim Ini Dilumpuhkan dengan Timah Panas

Sani menjelasakan kedua anaknya tidak pernah mendapatkan pendidikan sekolah, karena mengalami gangguan mental sejak kecil.

Istri dan dua anak kakek Abullah Sani.
Istri dan dua anak kakek Abullah Sani. (sripoku.com)

Ia menceritakan Yuli sering pergi dari rumah namun susah mengingat jalan pulang.

Ia menambahkan Yuli pernah hilang 14 hari lalu ditemukan di Tanjun Api-Api, dan dijemput oleh kelurga, saat itu Yuli tengah tidur-tiduran di warung.

Untuk menghidupi keluarga kecil nya, Kakek Sani hanya mengharapkan uang yang dikasih setiap bulan oleh adik dari istri nya sebesar Rp. 200-300 ribu.

Tak cukup hanya mengharapkan uang tiap bulan tersebut, istri dan kedua anak nya sehari-hari juga mencari botol plastik.

Gawat, Jalan Penghubung Pendopo-Bengkulu Terancam Lumpuh 24 Jam, BPBD Empatlawang Beberkan Sebabnya

Mereka mencari botol plastik setiap hari dari habis subuh sampai sore hari, plastik yang dikumpulkan tidak langsung dijual, mereka menyimpannya di dalam rumah.

Setelah 1 minggu barulah istri kakek Sani menjual plastik yang ia kumpulkan kepada agen.

"Dalam satu minggu, menjual bungkus plastik bisa mendapatkan uang sebesar Rp. 15.000-20.000," ujar Nurlela.

Keadaan rumahnya begitu kecil, saat berada di dalam terlihat banyak bungkus plastik yang diletakkan di dalam karung, juga terlihat banyaknya pakaian diletakan di pinggir dinding rumahnya.

BREAKING NEWS : Tiga Desa di Empat Lawang Lumpuh Terendam Banjir, Kedalaman Air Capai 1 Meter

Kedua anak kakek Sani dan ibu Nurlela tengah makan nasi, tanpa menggunakan lauk pauk, saat tengah makan tiba-tiba Yuli ingin nambah tapi dikarenakan nasi yang tidak cukup ia hanya diberi air putih saja.

Ukuran rumah kakek Sani sangat kecil, hanya ada ruang tamu dan dapur, kakek Sani tidur di ranjang kayu, ia hanya menggunakan bantal yang terbuat dari sterofoam, menggunakan selimut dari tikar dan tanpa menggunakan pakaian.

Untuk rumah mereka mandapatkan bantuan dari seorang warga yang memberi tumpangan gratis, mereka cuma membayar listrik saja sitiap bulannya.

Kakek 72 Tahun Pedagang Pempek Panggang Ini tak Henti Memandang Banjir di Jl R Sukamto Palembang

Ia bercerita bahwa sudah lama menderita lumpuh, kondisi kaki nya bengkok tidak bisa lurus begitu juga dengan tangan nya, jika ingin tidur ia hanya ke kiri ke kanan tidak bisa lurus dikarenakan sakit.

"Di malam hari tidur tapi tidak begitu pulas sesekali terbangun," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved