Teror Harimau di Pagaralam
Kronologis 6 Warga Pagaralam Disatroni Harimau dan 18 Jam Terkurung, Dievakuasi Polisi Bersenjata
Kronologis 6 Warga Pagaralam Disatroni Harimau besar dan 18 Jam Terkurung, hingga harus Dievakuasi Polisi Bersenjata
7. Sabtu (7/12/2019) pagi
Polsek Dempo Selatan mendapatkan laporan bahwa ada 6 warga terkurung di pondok di Desa Meringang karena disatroni Harimau.
Menurut Iptu Zaldi mengatakan, bahwa sejak pagi pihaknya mendapatkan laporan ada 6 warga atau petani terkurung di pondok di Desa Meringang Pagaralam, karena ada harimau di kawasan kebun mereka.
Bahkan, mereka tidak berani keluar dari pondok sejak Jumat (6/12/2019) pukul 16.00 WIB setelah melihat harimau melintas di areal kebun mereka.
8. Sabtu (7/12/2019) Pukul 10.00 WIB

Sabtu (7/12/2019) Pukul 10.00 WIB polisi datang dengan senjata lengkap bersama BKSDA dan TNI untuk melakukan evakuasi menjemput 6 Warga Pagaralam disatroni Harimau tak berani keluar dari pondok.
Mendapatkan informasi bahwa ada warga yang mengaku disatroni harimau inilah, kemudian Kapolsek Dempo Selatan bersama BKSDA dan TNI bergerak ke lokasi dan sekaligus melacak jejak harimau sebagaimana laporan warga.
"Pagi tadi ada laporan dari warga, bahwa ada 6 orang di daerah Desa Meringang yang tertahan di Pondok, karena di sekitaran Pondok ada harimau, mereka dari jam 4 sore kemarin tidak bisa pulang," kata Kapolsek Dempo Selatan Pagaralam.
"Maka itu kami bersama BKSDA berangkat ke lokasi dan melakukan evakuasi korban, memang benar ada 6 orang satu pondok dan dalam kedaan selamat, mereka memang bisa keluar karena khawatir setelah melihat ada harimau di sana," ujar Kapolsek Dempo Selatan, Iptu Zaldi.
9. Polsek Dempo Selatan dan BKSDA Melakukan Pencarian Jejak 7 harimau di Desa Meringang
Pihak BKSDA bersama anggota Polsek Dempo Selatan melakukan penelusuran jejak, namun tidak ditemukan jejak-jejak harimau seperti yang dilaporkan warga.
"Kami sudah mengecek ke lokasi dan memeriksa kawasan tersebut. Namun kami tidak mendapati adanya jejak Harimau, yang kami dapati banyak jejak kerbau di kawasan tersebut," ujar Wahid, petugas dari BKSDA, Sabtu (7/12).
Disisi lain pihak BKSDA menjelaskan tidak menemukan sama sekali jejak harimau padahal sebelumnya petani melaporkan adanya kelompok harimau yang berkeliaran.
Dijelaskan Wahid, berdasarkan sifat harimau yang diketahui pihak BKSDA, sangat jarang sekali Harimau berkeliaran secara berkelompok.
"Harimau itu hewan soliter (menyendiri) yang sangat jarang berkelompok apalagi Harimau dewasa. Jadi jika ada petani yang melihat harimau lebih dari satu kami sangat meragukan hal itu," jelasnya.