Running Eksklusif: Pembangunan Gedung Sekolah Jangan Hanya Cari Lokak
Pengamat Pendidikan Sumse) Prof Jalaluddin berkata terkait bangunan gedung SMPN 9 Talang Ubi Kabupaten PALI (Penukal Abab Lematang Ilir) yang tak difu
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM, PALI - Pengamat Pendidikan Sumatera Selatan (Sumsel) Prof Jalaluddin berkata terkait bangunan gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 9 Talang Ubi Kabupaten PALI (Penukal Abab Lematang Ilir) yang tak difungsikan, dibangun tanpa melalui studi kelayakan.
Menurut Prof Jalaluddin yang juga mantan rektor UIN Raden Fatah Palembang membangun itu menggunakan uang rakyat.
• Tes Tahap II Penerimaan SMPN 9
• Masuk SMPN 9 Dites Setingkat Mahasiswa
Apasaja saja bentuk dan peruntukannya karena rakyat membayar pajak.
Jika ingin membangun, kata dia, ada yang namanya studi kelayakan, seperti merangkul perguruan tinggi untuk berdiskusi dimana tempat yang cocok dibangun gedung tingkat SMP yang dapat dan mudah dijangkau untuk murid dan guru.
"Jadi, jangan asal membangun karena harus ada yang namanya studi kelayakan. Jika bangunan itu dari Tahun 2016 tak digunakan, artinya tanpa melalui kajian itu," ungkap Prof Jalaluddin, Minggu (25/8/2019).
Ia mencontohkan, terdahulu ada namanya Sekolah Dasar Inpres yang hanya mementingkan dibangun di lahan yabg harganya murah, tanpa mempertimbangkan lokasi serta peradaban. Sehingga tidak ada yang mau bersekolah disana baik siswa dan gurunya.
"Seperti SD Inpres yang dulu, hanya negosiasi karena lahan murah jadi dibangun dan akhirnya tidak ditempati. Artinya, studi dan pengawasannya tidak jelas. Jadi bahasa Palembangnya jangan haya cari lokak," jelasnya.
Terkait pembangunan gedung sekolah yang bakal diperuntukan pengembangan wilayah dan penyebaran sekolah di Bumi Serapat Serasan ini, menurut Prof Jalaluddin, pemikiran tersebut tak sejalan dengan studi kelayakan.
Dimana, studi kelayakan itu, layak pakai serta layak kunjung, sehingga siap digunakan bagi siswa dan guru
Jika hanya berasumsi seperti demikian, jelas Jalaludin, bisa saja untuk pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dibangunkan Universitas di Sungsang Kabupaten Banyuasin, namun siapa yang mau kuliah disana.
"Jadi, itu kan andai-andai namanya. Seperti pepatah bilang, menenam jika diatas kalau, maka tumbuhnya jikalau. Arinya, itu berandai-andai karena tidak ada studi kelayakan," ujarnya.
Jika gedung baru tersebut tetap ingin digunakan, maka satu-satunya jalan, lanjut dia, dibuatkan asrama serta perumahan guru dan lebih baik lagi jika diberikan beasiswa untuk para siswa.
Dirinya berharap kepada dinas terkait untuk mencarikan solusi, mengingat siswa dan guru SMPN 9 Talang Ubi yang saat menumpang belajarnya di gedung SD. Prestasi mereka cukup membanggakan di tingkat SMP se-Kabupaten PALI.
"Sesuai dengan hadis nabi, apabila menyerahkan suatu urusan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggu kehancuran dan saya harap yang berkepentingan segera mencarikan solusi terhadap dunia pendidikan di Bumi Serapat Serasan," jelasnya.
Sebelumnya diketahui, bangunan gedung SMPN 9 Talang Ubi ini telah dibangun pada Tahun 2016 lalu menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daeah (APBD) PALI.