Titik Panas di Sumsel Turun, BMKG Minta Warga Siapkan Drainase yang Baik, Ada Apa?
BMKG SMB II menyatakan titik panas di Sumsel berkurang. Masyarakat diminta menyiapkan drainase yang baik.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II merilis data kondisi cuaca terkini di Sumsel.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Sumsel, Bambang Beny, mengatakan titik panas di Sumsel turun dan hanya tinggal tujuh titik panas saja.
• Diguyur Hujan 2 Kali, Kabut Asap di Ogan Ilir Mulai Berkurang dan Pemadaman Titik Api Lebih Mudah
• BPBD Ogan Ilir tidak Mau Menganggap Remeh Setiap Munculnya Hotspot atau Titik Api Kecil
• Kurun Waktu 24 Jam Terakhir, Satelit Pantau ada Sebanyak Sembilan Titik Api (Hotspot) di Sumsel
"Alhamdulilah titik panas mulai berkurang dan titik panas yang memberikan konstribusi dampak kabut asap masuk Palembang juga sudah minim," ujarnya, Kamis (3/10/2019).
Hal ini terjadi karena seiring melemahnya badai tropis mitag di Laut Cina Selatan dan posisi matahari yang di khatulistiwa menyebabkan mulai muncul tekanan rendah wilayah belahan bumi selatan dan adanya sirkulasi di wilayah Indonesia.
• Bandara Diselimuti Kabut Asap, Pesawat Sempat Berputar-putar 22 Menit
• Penerbangan di Bandara SMB II Palembang Sempat Lumpuh, Kabut Asap Kembali Selimuti Kota Palembang
• Kabut Asap Bisa Timbul Lagi, Irwasum Mabes Polri Minta Stakeholder di Sumsel Tetap Koordinasi
Adanya Sirkulasi Eddy di sekitar Kalimantan atau yang sering disebut Borneo Vortex menyebabkan perlambatan massa udara yang signifikan yang sarat uap air dari Laut Jawa dan membentuk pertemuan massa udara yang menuju sirkulasi tersebut.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya Sistem Konvektif Skala Meso (MCS/Meso Scale Convective System) yakni barisan awan Cumulonimbus atau awan hujan berwarna hitam berbentuk kembang kol yang memiliki panjang berkisar 100-250 Km.
• Sulit Temukan Awan Cumulonimbus di Sumsel, Upaya TMC untuk Hujan Buatan, Tim BPPT Tetap Siaga
• Dikepung Awan Cumulonimbus, Hujan Tidak Merata
• Awan Cumulonimbus Muncul, Wilayah Sumsel Bakal Diguyur Hujan
Indikasi dari MCS ini adalah hujan akan berlangsung lebat dan disertai petir dan angin kencang dalam waktu sebentar dilanjutkan hujan ringan dalam waktu yang relatif lama.
Fenomena MCS sendiri di wilayah Sumsel umumnya terjadi pada rentang waktu malam hari hingga ke pagi hari yang frekuensinya akan meningkat seiring musim peralihan dan masuknya musim penghujan.
• Matahari Menuju Ekuator, Bibit Awan-awan Hujan Bermunculan Lalui Sumsel
• Doa yang Dipanjatkan Rasulullah Saat Turun Hujan dan Setelah Hujan Reda, Bacaan Arab, Latin dan Arti
• Hujan Buatan Dinilai Berhasil Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan dan Sumatera
MCS yang terjadi pada hari ini 03 Oktober 2019 mulai terjadi sejak jam 02.00 dini hari masih berlangsung saat rilis ini dibuat.
Dari sumber LAPAN hingga pagi ini tercatat penurunan titik panas hingga hanya tinggal 7 titik panas yang memiliki tingkat kepercayaan lebih dari 80 persen.
• BMKG Sumsel Prediksi Potensi Hujan Sampai 27 September Meski Musim Kemarau Hingga November
• Inovasi Warga Petrans Jaya Atasi Kemarau; Penampung Itu Diberi Nama Embung Jaya Sakti
• Dampak Musim Kemarau, Penambang Pasir Di OKU Timur Kesulitan Dapatkan Pasokan Pasir
Sedangkan titik panas yang berpengaruh terhadap masuknya asap ke wilayah Kota Palembang yakni dari wilayah Sumsel Bagian Tenggara hanya tinggal dua titik panas dengan tingkat kepercayaan kurang dari 80 persen yang terdeteksi yakni wilayah Pampangan dan Pematang Panggang.
Sedangkan jarak pandang terendah yang tercatat di Bandara SMB II pada pagi ini sempat menyentuh angka 400 m akibat asap dan menyebabkan empatpenerbangan yang tertunda.
• Jarak Pandang 300 Meter, Penerbangan Pagi Delay
• Video: Kabut Makin Menebal, Kualitas Udara Palembang Mulai tak Sehat, Jarak Pandang Hanya 300 Meter
• Kabut Asap Tipis Selimuti Palembang, Warga Keluhkan Jarak Pandang Minim
"Kita himbau masyarakat untuk menyiapkan drainase yang baik di lingkungannya untuk menghindari timbulnya genangan atau potensi banjir dan tetap update di aplikasi InfoBMKG di telpon pintar untuk mendapatkan informasi peringatan dini cuaca ekstrim dari BMKG," tutupnya.