Human Interest Story

Cerita Awal Aipda Purnomo Dirikan Ojek Gratis untuk Yatim Piatu, Bermodalkan Tunjangan Jabatan

Aipda Purnomo rela memberikan uang tunjangannya sebagai Panit Lantas Polsek Babat, Lamongan, untuk biaya bensin.

Editor: Refly Permana
(Dok. Yayasan Berkas)
Salah seorang anggota yayasan berkas, saat menjalankan tugas mengantar siswi yatim-piatu ke sekolah. 

SRIPOKU.COM - Aipda Purnomo rela memberikan uang tunjangannya sebagai Panit Lantas Polsek Babat, Lamongan, untuk biaya bensin.

"Kebetulan saya sekarang menjabat sebagai Panit Lantas Polsek Babat, sehingga uang tunjangan jabatan inilah yang saya pakai untuk beli BBM dan uang saku kepada para siswa yatim piatu yang diantar-jemput," tutur Purnomo.

Selain itu, dirinya juga memberikan uang saku kepada anak-anak yatim piatu yang tinggal di Kecamatan Modo, Babat, dan Kedungpring.

Gubernur Sumsel Soal Usulan Kenaikan Tunjangan Dewan, Jika Sesuai Saya Setujui

Purnomo berharap, uang saku dan serta jasa gratis yang dia gagas bisa menambang semangat belajar anak-anak.

Awal cerita program OGUS di Komunitas Berkas Purnomo menceritakan, dirinya tak bisa menutup mata saat mengetahui banyak sejumlah siswa yatim piatu kesulitan untuk berangkat menuju sekolah, lantaran menempuh jarak cukup jauh dan tidak memiliki sarana sepeda.

Purnomo lalu memutuskan untuk membuat ojek sekolah bagi anak yatim piatu secara gratis yang diberi nama Ojek Gratis dan Uang Saku ( OGUS).

"Ide pertama kami, selain ingin mengantar anak yatim piatu ke sekolah, kami juga ingin memberikan fasilitas kepada para guru swasta, dalam hal ini anggota Berkas yang kebanyakan tidak mampu membeli sepeda motor atau sepeda motornya yang sudah usang, tapi belum mempunyai uang untuk membeli unit yang baru," kata dia.

Anggota DPRD Sumsel Ngotot Naikkan Tunjangan

Purnomo mengatakan, para relawan yang tergabung dalam Komunitas Berbagi dengan Ikhlas (Berkas) saat ini berasal dari warga biasa hingga guru.

Para relawan yang terlibat dalam program Ojek Gratis dan Uang Saku (OGUS) di Komunitas Berkas, adalah Jiono (guru), Wahyudi, Sulis, Wahab (guru), dan juga seorang ibu guru bernama Miftah.

"Semoga kegiatan ini bisa mendukung progam pemerintah dalam hal wajib belajar. Meskipun tidak seberapa, tapi kami pengin bisa berbuat demi sesama," kata Purnomo.

Sementara itu, Purnomo juga menjelaskan, saat ini kendaraan dan relawan pengemudi masih terbatas.

Hal ini membuat Purnomo baru sebatas melayani anak-anak yang berada di Kecamatan Modo, Babat, serta Kedungpring.

"Mohon maaf, karena tenaga dan unit kendaraan masih terbatas, jadi belum semua dapat terlayani. Namun ini Alhamdulillah, ada tambahan lagi dari donatur satu sepeda motor dan satu tossa (kendaraan bermotor roda tiga), mungkin minggu depan sudah mulai bisa digunakan," kata Purnomo.

Berapa Gaji PNS Sekarang Sampai Jadi Incaran? Segini Tunjangan Golongan Terendah hingga Tertinggi

Dalam keterbatasannya, Purnomo optimistis tambahan kendaraan yang disumbang oleh para donatur dapat lebih banyak melayani siswa yatim piatu untuk berangkat ke sekolah.

Sementara, tenaga pengantar atau tukang ojek yang mengantar anak-anak, masih berasal dari anggota yayasan komunitas sosial Berkas, terutama para guru swasta.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved