Profil Lengkap Imam Samudra Anak Cengeng Konseptor Teroris hingga Video Hoax Jenazahnya Masih Utuh
Jenazah Imam Samudra masih utuh, sempat menjadi kabar menghebohkan dua hari belakangan.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Tapi, Aziz tidak terlalu pintar dalam pelajaran Matematika.
Menurut Lulu Jamaludin, adik Aziz ke-10, Aziz tidak pernah berkelahi dan tidak suka kekerasan.
Berperang di Afganistan
Setelah lulus dari Madrasah Aliyah Negeri, dengan uang dari hasil menjual perhiasan ibunya tahun 1990 Aziz pergi ke Malaysia untuk transit menuju Pakistan dengan tujuan akhir Afganistan.
Di sana dia mengikuti kegiatan bersama tim yang beranggota tujuh orang.
"Kegiatannya untuk melawan pasukan asing," tutur Kapolri Da'i Bachtiar (waktu itu) dalam jumpa pers.
Di Afganistan Aziz sempat tinggal selama 2,5 tahun. Lalu diperkirakan pada 1992 dia kembali ke Malaysia dan bermukim selama 6,5 tahun di Johor.
Baca: Menpora Tawarkan Rp100 Juta Bagi Pelaku Industri Olahraga Seluruh Indonesia
Kontak hubungan dengan keluarga sempat terputus beberapa tahun.
Tapi, pada tahun 1998 keluarga Aziz kemudian sempat mengenalinya kembali.
Pada saat itu Aziz menjalani bisnis jual-beli kurma.
Aziz berdagang dengan memasok dua kontainer kurma via Jakarta kemudian diedarkan kepada pedagang di beberapa kota, termasuk dipasarkan ke Serang.
Kiprah pedagang kurma itu, namanya tiba-tiba melambung tinggi ketika terjadi banyak peristiwa pengeboman.
Baca: Berebut Anak Dengan Suami, Wanita di Palembang Ini Malah Jadi Korban KDRT
Belajar merakit bom
Selama di Malaysia maupun di Afghanistan, Samudera belajar mengenai jihad dan menggunakan senjata api, merangkai bom, serta menggunakan ranjau.
Di Malaysia, dia menjalani kehidupan normal dengan berdagang baju dan usaha kecil.