Memiliki Kebiasan Tak Lazim, Bocah Penggigit Hewan di Cianjur Akan Mendapat Penanganan Serius

Memiliki Kebiasan Tak Lazim, Bocah Penggigit Hewan di Cianjur, Akan Mendapat Penanganan Serius

Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Fadhila Rahma
Kompas.com
Bocah 11 tahun di Cianjur memiliki kebiasaan tak lazim, akan mendapat penanganan serius 

“Bukan saja untuk dirinya sendiri namun juga khawatir akan berdampak bagi lingkungan sekitarnya. Sekarang masih kecil sasarannya ke binatang, kalau sudah besar kan kita tidak tahu, bisa saja ke orang,” ujarnya.

Junaedi sendiri mengaku mengenal RMY karena sering main di lingkungan kantor desa.

Namun tak menyangka jika anak tersebut punya kelainan dalam memperlakukan binatang.

“Kodok itu katanya kalau belum mati terus saja dimainkan. Kalau masih bunyi dicekik bahkan ditarik-tarik kakinya hingga putus,” ucapnya.

Karena itu, meski pernah diperiksa petugas kesehatan dari puskesmas setempat, namun perlu penanganan khusus yang berkelanjutan terhadap kondisi RMY.

“Kalau sekilas sepertinya ada keterbelakangan mental. Kalau komunikasi dengan ibunya dan berinteraksi dengan tetangganya dia bisa, meski tentu tidak normal seperti anak pada umumnya,” tambahnya.

LIVE STREAMING TVRI Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 Aksi Jojo dan Ginting, Akses di Sini

Inilah 5 Bank yang Tawarkan Bunga Deposito Tertinggi

Di Balik Tumbangnya Ratu Bulu Tangkis Dunia, Ada Sentuhan Indonesia

Ada Jurus Jitu Marc Marquez yang Disiapkan untuk Menumbangkan Rekor Valentino Rossi

Diberitakan sebelumnya, RMY (11), bocah asal Cianjur, Jawa Barat punya kebiasaan tak lazim.

Ia kerap berburu binatang yang ada di sekitar rumahnya untuk diajak bermain hingga binatang itu mati dicekik atau digigitnya.

Selain kodok dan hewan piaraan tetangga, ia juga pernah beberapa kali kedapatan sedang bermain-main dengan seekor ular yang dicarinya di balik bebatuan dan di sawah hingga binatang melata itu mati.

Jika dilarang atau ada orang yang berusaha mencegahnya, ia akan mengamuk dan malamnya mengalami kejang-kejang.

RMY mulai melakukan kebiasaannya itu sejak usia enam tahun, namun pihak keluarga, sebagaimana dituturkan ibunya, Cucu (30) hanya bisa pasrah karena tak punya biaya untuk mengobati perilaku tak lazim anak keduanya itu.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved