Laporan Eksklusif
Nihil TPS Trotoar Jadi Sasaran
Permasalahan darurat sampah juga terjadi di pemukiman-pemukiman padat penduduk hingga kawasan elite di Palembang.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Soegeng Haryadi
PALEMBANG, SRIPO -- Aroma tak sedap seketika menyeruak, menyerbu masuk ke dalam rongga-rongga hidung. Segerombolan lalat tampak wara-wiri di atas tumpukan sampah di depan Stadion Patra Jaya Jalan DI Panjaitan Plaju Palembang. Dari atas pagar stadion, puluhan monyet tampak asik menyantap makanan sisa dari tumpukan sampah yang dibuang oleh masyarakat. Pemandangan seperti ini hampir setiap paginya terlihat di kawasan tersebut sejak beberapa bulan terakhir.
Padahal, sekitar ratusan meter dari lokasi tersebut ada dua Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang tersedia.
Sama halnya dengan tumpukan sampah di depan pagar Stadion Patra Jaya, di sepanjang trotoar Kertapati masalah klasik masyarakat membuang sampah sembarangan di sana seakan tiada habisnya.
Tak hanya di pinggir jalan hingga trotoar, permasalahan darurat sampah juga terjadi di pemukiman-pemukiman padat penduduk hingga kawasan elite di Palembang.
Minimnya tempat pembuangan sampah disediakan pemerintah, diklaim menjadi salah satu penyebab warga lebih memilih membuang sampah pada lahan-lahan kosong.
Seperti di kawasan Sekip Bendung, tumpukkan sampah membentang luas di sebuah lahan kosong. Meski telah ada imbauan dilarang membuang sampah, namun warga terkesan cuek dan terus mengulangi membuang sampah. Sama halnya, di kawasan elite di tengah kota Palembang di Jalan Syakyakirti IT I Palembang. Di sebuah lahan dengan luas sekitar 15 x 20 m2 tumpukkan sampah rumah tangga tampak menumpuk.
Selain itu, dalam kondisi musim kemarau seperti ini tumpukkan sampah juga terlihat di pinggiran Sungai Musi Palembang. Air Sungai Musi yang surut membuat sampah-sampah tersebut tampak terlihat jelas berserakan.
Ida, salah seorang warga Kertapati mengaku membuang sampah di sepanjang trotoar lantaran di daerah Kertapati minim TPS. Sehingga warga yang enggan datang jauh menuju TPS terpaksa membuang sampah sembarangan.
"Tidak tahu siapa yang mulai, tetapi sudah terbiasa warga buang sampah di trotoar. Kalau mau ke TPS jauh, jadi terpaksa buang ke sini (trotoar)," ujarnya, Senin (16/9).
Amran, warga Plaju lainnya juga mengaku membuang sampah di depan pagar Stadion Patra Jaya Palembang lantaran malas ke TPS. Terlebih, bak sampah yang berada di Plaju kerap kali dipenuhi sampah-sampah rumah tangga.
Maka itu, ia bersama oknum warga lainnya seakan tanpa bersalah menjadi kebiasaan membuang sampah di sana.
"Biasanya warga pagi buang sampahnya. Kalau siang sampai sore sudah ada mobil sampah yang angkut kok," jelasnya.
Kepala Dinas DLHK Kota Palembang, Alex Fernandus menjelaskan banyak sampah yang berserakan di kota pempek karena minimnya kesadaran masyarakat akan kebersihan, padahal pihaknya gencar melakukan sosialisasi. Bahkan diakuinya permasalahan ini merupakan kebiasaan lama wong kito yang masih sulit hilang hingga saat ini.
Permasalahan sampah, kata Alex sudah sering disosialisasikan oleh pihaknya dari tingkatan camat hingga RT agar menjaga lingkungan dan jangan membuang sampah sembarangan. "Ini kebiasaan lama wong kito, padahal kami terus lakukan sosialisasi dan peringatan," tegasnya.
Menurutnya, memang saat ini jumlah TPS dinilai masih kurang untuk menampung jumlah sampah yang dihasilkan oleh wong Palembang. Apalagi saat ini pihaknya hanya mampu mengandalkan TPA Sukawinatan untuk menampung sampah, sementara TPA Keramasan sedang dalam tahap perbaikan jalan. Permasalahan pembebasan lahan, juga diklaim menjadi penyebab utama pPemkot Palembang tak bisa membangun TPS-TPS baru di kota Palembang.