Garuda Muda Pantang Takabur

Kemenangan 1-0 atas Laos sudah cukup untuk menyegel tiket empat besar apapun hasil yang terjadi di partai Vietnam melawan Thailand.

Editor: Soegeng Haryadi
Kompas.com/Alsadad Rudi
Pelatih tim nasional U-22 Indonesia, Indra Sjafri usai sesi latihan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (19/1/2019). 

Kemenangan telak atas Brunei Darussalam melapangkan jalan “Garuda Muda” Indonesia U-23 ke babak semifinal cabang olahraga sepak bola SEA Games 2019. Namun, Indonesia tak ingin jemawa. Mereka tetap menyeriusi Laos, lawan yang dihadapi pada laga pamungkas grup B, nanti sore.

Duel berlangsung di City of Imus Grandstand, City of Imus, Filipina pukul 16.00 waktu setempat. Pertandingan digelar bersamaan dengan dua partai lainnya di grup B yakni Brunei versus Singapura di Stadion Rizal Memorial dan Vietnam kontra Thailand di Stadion Sepak Bola Binan.

Bagi Garuda Muda, kemenangan 1-0 atas Laos sudah cukup untuk menyegel tiket empat besar apapun hasil yang terjadi di partai Vietnam melawan Thailand.

Saat ini, Indonesia bertengger di urutan kedua dengan nilai 9, unggul selisih gol (+11) atas Thailand (+10). Posisi puncak masih dikuasai Vietnam (+13) yang mengoleksi nilai sempurna: 12.

Bila menang 1-0 atas Laos, poin Indonesia menjadi 12 dengan selisih gol +12. Jika Thailand menekuk Vietnam dengan skor yang sama, poin mereka jadi 12 dengan selisih gol +11. Sedangkan Vietnam selisih golnya menjadi +12.

Skenario ini membuat Vietnam dan Indonesia yang mewakili grup B di semifinal. Posisi “nyaman” Indonesia ini terjadi buntut kemenangan 8-0 atas Brunei Darussalam, Selasa (3/12) lalu.

Gelandang serang Indonesia, Egy Maulana Vikri—yang menyumbang dua gol ke gawang Brunei—mengingatkan diri sendiri dan rekan setim untuk selalu fokus dan tidak meremehkan lawan.

“Ya hasil lawan Brunei membuat kesempatan kami untuk lolos ke babak selanjutnya lebih besar tapi kami enggak boleh takabur. Masih ada satu pertandingan lagi. Kami harus fokus dan tetap kompak. Mohon doa serta dukungan,” ujar Egy, kemarin.

Faktor nonteknis
Apa yang disampaikan Egy diamini pelatih Garuda Muda, Indra Sjafri. Menurutnya, kesempatan ke semifinal kini semakin terbuka. Tapi masih ada Laos yang bisa jadi batu sandungan.

Belum lagi faktor nonteknis seperti gangguan angin buntut Badai Kammuri yang sedang melanda Filipina. Indra menyatakan, kencangnya embusan angin sempat menyulitkan para pemain untuk mengontrol bola.

“Kondisi angin waktu lawan Brunei memang cukup mengganggu, bola jadi susah dikontrol. Tapi itu jadi pelajaran penting buat kami. Dan yang penting kami bisa menang tanggal 5 nanti,” ujar Indra.

“Kami harus antisipasi hal itu terjadi lagi,” timpal Egy.

Indra berharap siapapun yang diturunkan bisa lebih efektif ketika memperoleh peluang. Selain Osvaldo Haay, Indra sudah bisa memainkan Muhammad Rafli yang pulih dari cedera engkel kaki kiri. Sedangkan kondisi bek sayap kiri Firza Andika terus dimonitor.

“Nanti pertandingan tanggal 5 (Desember), dengan izin Allah nanti kita bisa menang lagi dan memastikan lolos ke putaran selanjutnya. Nggak perlu ada kekhawatiran karena kalau khawatir, khawatir itu yang membuat kita bermasalah. Selalu optimistis, berpikiran positif. Dan pertandingan nggak ada hidup mati, yang ada hidup mati itu sakratulmaut. Di pertandingan sepak bola nggak ada (hidup mati),” tegas Indra.

“Soal komposisi pemain (lawan Laos), saya memilih berdasarkan rekomendasi dari semua ofisial dan para pelatih. Yang terbaik, yang tersiap, dan yang tersehat. Rafli dan Firza sebenarnya sudah bisa main lawan Brunei, tapi kami simpan,” sambung pelatih yang memberi timnas Indonesia Piala AFF U-19 (2013) dan Piala AFF U-22 (2019).

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved