Gugur Sebelum Terwujud, Inilah Kisah Slamet Riyadi Pencetus Terbentuknya Pasukan TNI Kopassus
Gugur Sebelum Terwujud, Inilah Kisah Slamet Riyadi Pencetus Terbentuknya Pasukan TNI Kopassus
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Gugur Sebelum Terwujud, Inilah Kisah Slamet Riyadi Pencetus Terbentuknya Pasukan TNI Kopassus
SRIPOKU.COM - Sosok Slamet Riyadi cukup melegenda lantaran selalu berparitsipasi dalam pertempuran melawan penjajah Belanda dan pemberontak.
Slamet Riyadi juga merupakan pencetus ide pertama pembentukan Kopassus, yang kemudian baru direalisasikan oleh Alex Kawilarang.
Sayangnya, Slamet Riyadi tak bisa melihat Kopassus terbentuk lantaran ia telah gugur terlebih dahulu dalam sebuah pertempuran.
Dua perwira Indonesia, yakni Slamet Riyadi dan Alex Kawilarang, yang menyaksikan kehebatan tempur mereka, kemudian berencana membuat pasukan serupa.
Slamet Riyadi akhirnya gugur sebelum cita-citanya tercapai. Tapi Kawilarang kemudian mewujudkannya saat ia menjadi panglima Teritorium III Siliwangi.
Berikut ulasan selengkapnya yang telah Sripoku.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa, (10/9).

• 2 Anak Petani Ini Jadi Lulusan Terbaik Secata Prajurit TNI AD Rindam IV/Diponegoro, Ini Sosoknya
• Hari Ini Udara Palembang dan Sekitarnya Kategori Tidak Sehat, Cuaca Didominasi Kabut Asap Karhutla
• Fantastis! Gaji Perbulan Pengasuh Anak Artis Ini Ternyata Dibayar Setara dengan Gaji Menteri!
Sosok Slamet Riyadi Pelopor Pembentukan Kopassus
Dilansir dari Tribun Jabar dalam artikel 'Slamet Riyadi, Pelopor Pembentukan Kopassus, Sosok Melegenda Penggempur Penjajah dan Pemberontak', Slamet Riyadi memang melegenda karena jejak tempurnya yang berhasil menaklukan lawan.
Slamet Riyadi kerap menjadi komandan tempur melawan pihak Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia.
Ia menggempur penjajah pada Agresi Militer Belanda I di sejumlah wilayah.
Mulai dari, Ambarawa, Semarang, hingga kawasan di sekitar Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
Namun, ia sempat keteteran saat ada serangan dari pihak Belanda di Yogyakarta pada 1948.
Sebenarnya, Slamet Riyadi dan pasukannya sudah mencegah pihak Belanda masuk ke ibukota.
Namun, nyatanya serangan itu tak cukup untuk menghalau lawan.
