Berita Muratara
KPK Sebut Korupsi Paling Sering Fee Proyek, Suap & Gratifikasi, Ini Dampaknya terhadap Harga Proyek
KPK Sebut Korupsi Paling Sering Fee Proyek, Suap dan Gratifikasi, Ini Dampaknya terhadap Harga Proyek
Jangan Kira Jauh dari Jangkauan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Kedatangan KPK RI ke Muratara diwakili Koordinator Wilayah (Korwil) II Koordinasi Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah), Abdul Haris.
Rombongan KPK disambut langsung oleh Bupati Muratara Syarif Hidayat dan Wakil Bupati Devi Suhartoni di auditorium lantai II, Kamis (3/10/2019).
Korwil II Korsupgah KPK RI, Abdul Haris mengatakan, kedatangan pihaknya dalam rangka monitoring dan evaluasi tindak lanjut program pemberantasan korupsi terintegrasi.
"Hari ini kami memberikan pencerahan tentang tindak pidana korupsi agar para pejabat di sini (Muratara) tidak melakukan korupsi," kata Abdul Haris.
Ia menegaskan, meskipun Kabupaten Muratara jauh dari jangkauan pengawasan KPK, namun kegiatan pemerintah daerah di era digital saat ini tetap termonitori.
• Aksi Mahasiswa Tolak RKUHP dan Revisi UU KPK di DPR RI, Indro Warkop Sebut Omong Kosong!
• Imam Nahrawi Jadi Tersangka KPK, Gaya Modis Istrinya Disoroti, Pekerjaan Obib Nahrawi tak Main-main
"Era digital ini alat sudah canggih, jangan kira Muratara ini daerahnya jauh dari jangkauan kami, tapi apapun kegiatan di sini tetap termonitori," katanya.
Pihaknya tidak pernah bosan mengingatkan para pejabat agar jangan sesekali melakukan tindak pidana korupsi yang berdampak pada kerugian keuangan negara.
"Hari ini kami mengingatkan, jangan sampai KPK datang melakukan penindakan, karena contoh sudah banyak di beberapa daerah," tegasnya.
Abdul Haris mengajak seluruh pejabat agar bekerja dengan hati yang ikhlas, serta tidak bekerja untuk mengejar duniawi semata, melainkan akhirat juga.
Menurutnya, urusan rejeki sudah diatur oleh Tuhan, sehingga bagaimana pun seseorang berusaha memperkaya diri dengan jalan yang salah maka akan menjadi celaka.
"Saya yakin rejeki itu sudah diatur. Kadanga kita maksa untuk jadi orang kaya, tapi tetap begitu-begitu saja. Ada juga orang kerja biasa-biasa saja, tapi lama-lama jadi kaya," ujarnya.
Abdul Haris menyebutkan, melakukan tindak pidana korupsi sama saja menghancurkan diri sendiri, keluarga serta kerabat.
"Kalau sampai sudah tertangkap malu kita, keluarga kita malu, kerabat kita kecewa, karena itu aib. Makanya sering kami ingatkan jangan korupsi," tegasnya. (Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Rahmat Aizullah)