Mentawai Masuk Zona Perhatian Khusus, BMKG Pasang 50 Alat Pendeteksi Gempa di Pesisir Sumbar
Situs website prediksi khusus gempa, Ditrianum, melansir gempa bumi dalam skala besar atau disebut Mega Thrust berpotensi terjadi akhir Februari 2019
SRIPOKU.COM , JAKARTA - Situs website prediksi khusus gempa, Ditrianum, melansir gempa bumi dalam skala besar atau disebut Mega Thrust berpotensi terjadi akhir Februari 2019 ini.
BMKG pun bergerak segera memasang 50 alat pendeteksi gempa di Sumbar.
Gejalanya diprediksi mulai muncul bertepatan dengan Hari Valentine 14 Februari ini. Ditrianum dikelola peneliti gempa bumi dari Belanda, Frank Hoogerbeests.
Berita Lainnya:
• Gempa Bumi 5,0 Skala Richter Guncang Kabupaten Morotai Provinsi Maluku Utara
• BREAKING NEWS: Gempa Bumi 5.3 Skala Richter Guncang Simeulue Aceh
Ramalan Frank Hoogerbeests ini dilansir www.express.co.uk Senin (11/2/2019). Penyelarasan planet yang dimulai pada Hari Valentine membuat beberapa peneliti gempa dalam siaga tinggi.
Para peneliti karena mereka percaya bahwa getaran dahsyat "mega-thrust" sedang dalam perjalanan.
Planet Uranus, Mars, Venus dan matahari semuanya saling menarik-narik dengan Planet Bumi dan berpotensi melepaskan getaran besar.
Planet-planet akan memiliki tarik-menarik gravitasi di seluruh sistem tata surya dan akan menarik dari semua sisi di lempeng tektonik Bumi.
Perkiraan tersebut dibuat oleh situs web prediksi gempa zaman baru Ditrianum, yang dijalankan oleh peneliti Frank Hoogerbeets. Dia berkata: "Geometri bulan kritis di kemudian hari pada tanggal 10 dan awal 11 memiliki potensi memicu aktivitas seismik yang lebih besar, mungkin ke kisaran pertengahan 6 skala, mungkin bahkan lebih tinggi.
"Secara keseluruhan, paruh kedua Februari, mulai sekitar tanggal 14 akan menjadi sangat kritis dengan potensi gempa dorong-mega antara tanggal 20 dan 28 Februari."
Namun Hoogerbeets tidak bisa memprediksi secara akurat di mana "gempa bumi dahsyat" atau megathrust ini akan terjadi. "Akan terjadi, tetapi jika itu menjadi, itu pasti akan menghancurkan setidaknya satu negara, jika tidak di seluruh dunia," tulis Hoogerbeests. Meskipun demikian, tak berarti tak ada upaya yang dilakukan di Indonesia.
Rilis resmi BMKG, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa BMKG akan segera memasang 50 Unit Earthquake Early Warning System (EEWS) di Provinsi Sumatera Barat, "50 Unit EEWS ini nantinya akan ditempatkan di Kepulauan Mentawai dan di pesisir Sumbar" ungkap Dwikorita di Auditorium Kantor Gubernur Sumbar.
"EEWS akan memberikan peringatan dini bahaya guncangan yang ditimbulkan akibat gempa, dengan memanfaatkan selisih waktu tiba gelombang P dan S. Sistem ini bermanfaat mengurangi dampak kerusakan infrastruktur vital misalnya pembangkit listrik, mesin-mesin pabrik, dan masih banyak lagi, dengan cara mematikan sistem kelistrikan atau sistem mekanik secara otomatis ketika ada peringatan" tambah Dwikorita.
BMKG telah menyampaikan pada pemerintah Sumatera Barat bahwa zona bahaya kegempaan berdasarkan analisis distribusi spasial B-value, hasil penelitian dari tim Puslitbang BMKG menyatakan ada 8 zona yang perlu mendapatkan perhatian khusus, salah satunya adalah zona Mentawai.
Terkait hal ini, BMKG juga telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi baik dari segi observasi, processing, diseminasi serta koordinasi dengan pihak terkait.
