Berita PALI
Kualitas Udara di Talang Ubi PALI Masuk Kategori tidak Sehat
Kualitas udara di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) kekinian masuk dalam kategori tidak sehat.
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Tarso
Laporan wartawan sripoku.com, Reigan Riangga
SRIPOKU.COM, PALI -- Kualitas udara di Kabupaten PALI atau Penukal Abab Lematang Ilir kekinian masuk dalam kategori tidak sehat, Senin (14/10/2019).
Hal ini diketahui, berdasarkan pantauan dari Aplikasi Airvisual, yakni IQAir Air Visual menyebut kualitas udara di Talang Ubi Kabupaten PALI 139 AQI US.
Berdasarkan aplikasi tersebut, khusus wilayah Talang Ubi air quality index (AQI) and PM2,5 air pollution is 139. Artinya, tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Herman warga Simpang Tais Kecamatan Talang Ubi mengatakan, bahwa di wilayah Bumi Serapat Serasan ini khususnya di daerah Kecamatan Talang Ubi asap begitu pekat.
Kabut asap ini terjadi kata dia, sejak Minggu (13/10/2019) malam hingga Senin (14/10/2019) menjelang malam hari.
Tentu kondisi demikian sangat rentan bagi warga terutama balita.
"Kami keluar rumah saja mata sudah perih karena penglihatan terganggu asap. Apalagi kesehatan bagi anak-anak kecil," jelas Herman, Senin.
• Kunker ke Prabumulih, Febrita Lustia Berharap PKK Prabumulih Bisa Tingkatkan Prestasi Nasional
• Rumah Penjaga Sekolah di SDN 24 Lawang Kidul Muaraenim Terbakar
• Tak Punya Uang untuk Membeli Minuman Keras, Dua Sopir J&T Express Gelapkan Satu Koli Handphone
Selain penglihatan, kata dia pernapasan juga terganggu, lantaran pekatnya asap.
"Akibat asap ini Jelas kesehatan warga terganggu, seperti sesak napas," katanya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bakrin Ama menyebutkan bahwa kualitas udara di Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI sudah masuk level tidak sehat.
Menurut dia, jika dibiarkan seperti ini tentu lama kelamaan akan menjadi berbahaya.
Dari itu, kata dia, pihaknya saat ini tengah mengukur kelembapan udara di berbagai perusahaan di Talang Ubi.
"Selama seminggu kedepan kita memantau kualitas udara di tiap PT," katanya.
Selain itu, jelas dia, pihaknya berkoordinasi dengan DLH provinsi untuk terus memantau kualitas udara di Bumi Serapat Serasan.
"Kita tidak punya alat sendiri untuk mengukur kualitas udara. Jadi, kita berkoordinasi dengan pihak provinsi," jelasnya.(cr2)