Hujan Buatan Dinilai Berhasil Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan dan Sumatera

Kondisi cuaca yang masih musim kemarau mengharuskan hujan buatan dilakukan untuk dapat mengatasi karhutla yang masih terjadi.

Editor: Bejoroy
TRIBUN SUMSEL.COM/Rahmat Aizullah
Jalan lintas Sumatera di Kabupaten Muratara terlihat basah setelah diguyur hujan, Senin (23/9/2019) sore. 

SRIPOKU.COM, JAKARTA - Kondisi cuaca yang masih musim kemarau mengharuskan hujan buatan dilakukan untuk dapat mengatasi karhutla yang masih terjadi.

Satu-satunya cara untuk dapat menghilangkan asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah hujan, baik secara alami maupun buatan.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) belakangan akhirnya telah berhasil menurunkan hujan buatan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Satu Kali Terbang 800 Kg Total Sehari Semai 3,2 Kg, Upaya Tim TMC Turunkan Hujan Buatan di Sumsel

Hujan Hingga 27 September

Melihat banyaknya potensi bibit awan hujan, BPPT menaburkan kapur tohor aktif pada awan-awan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Hasilnya, hujan buatan sukses mengurangi sebaran titik api di wilayah-wilayah tersebut.

BPPT menyebutkan, pihaknya sudah menurunkan hujan buatan sebanyak 70 juta meter kubik di wilayah Kalimantan Barat untuk menghalau asap akibat karhutla.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto mengatakan, hujan buatan telah turun di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sumatera dari hasil pengerjaan terhadap awan-awan oleh dua pesawat yang dilakukan BPPT, yakni pesawat Casa 212-200 dan CN 295.

"Hasilnya, dalam beberapa hari terakhir, Kalimantan Barat sudah hujan dengan intensitas cukup merata dan signifikan. Besaran angka hujannya sekitar 70 juta meter kubik," kata Seto dalam jumpa pers di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (24/9/2019).

Selain itu, kata dia, wilayah Kalimantan Tengah, tepatnya Palangkaraya juga sudah terjadi hujan sejak Jumat (20/9/2019) lalu di daerah Pulang Pisau meski tak sebanyak dan semerata di Kalimantan Barat.

Di Kalimantan Tengah, hujan buatan yang turun baru sebanyak 15 juta meter kubik.

Jumlah tersebut, dikatakannya belum mampu meredam kepekatan asap yang terjadi akibat karhutla secara signifikan.

Sementara di Riau, kata dia, saat ini sudah terjadi hujan yang intensitasnya lebih sedikit dari Kalimantan Barat tetapi lebih banyak dari Kalimantan Tengah.

"Yaitu 30 juta meter kubik. Dalam beberapa hari terakhir juga Jambi sudah hunan dan hari ini Palembang sudah hujan," kata dia.

Asap Pekat Hanya Sampai September
BPPT memprediksi, asap-asap akibat karhutla bisa berkurang sampai akhir September ini. Hal tersebut merupakan bukti efektifnya hujan buatan yang dilakukan.

"Ke depan di wilayah Sumatera, perkiraan kami sampai akhir bulan ini (September) akan terjadi pengurangan kepekatan asap yang signifikan," kata Seto.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved