Mahasiswa Unitas Meninggal Saat Ikut Pradiksar Menwa, Dia Sempat Pamit dan Sujud

Kepala Desa Tanjung Baru, Budi mengatakan bahwa pihak panitia hanya mengajukan izin lisan kepada dirinya untuk menggelar kegiatan tersebut.

Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/RESHA
Tenda barak tempat pendidikan dasar (Diksar) Menwa di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir yang terlihat sepi pada Kamis (17/10/2019). 

PALEMBANG, SRIPO -- Seorang Mahasiswa Universitas Taman Siswa Palembang, meninggal setelah mengikuti pra pendidikan dasar Resimen Mahasiswa di Desa Senai Ogan Ilir Palembang. Muhammad Akbar (19) meninggal saat mengikuti pra pendidikan dasar yang tiba-tiba keram dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat di Ogan Ilir. Dari hasil visum, adanya benturan benda tumpul dibagian alat vital korban.

Orangtua korban, Tito (46) yang ditemui di RS Bhayangkara Palembang menuturkan, tidak ada firasat sama sekali atas meninggal anak pertamanya ini.

"Sebelum pergi, dia sempat pamit dan sujud. Dia berkata mau ikut diksar menwa di Inderalaya," ujar Tito berupaya menahan tangis, Kamis (17/10).

Lanjut Tito, anak pertamanya tersebut izin berangkat untuk mengikuti pra diksar Menwa selama seminggu. Ia berangkat pada Hari Minggu (13/10/2019) untuk mengikuti pradiksar.

Setelah itu, mendapat kabar kalau anaknya masuk rumah sakit pada Rabu (16/10/2019) karena keram kaki. Setelah sempat di rawat di rumah sakit, akhirnya Akbar meninggal pada hari itu juga.

"Masih berduka, nanti baru akan mengambil langkah hukum setelah pemakaman," pungkasnya.

Disisi lain, sebelum jenazah Muhammad Akbar masuk mobil, Komandan satuan 604 Unitas Palembang Agus Giyawa tiba-tiba masuk ke dalam mobil ambulance.

Agus langsung sujud di kaki ibu Muhammad Akbar dan meminta maaf. Suasana yang telah haru, bertambah pecah di dalam mobil ambulance ketika Agus sujud di kaki ibu korban.

Ibu korban, tidak bisa menahan tangis atas kepergian anak pertamanya tersebut. Karena suasana haru, membuat teman Agus masuk ke dalam mobil dan mengajak Agus keluar mobil ambulance. Menurut Agus, kejadian setelah istirahat makan siang. Tiba-tiba korban mengaku bila kakinya keram. Dilakukan tindakan dengan membawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.

"Sebelum berangkat, juga sudah di cek kesehatan dan kami meminta persetujuan langsung. Kami tidak bisa bilang ada kekerasan atau tidak, biar polisi yang menentukan," ujarnya.

Sedangkan Komandan Resimen Mahasiswa Sumsel Rano Karno mengungkapkan bila pra diksar ini diikuti dari UMP dan Unitas Palembang.

"Pelaksana pra diksar ini dari UM, karena dari Unitas hanya 4 orang jadi ikut gabung dengan UMP. Ini hanya sifat sosial dan pengenalan menwa berlokasi di Desa Tanjung Senai Ogan Ilir," ujarnya.

Pra diksar ini, dilaksanakan selama satu Minggu. Para peserta ini dilaksanakan di Ogan Ilir untuk pengenalan mengenai Menwa.

"Hanya sosialisasi, tidak ada kekerasan," katanya.

Setelah dilakukan visum di RS Bhayangkara Palembang, ditemukan adanya dugaan kekerasan dengan benda tumpul di bagian alat vital korban.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved