Berita PALI
Kemiskinan yang Menderanya, 4 KK di Kabupaten PALI ini Terpaksa Mendiami Bangunan Kios Pasar
Empat kepala keluarga warga Desa Talang Bulang Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI terpaksa menempati bangunan kios pasar yang tidak digunakan.
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Tarso
Laporan wartawan sripoku.com, Reigan Riangga
SRIPOKU.COM, PALI -- Empat kepala keluarga warga Desa Talang Bulang Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI atau Penukal Abab Lematang Ilir terpaksa menempati bangunan kios pasar yang lama tidak digunakan, lantaran tidak memiliki rumah untuk dihuni.
Bangunan kios pasar yang letaknya di Desa Talang Bulang ini dibangun menggunakan APBD Kabupaten Muaraenim tahun anggaran 2009 lalu dan kini tampak terlihat kumuh lantaran tak pernah digunakan.
Kios-kios pasar ini luasnya berukuran 2×2 dengan dipasang dinding papan serta terpal sebagai sekat antara penghuni serta sebagai pelindung dari terpaan angin dan air hujan.
Salah seorang penghuni bangunan pasar, Asiman (60) mengaku dirinya dan keluarganya terpaksa menempati bangunan kios tak digunakan ini lantaran tidak ada pilihan, karena keluarganya tidak punya tempat tinggal.
Dirinya dan keluarganya nekat menghuni bangunan pasar yang kondisinya saat ini terlihat kumuh dan banyak atap sudah berkarat serta bocor.
"Kerja kami hanya mengambil upah sadap karet yang berpenghasilan tidak seberapa. Jangankan untuk bangun rumah, untuk makan saja kami terpaksa sering tidak berlauk," ungkap Asiman.
Menurutnya, pihaknya tidak mengetahui penyebab persis bangunan pasar ini tidak digunakan sejak dibangun Tahun 2009 lalu.
"Kami telah izin dengan pemilik lahan yang telah menghibahkan tanah ini untuk menempati sembari merawat bangunan pasar ini. Kami sudah tempati bangunan ini sejak lima tahun lalu," ujarnya.
Sama halnya dengan Herwana (40) bersama suami dan tiga anaknya harus rela berdesakan di ruang sempit setiap harinya karena kemiskinan menghimpit kehidupan keluarganya.
• Kebun Raya Sriwijaya di Indralaya Utara Ogan Ilir Terbakar, Pengelola Tutup Kunjungan untuk Umum
• Agung Dibacok Begal Sadis Hingga Sekarat Dekat Flyover Jakabaring, Modusnya Pinjam Handphone
• Pelaku Begal di Sekayu Ini Incar calon Korbannya Seorang Perempuan Sedang Naik Motor Sendirian
Menurut Herwana, pendapatan keluarganya hanya 10 Kilogram getah setiap minggu, hasil itu pun harus dibagi dua dengan pemilik kebun.
"Jadi kami hanya bisa beli beras saja setiap minggu, itupun masih kurang untuk mencukupi kebutuhan makan satu keluarga," ujarnya.
"Menyiasatinya, kami mencari sapu lidi untuk kemudian dijual atau ditukar beras, sementara untuk lauknya cukup garam terkadang mencari daun singkong atau sayuran lainnya yang tumbuh liar di sekitar sini," katanya menambahkan.
Tidak ada harapan atau permintaan yang disampaikan Herwana, dirinya hanya berharap seluruh anggota keluarganya diberikan kesehatan dari yang maha kuasa.
"Suami saya sekarang tengah sakit, namun masih memaksakan untuk tetap bekerja karena terdorong kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Untuk bantuan pemerintah memang sering kami dapatkan, tapi belum bisa meringankan beban hidup kami," katanya.
