Panduan Lengkap Tata Cara Shalat Khusuf Gerhana Bulan Total yang Terjadi Dini Hari Nanti

mat Islam yang melihat gerhana tersebut dalam rentang fase kedua sampai fase keempat disunnahkan melaksanakan shalat gerhana bulan (khusuful qamar).

Editor: Siti Olisa
Dok. SRIPOKU.COM
Ratusan umat muslim melaksanakan sholat sunat khusuf atau sholat gerhana di Masjid Agung Palembang, Rabu (31/1/2018) 

SRIPOKU.COM -- Gerhana bolan total akan mengyambangi Indonesia pada dini hari nanti, Sabtu 28 Juli 2018.

Gerhana bulan total terlama abad ini akan terjadi 28 Juli 2018 dinihari nanti, mulai pukul 01.25-05.19 WIB.

Saat gerhana bulan terjadi, dianjurkan untuk melaksanakan Sholat Khusuf (sesuai EYD Shalat Khusuf) atau yang lebih dikenal Shalat Gerhana Bulan.

Nah, saat gerhana bulan total super blood moon nanti, selain menikmati keindahannya, juga bisa melaksanakan ibadah Sholat Gerhana Bulan.

 
Sebagaimana diketahui, saat gerhana bulan total ini terjadi, kaum muslimin disunnahkan untuk melakukan sholat Khusuf atau Kusuf (shalat gerhana).

Maka sangat disayangkan jika kesempatan ini dibiarkan lewat begitu saja. Apalagi, berdasarkan literatur, Islam adalah satu-satunya agama yang menganjurkan umatnya melaksanakan ibadah (shalat) saat gerhana terjadi.

Untuk memberikan panduan bagi kaum muslimin yang ingin melaksanakan sholat gerhana (shalat Khusuf), Serambi TV (Serambitv.com) membuat sebuah video berisi panduan (tutorial) tentang tata cara sholat gerhana (shalat Khusuf).

Video tutorial ini dibuat berdasarkan sumber tulisan "Tata Cara Shalat Gerhana Bulan" di laman nu.or.id.

Berikut urutannya.

1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram

2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati

3. Baca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Al-Baqarah atau surat lain yang durasinya sama dengan surat Al-Baqarah (dibaca dengan jahar/lantang).

4. Rukuk dan membaca tasbih dengan durasi yang sama dengan bacaan 100 ayat Surat Al-Baqarah

5. Itidal, tetapi bacaannya bukan doa i’tidal, melainkan kembali membaca Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Ali Imran atau surat lain yang durasi bacaannya sama dengan Surat Ali Imran

6. Rukuk lagi dan membaca tasbih kira-kira sepanjang 80 ayat Surat Al-Baqarah

7. Itidal kedua. Membaca doa i’tidal

8. Sujud dengan membaca tasbih dengan durasi seperti rukuk pertama

9. Duduk di antara dua sujud

10. Sujud kedua dan membaca tasbih dengan durasi seperti pada rukuk kedua

11. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua

12. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama, hanya saja bedanya, pada rakaat kedua pada berdiri pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa. Sedangkan pada berdiri kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah.

13. kemudian yang terakhir Salam

14. Imam atau orang yang diberi wewenang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana

Adapun isi tausiyah dalam khutbah antara lain, mengajak jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, bertaubat, memperbanyak sedekah, memerdedakan budak dan lain sebagainya.

Beberapa ulama membolehkan shalat gerhana dalam versi ringkas, yaitu membaca surat yang lebih pendek dari Al-Baqarah, setelah membaca Al-Fatihah.

Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I’anatut Thalibin.

Artinya, “Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah. Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai,” (I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303).

Selama gerhana masih berlangsung, maka kesunahan shalat dua rakaat gerhana tetap berlaku. Sedangkan dua khutbah shalat gerhana bulan boleh tetap berlangsung atau boleh dimulai meski gerhana bulan sudah berlalu.

Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I’anatut Thalibin.

Artinya, “Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah. Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai,” (I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303).
Selama gerhana bulan total masih berlangsung, maka kesunahan shalat dua rakaat gerhana tetap berlaku.

Sedangkan dua khutbah shalat gerhana bulan total boleh tetap berlangsung atau boleh dimulai meski gerhana bulan sudah berlalu.
(Sumber: nu.or.id)

Baca: 31 Juli 2018 Nanti Mars Akan Berdekatan Dengan Bumi, Planet Merah Berada Dekat Dengan Matahari

Baca: Dituding Iis Dahlia Stupid & Tidak Sopan, Fatin Shidqia Tuliskan Kalimat Bijak

Baca: Sudah di Jakarta, Marckho Sandy Meraudje Segera Tandatangani Kontrak Bersama Persija

Baca: Bantu Keluarga Penderita Kanker, Staf RSUD Sekayu Galang Dana dengan Cari Unik

Baca: Adanya Fenomena Embun Es, Pengunjung di Kawasan Dieng Meningkat, Warga Penasaran

Baca: Pastikan Daya Listrik Aman untuk Asian Games 2018, PT JSC Lakukan Ujicoba

Baca: Popularitas Bintang Brasil Neymar Anjlok Pasca Piala Dunia 2018, Fakta Sebut Lebih Banyak Gaya

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Panduan Sholat Khusuf, Shalat Gerhana Bulan Total Super Blood Moon 28 Juli 2018, Lihat Videonya, http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/07/27/panduan-sholat-khusuf-shalat-gerhana-bulan-total-super-blood-moon-28-juli-2018-lihat-videonya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved