Berita Palembang

Banyak Temuan Hewan Kurban Tak Cukup Umur di Palembang

"Hasilnya, memang cukup banyak hewan yang dibawah umur. Sedangkan untuk penyakit, sampai hari ini belum ditemukan

Penulis: Wahyu Kurniawan | Editor: Siti Olisa
SRIPOKU.COM/WAHYU KURNIAWAN

Laporan wartawan Sripoku.com, Wahyu Kurniawan

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Jelang Lebaran Idul Adha, permintaan hewan kurban semakin meningkat, namun masyarakat tetap dihimbau untuk teliti membeli hewan kurban.

Dr. drh. Jafrizal, Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Palembang, menghimbau, selain masyarakat harus memperhatikan kesehatan hewan kurban.

Tidak kalah penting juga masyarakat saat memberi harus teliti melihat, kesiapan hewan kurban itu sendiri apakah sudah memenuhi peryaratan syari sebagai hewan kurban.

Baca: Lambat Ambilkan Handuk, Yusna Dianiaya Suami Sirinya

"Misalnya, usia hewan. Terkadang ada sapi atau kambing yang badanya besar. Tetapi justru umurnya masih belum masuk. Begitu sebaliknya, itu juga harus diperhatikan," jelas Jafrizal.

Hal-hal detil seperti melihat kelengkapan gigi hewan kurban, kaki, telinga dan lainya juga harus diperhatikan pembeli.

Baca: Memori HP Penuh Karena Whatsapp, Ini Cara Mudah Mengatur Penyimpanan Gadget Agar Jadi Ringan

Tentu agar, hewan tersebut benar-benar masuk peryaratan dan layak untuk menjadi hewan kurban. "Jadi memang kita himbau, masyarakat harus teliti," ujarnya. 

Pihaknya juga memberikan sosialisasi terhadap kelayakan hewan kurban. Pemkot Palembang, melalui dinas pertanian juga saat ini cukup gencar dalam pengawasan hewan kurban.

Pihaknya saat ini pun mengatkan sudah melakukan pemeriksaan menyeluruh hewan kurban terhadap kurang lebih 150 pedagang besar di Kota Palembang. Sejak tanggal 19 juli 2018 kemarin.

Baca: Berikut Beberapa Lagu Abadi yang Sudah Diputar Berkali-kali, Tak Kunjung Bosan

"Hasilnya, memang cukup banyak hewan yang dibawah umur. Sedangkan untuk penyakit, sampai hari ini belum ditemukan yang benar-benar berbahaya," ujarnya.

Penyakit yang dianggap cukup berbahaya, lanjut Safrizal yang menjadi fokus perhatian pihaknya adalah penyakit-penyakit menular hewan.

Seperti virus antraks atraks, bakteri penyakit cacing hati, cacing pita dan lainya. Penyakit inipun memang lebih besar pengawasanya pada hewan sapi.

Baca: Umur Panjang dan Hidup Akan Selalu Bahagia Jika Kita Lakukan 5 Kebiasaan Ini

Sedangkan untuk hewan kurban kambing atau domba, menurutnya yang sering terkontaminasi penyakit adalah penyakit menular kulit. Seperti jamur kulit, dan ini juga harus diwaspadai para pembeli hewan kurban.

"Sebenarnya untuk kambing atau sapi potensi penyakit hampir sama. Tetapi kenapa banyak fokus di sapi?. Karena untuk perdagangan sapi tidak hanya antar lokal. Tetapi sudah masuk antar daerah bahkan antar pulau," jelasnya.

Baca: Bukan Cuma Syahrini, Ivan Gunawan Juga Block Akun Instagram Sesama Artis, Alasannya Tak Main-main!

Hal ini diantisipasi, lantaran penyakit-penyakit ini bisa saja timbul karena penyakit bawaan dari daerah asal. Seperti Jogjakarta, Bogor, atau Solo yang dulunya hewan-hewan perternakan ini sempat banyak terkontiminasi virus penyakit hewan.

"Untuk pengawasan juga, kita tidak hanya sapai disitu saja. Tetapi sampai dangean pengawasan penanganan penyembelihan. Sesuai intruksi peraturan walikota tahun 56 tahun 2015, masalah penanganan hewan kurban," jelasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved