Menegangkan! Ini Detik-detik Teroris di Palembang Ditangkap, Ternyata Punya Niat Jahat Ini, Waspada

Diamankan di Palimo, detailnya belum bisa dijelaskan. Keduanya yakni AH dan HK yang saat ini masih menjalani pemeriksaan petugas

Penulis: Welly Hadinata | Editor: Candra Okta Della
kolasesripoku.com
2 Teroris ditangkap Densus 88 di Palembang 

Pihaknya menambah jumlah personil untuk melakukan penjagaan di markas serta personil untuk patroli di lokasi-lokasi yang dirasa perlu penambahan penjagaan.

"Saya imbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh berita yang tersebar di media sosial. Polri sudah melakukan upaya antisipasi dan pencegahan untuk memberikan jaminan keamanan di Palembang," ujarnya.(bew/diw)

Mengapa Paham Teroris Beranak Pinak 

Pengamat Sosial Sumsel, Prof Abdullah Idi menilai paham agama yang salah alias paham radikal dan faktor ekonomi menjadi biang lahirnya bibit teroris di Indonesia.

Para teroris yang nekat melakukan pemboman atau rela menjadi bomber (pelaku bom bunuh diri, red) hampir rata-rata salah memaknai arti dari jihad.

Dengan pemahaman ilmu yang kurang mendalam menyebabkan mereka nekat melakukan perbuatan keji tersebut.

"Paham yang terbatas membuat mereka melakukan aksi pemboman. Karena agama manapun tak ada yang mengajarkan pengikutnya menyakiti manusia yang lain," ujarnya.

Tak hanya mengenai paham agama yang salah, faktor ekonomi, lingkungan dan keluarga juga jadi faktor penting masuknya paham yang salah kepada seseorang.

Dalam keadaan yang kalut karena tak memiliki uang, keluarga yang carut marut serta lingkungan memiliki paham radikal membuat seseorang dengan mudah tercuci otaknya untuk menjadi seorang teroris.

"Di Surabaya pelaku pemboman merupakan satu keluarga, artinya paham yang mereka dapatkan sudah disebar langsung terhadap keluarganya," tegasnya.

Seorang napi teroris di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, yang menyerah usai kerusuhan yang terjadi di tahanan tersebut, Kamis (10/5/2018).
Seorang napi teroris di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, yang menyerah usai kerusuhan yang terjadi di tahanan tersebut, Kamis (10/5/2018). (ist)

Abdullah Idi menyebut, seseorang dengan mudah termakan bujuk rayu untuk melakukan sesuatu hal apabila dalam keadaan terdesak khususnya apabila terhimpit faktor ekonomi.

Hal tersebut dapat dilihat dari oknum-oknum yang rela berjihad ke Timur Tengah dengan mendapatkan iming-iming hadiah untuk keluarga mereka apabila mau menjadi teroris.

"Terbukti banyak orang mau jihad karena faktor ekonomi, apabila di negara kita ekonominya sudah baik tentu warga tidak tertarik melakukan hal demikian," ujarnya.

Baca:

Bukan Teroris! Ahmad Dhani Blak Blakan Beberkan Siapa di Balik Layar Bom Bunuh Diri, Dhani Kenal?

Ini 4 Kisah Pencarian Korban Bom 3 Gereja di Surabaya, Ada Kakek Tergesa-gesa Mencari Cucunya, Pilu!

Maka dari itu ia menekankan kepada orangtua untuk memberikan pendidikan agama sejak dini secara mendalam berdasarkan kepercayaan masing-masing terhadap anak, mengontrol kegiatan kesehariannya serta mencari tahu lingkungan tempat si buah hati bermain

"Perkuat pendidikan agama sejak dini secara benar, agar anak-anak kita paham betul. Apabila telah diawasi dengan baik,  mudah-mudahan tak akan terjadi lagi aksi teroris," harapnya. (Sripoku.com/BEW/OCA)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved