Menegangkan! Ini Detik-detik Teroris di Palembang Ditangkap, Ternyata Punya Niat Jahat Ini, Waspada
Diamankan di Palimo, detailnya belum bisa dijelaskan. Keduanya yakni AH dan HK yang saat ini masih menjalani pemeriksaan petugas
Penulis: Welly Hadinata | Editor: Candra Okta Della
Memang di wilayah Sumsel, masih ada sel-sel kelompok JAD.
Baca:
Bukan Cuma AIS, Ini 4 Anak Bomber yang Selamat Bom Bunuh Diri, Diselamatkan Tuhan, Begini Kondisinya
Netizen Pertanyakan dan Kritik Ceramah Ustad Abdul Somad Soal Bom Bunuh Diri & Mati Syahid, Kenapa?
"Keseharian AH dan HK ini di Riau, keduanya bekerja sebagai penjual makanan. Sepertinya keduanya memiliki jaringan yang sama dengan napiter di Rutan Mako Brimob. Pastinya saat ini kedua terduga teroris ini masih menjalani pemeriksaan petugas sesuai undang-undang terorisme selama tujuh hari," ujar Zulkarnain.
Alone Wolf
"Jangan biarkan teroris itu menjadi serigala penyendiri atau lone wolf, karena itu modus mereka dan bergerak secara silent," ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Senin (14/5).
Ditegaskan jenderal bintang dua ini, wilayah Sumsel kondisinya aman dan terkendali.
Namun tetap waspada sehingga memang harus siaga dan jangan sampai jebol.
Pergerakan teroris susah ditebak dengan menjadi serigala yang berjalan sendiri mencari mangsa.
"Sumsel masih ada sel-sel kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Karena kita ketahui ada tahun 2016 ada dua atau tiga orang yang diamankan. Serta tahun 2017 ada delapan yang diamankan. Jadi kita tetap siaga," ujarnya.

Diketahui Polda Sumsel masih memburu enam orang terduga teroris yang masih berkeliaran.
Jika tak segera ditangkap, mereka dikhawatirkan akan menjadi lone wolf, istilah bagi pelaku tunggal teror.
Zulkarnain mengatakan, enam buronan teroris itu kabur dalam penggerebekan sarang teroris di Kabupaten Muaraenim beberapa bulan lalu.
Mereka adalah kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang bermarkas di Jawa Barat.
Posisinya tidak diinformasikan, tetapi mereka masih ada.
Buronan teroris tetap terus di diawasi dan akan ditangkap. Sebab, mereka bisa saja merangkul anggota baru dan melakukan aksi teror.
Pengawasan terhadap sel-sel teroris ini dikoordinasikan dengan Densus 88 karena memiliki teknologi dalam memonitor pergerakan.