Penderita obesitas

Titin, Cewek 300 Kg Siap Jalani Operasi

Obesitas atau kelebihan bobot berat badan yang diderita Titi Wati -- biasa dipanggil Titin (37) siap jalani operasi.

Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Kompas.com/Handout
Wajah Titi terlihat sedih walau dirinya siap menjalani proses operasi saluran pencernaan 

Titin, Cewek 300 Kg Siap Jalani Operasi

SRIPOKU.COM, PALANGKARAYA --Obesitas atau kelebihan bobot berat badan yang diderita Titi Wati -- biasa dipanggil Titin (37) siap jalani operasi.

Ibu rumah tangga penderita obesitas dengan berat badan hampir mencapai 300 kilogram, Jumat (11/01/2019) dievakuasi ke Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangkaraya, untuk persiapan menjalani operasi saluran pencernaan.

Pihak keluarga memberikan persetujuan kepada tim medis untuk membawa Titin ke Rumah Sakit Doris Sylvanus guna menjalani persiapan operasi pencernaan.

Semua persiapan dilakukan untuk bisa membawa Titin, mulai dari jalur evakuasi serta peralatan yang akan digunakan untuk mengangkat tubuhnya.

Petugas gabungan dari pemadam kebakaran dan rescue Palangkaraya, terpaksa membobol pintu dan jendela, yang digunakan sebagai jalur evakuasi.

Pintu kediaman Titin tidak bisa digunakan sebagai jalur evakuasi.

Petugas gabungan juga mempersiapkan tandu untuk mengangkat Titin dari dalam rumah menuju kendaraan yang akan digunakan untuk membawanya ke rumah sakit sambil berkoordinasi dengan pihak medis.

Selama persiapan menjelang dibawa ke rumah sakit, Titin terlihat segar, walau ia sempat merasa khawatir melihat semua persiapan yang dilakukan.

Dirinya terlihat sangat siap menjalani proses medis untuk pemulihan berat badannya.
“Alhamdulillah saya sudah siap, walau terasa gemetar karena selama ini belum pernah dioperasi, saya berharap agar berat badan saya bisa kembali normal,” kata Titin di kediamannya saat persiapan evakuasi dirinya ke rumah sakit, Jumat (11/01/2019).

tunggu
Dokter bersama tim memberikan informasi serta penjelasan kepada Titi Wati di kediamannya     (Kompas.com/Handout)

Ditawari Operasi Gratis
Titin Wati hingga menjelang persiapan operasi, --selama ini hanya bisa terbaring di rumah kontrakannya di Jalan George Obos XXV, Gang Bima, Kota Palangkaraya.

Berat badan Titin yang mencapai lebih dari 300 kilogram membuat dirinya tidak bisa bergerak.

Menurut Titin, kondisi seperti itu sudah dialaminya sejak tahun 2013 lalu.

Penyuka air es dan gorengan tersebut saat ini berharap ada uluran tangan dari dermawan untuk mengatasi masalah obesitasnya.

Inilah fakta di balik kasus obesitas yang dialami Titin di Kota Palangkaraya:

Suka minum air es dan makan gorengan

gemukan
Ilustrasi es batu                                                                                                                              (Maridav)

Sejak berusia 31 tahun, Titin sudah tidak bisa beraktivitas apa pun karena berat tubuhnya terus bertambah.

Untuk mandi dan makan pun harus dilakukan di tempat yang telah dibuat khusus oleh suaminya. Semua kebutuhan Titin dibantu oleh anak tunggalnya.

"Pola makan saya biasa saja, menurut saya tidak ada yang berlebihan, hanya saja saya tidak bisa minum tanpa air es, lalu saya juga paling suka makan gorengan," kata Titin saat diwawancarai Kompas.com di rumahnya, Selasa (8/1/2019).

Berat badan Titin terus naik sejak usia 31 tahun

gemuk
Titin terbaring pasrah di rumah kontrakannya.                                    (KOMPAS.com/ HANDOUT)

Titin mengatakan, bobotnya terus naik setiap bulan hingga 300 kilogram pada awal tahun 2013.
Saat itu usianya menginjak 31 tahun.

Titin mengaku pernah berusaha untuk membatasi kenaikan berat badan, namun gagal.

"Sempat saya konsumsi obat herbal, untuk menurunkan berat badan saya, tapi hal tersebut tidak berlangsung lama lantaran keterbatasan anggaran, terpaksa saya hentikan obat herbalnya, saya pasrah saja," ujarnya.

Kondisi Titin semakin mengkhawatirkan.

Setiap hari ia hanya bisa terbaring.

Hampir semua kebutuhan pribadi Titin dibantu oleh suami dan anak tunggalnya.

Sementara itu, suami Titin bekerja sebagai pencari kayu di hutan Tangkiling di Kalimantan Tengah.

Penghasilannya pun hanya cukup untuk bertahan hidup, sedangkan untuk berobat membutuhkan biaya mahal.
"Suami saya hanya kerja serabutan, pulang tidak menentu, penghasilan yang diperoleh juga sangat terbatas, jangankan berharap lebih, bahkan sangat sering kekurangan," kata Titin, Selasa (8/1/2019).

Titin ditawari operasi gratis

kesukaan
Ilustrasi rumah sakit Ilustrasi rumah sakit                                                               (SHUTTERSTOCK)

Kabar gembira bagi Titin datang dari Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangkaraya.

Rumah sakit tersebut bekerja sama dengan dokter spesialis dari Rumah Sakit Udayana, Denpasar, Bali, menawarkan operasi saluran pencernaan secara gratis kepada Titin Wati.

“ Operasi tersebut akan dilaksanakan di RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, jadi dokter spesialisnya yang akan datang ke Palangkaraya," kata Dr Theodorus Sapta Atmadja, MM, selaku Wakil Direktur Pendidikan dan Kemitraan RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, kepada Kompas.com, Rabu (9/1/2019).

Pihak rumah sakit juga menjelaskan kepada Titin mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan serta apa saja yang akan dipersiapkan dalam hal evakuasi Titin ke rumah sakit nantinya.

Operasi menunggu persetujuan suami

lingkar
Ilustrasi obesitas, kegemukan, mengukur lingkar pinggang                                                (nito100)

Tinggal satu langkah lagi harapan Titin memiliki berat badan normal akan terwujud.

Tawaran operasi gratis telah diterimanya dari Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangkaraya.

Namun, Titin masih harus menunggu persetujuan suaminya yang saat ini masih bekerja mencari kayu di pedalaman hutan Tangkiling di Kalimantan Tengah.

Lokasi yang cukup jauh dari Kota Palangkaraya dan tidak ada sinyal jaringan telepon, membuat Titin dan keluarga tidak tahu di mana tepatnya lokasi suaminya bekerja.

"Biasanya suami saya pulang setiap sekali dalam sebulan, kalaupun pulang paling lama hanya satu minggu saja di rumah, atau kalau pun telepon hanya bisa saat suami saya keluar dari hutan," ungkap dia.

Risiko operasi yang akan dijalani Titin

berat
Ilustrasi rumah sakit Ilustrasi rumah sakit                                                                          (NXT Health)

Apabila operasi disetujui suami Titin, maka pihak rumah sakit juga harus mempersiapkan banyak hal, antara lain cara membawa Titin dari kediamannya ke rumah sakit, membuat ranjang pasien khusus, serta persiapan lain yang diperlukan.

Selain itu, risiko yang harus diperhatikan oleh pihak keluarga dalam operasi yang akan dijalani Titin.

Seperti diketahui, sudah ada beberapa bagian tubuh Titin yang sudah mengalami luka akibat lecet, yang semua itu terjadi karena Titin tidak bisa berdiri dan duduk, hanya bisa berbaring.

“Kami sangat berharap kepada pihak keluarga, khususnya kepada suami Titin Wati, agar menyetujui proses operasi yang akan dilakukan sebagai upaya pemulihan berat badan Titi Wati yang kian membesar,” kata dokter Theo.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siap Jalani Operasi, Titin Penderita Obesitas Hampir 300 Kg Sempat Gemetar",

===

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved