Cerita Timses Pengguna Jasa Buzzer, Dari Biasa Jadi Populer
Setelah ketokohannya digarap di media sosial melalui buzzer selama sekitar setahun tingkat popularitasnya menanjak sampai 70 persen
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Soegeng Haryadi
PALEMBANG, SRIPO -- Dari biasa jadi populer, itulah yang dirasakan oleh Komar, seorang ketua tim sukses (Timses) pasangan calon kepala daerah di Sumsel yang merasakan manfaat menggunakan jasa buzzer untuk mengkatrol popularitas jagoannya dalam Pilkada beberapa waktu lalu.
Pria paruh baya ini mengungkapkan, jagoannya yang merupakan politisi kawakan hanya memiliki tingkat ketenaran di masyarakat sekitar 5 persen saja sebelum mengikuti pesta demokrasi.
• Buzzer Pilkada Patok Rp 30 Juta
• Buzzer Pilkada Bermunculan, Ini Kata Pengamat Politik
Namun, setelah ketokohannya digarap di media sosial melalui buzzer selama sekitar setahun tingkat popularitasnya menanjak sampai 70 persen sesuai hasil lembaga survei.
"Bisa dibilang berkat buzzer inilah popularitas bos saya melesat tajam dikenal masyarakat, khususnya kalangan milenial di media sosial," katanya, Selasa (17/12).
Ia menceritakan, awalnya tidak percaya dengan jasa para buzzer tersebut untuk meningkatkan popularitas. Terlebih, dalam kampanye si politisi lebih suka menggunakan gaya konvensional, terjun langsung menemui masyarakat.
Namun setelah tim yang beranggotakan enam orang itu melakukan paparan efektivitas menaikkan ketenaran melalui dunia maya, akhirnya ia tertarik dan mencoba jasa buzzer tersebut.
Tingkat popularitas tokoh politik nasional seperti Joko Widodo, Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama hingga Ridwan Kamil yang eksis di medsos membuat Komar terpikat mempopulerkan politisi dukungannya.
"Para buzzer ini memiliki andil membuat calon kepala daerah memilih bos saya untuk berpasangan maju dalam pilkada kemarin," ungkap Komar.
Untuk urusan biaya, buzzer di Sumsel yang didominasi para anak muda ini tidak mematok tarif terlalu tinggi. Dengan dana Rp 20-30 juta per bulan buzzer siap bekerja dengan menaikkan popularitas seseorang.
Meski pada umumnya buzzer ini tak memiliki keterikatan langsung dengan lembaga politik, akan tetapi hasil yang digaungkan di medsos sangat efektif untuk meningkatkan ketenaran politisi.
"Justru kalau pakai lembaga survei pasti mahal. Melalui buzzer ini anggaran terjangkau namun efektivitasnya tepat sasaran," ungkapnya. (oca)
