Pria Sebatang Kara Meninggal Dunia
Hal Ini yang Bikin Polisi dan Komunitas Tanjung Enim Bersih Segera Makamkan Kasman
Hanya dihadiri oleh adik kandungnya, aparat kepolisian dibantu komunitas dan CSR dari PTBA memutuskan langsung memakamkan Kasman.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM, MUARAENIM - Kasman (60), warga Gang Bangka Kelurahan Pasar Tanjung Enim ditemukan tidak bernyawa di rumahnya. Peristiwa ini diketahui setelah warga mencium aroma tidak sedap yang bersumber dari kediamannya.
Diketahui, Kasman seorang pria sebatang kara yang tidak mempunya anak dan istri. Ia tinggal sendirian di rumah yang kabarnya peninggalan dari orangtua.
"Sebenarnya sudah kita cari tahu keberadaan keluarga almarhum, tetapi kita hanya dapat kakaknya saja," kata Kapolres Muaraenim, AKBP Afner Juwono, melalui Kapolsek Lawang Kidul, AKP Azizir Alim.
• BREAKING NEWS: Sebelum Meninggal, Pria Sebatang Kara Asal Muaraenim Ini Pernah Dipasung
Sayangnya, si kakak pun agak sulit diajak berkomunikasi sehingga tidak ditemukan titik terang keberadaan saudara Kasman yang lain.
Padahal, menurut sejumlah warga, Kasman ini masih memiliki dua saudara yang lain. Namun, karena kesulitan berkomunikasi dengan si kakak, hingga proses pemakaman tidak diketahui alamat dua saudaranya itu.
Mempertimbangkan waktu kematian yang sudah empat hari ditambah hasil visum yang tidak terdapat luka keras, polisi dan Komunitas Tanjung Enim Bersih yang juga dibantu CSR PTBA, Kasman pun dimakamkan dengan hanya disaksikan oleh kakaknya.
"Dari proses evakuasi ketika kita mendapat kabar adanya seorang warga yang meninggal di dalam rumah, berlanjut pada proses pendataan jenazah, hingga terakhir ke pemakaman di TPU Banko Barat, kita dibantu Komunitas Tanjung Enim Bersih dan CSR PTBA," kata Alim.
• Pasca Saksikan Ibunya Tewas Dibacok Ayah, Bocah 6 Tahun di Lampung Barat Kini Sebatang Kara
Diketahui, Kasman seorang pria sebatang kara yang tidak mempunya anak dan istri. Ia tinggal sendirian di rumah yang kabarnya peninggalan dari orangtua.
Untuk kehidupan sehari-hari, Kasman menjadi pemulung.
Informasi yang didapat dari warga setempat, Kasman sangat jarang bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar rumahnya.
Malah, warga setempat kerap melihat Kasman duduk sendirian di tepi sungai tanpa melakukan apa-apa.
Tatapan matanya kosong dan ini bisa ia lakukan beberapa jam
Warga pun terkadang sulit berkomunikasi lantaran jawabannya tidak nyambung dengan topik pembicaraan.


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											