Berita OKU
Pohon Duku Berusia Ratusan Tahun di Desa Singapura OKU Kembali Berbuah, Sebagian Sudah Menguning
Pohon duku yang memiliki nama latin Lansium domesticum ini diwariskan turun temurun ke anak cucu dan memberi manfaat (rezeki) hingga sekarang.
Penulis: Leni Juwita | Editor: Sudarwan
Pohon Duku Berusia Ratusan Tahun di Desa Singapura OKU Kembali Berbuah, Sebagian Sudah Menguning
Laporan wartawan Sripoku.com, Leni Juwita
SRIPOKU.COM, BATURAJA - Masyarakat Kecamatan Semidangaji Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan patut bersyukur dan bergembira.
Sebab kini pohon duku berbuah lagi dan sudah mulai menguning.
Tanaman identitas Sumatera Selatan ini memang tahun ini agak telat berbuah dan petani duku hampir kecewa, sebab biasanya musim panen duku ini lebih awal.
Namun di tahun 2019 ini rupanya duku-duku di pohon baru menunjukkan tanda-tanda akan panen.
•
5 Manfaat Tersembunyi Dari Buah Duku Yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Mengusir Nyamuk
•
Menilik Buah Duku Manis Asal Ogan dan Komering, Sering Disebut Duku Palembang
•
Buah Duku Banjir di OKU Selatan, tapi Pedagang Jual dengan Harga Tinggi. Ini Penyebabnya
•
Harga Buah Duku Anjlok, Pedagang Kurangi Pengiriman ke Pulau Jawa, Bisa Rp 5 Ribu Per Kilogram
”Memang baru satu dua biji yang sudah mateng tapi kita bersyukur artinyo pacak nyicip duku dari pohon sendiri,” kata warga Desa Singapura seraya menambahkan tahun ini buah duku tidak selebat tahun sebelumnya.
Selain itu pohon duku di kebun juga tidak berbuah merata.
Ada yang berbuah lebat ada yang sama sekali tidak berbuah.
Pantauan di beberapa desa di Kecamatan Semidangaji, Senin (4/3/2019), tampak pohon-pohon duku di pinggir jalan buahnya mulai ada yang berwarna kuning.
seperti yang tampak di pekerbunan duku di Desa Pengaringan, Desa Singapura dan desa-desa lainnya.
Pohon-pohon duku yang mulai menunjukan buha dan ada yang sudah kuning ini menjadi tumpaun harapan petani, kebahagiaan terpancar di wajah petani duku membayangkan dukunya berbuah.
Petani berharap buah duku ini akan bertahan sampai siap dipanen.
Sebab bila dihantam hujan lebat terus menerus, sebagian buah duku banyak rontok sebelum siap dipanen.
Terlihat di bawah pohon buku sudah banyak sekali buah-buah duku yang belum matang sudah jatuh berguguran.
•
Tak Hanya Durian, Tebingtinggi Juga Penghasil Buah Duku Manis lho
•
VIDEO : Usai Panen Kopi Petani Muaradua Panen Buah Duku
•
Dulu Tenar Jadi Pemeran Jaka dalam Serial Jinny Oh Jinny, 21 Tahun Berlalu, Begini Nasibnya Sekarang
•
Minta Uang Kepada Suaminya, Nisa Ditendang dan Ditampar
Di sisi lain, kegembiraan warga menyambut musim duku ini memang sudah mulai terasa.
Beberapa petani duku mulai memeriksa pohon dukunya bahkan ada yang sudah membersihkan semak belukar di sekelilig pohon duku.
Aktivitas membersihkan pohon duku ini memang sudah menjadi tradisi.
Areal perkebunan duku hanya dibersihkan pemiliknya apabila pohon dukunya berbuah saja.
Selain itu jarang sekali dirawat.
Pohon duku yang sudah tinggi-tinggi dan bercabang banyak ini sekaligus menunjukan bahwa pohon duku sudah berusia ratusan tahun.
Pohon duku di sini memang merupakan “pohon warisan dari nenek moyang’ yang diwariskan secara turun temurun kepada anak cucu sampai beberapa generasi.
Pohon duku yang memiliki nama latin Lansium domesticum ini diwariskan turun temurun ke anak cucu dan memberi manfaat (rezeki) hingga sekarang.
Baturaja sebagai salah satu daerah sentra buah duku menjadikan jenis buah-buahan dari anggota suku Meliaceae ini sebagai tanaman primadona tahunan.
Indikasi ini terlihat dari hamparan kebun duku (dalam bahasa setempat Kampungan buah duku).
Di kabupaten yang berjuluk Bumi Sebimbing Sekundang ini memiliki tanaman duku yang menyebar dihampir semua kecamatan dihuni oleh penduduk asli Suku Ogan.
Namun kali ini musim dukunya tidak panen serentak.
Di beberapa kecamatan lainnya sudah lebih dulu panen.
Di Semidangaji sebagian besar buahnya masih berwarna hijau dan baru satu dua saja yang kuning.
====
