Bom Bunuh Diri Surabaya

Bukan Teroris! Ahmad Dhani Blak Blakan Beberkan Siapa di Balik Layar Bom Bunuh Diri, Dhani Kenal?

Bom di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro diledakkan oleh istri Dita, Puji Kuswati yang membawa dua anak perempuannya.

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
kolasesripoku.com

SRIPOKU.COM - Rentetan bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya sampai saat ini masih menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Semua orang mengecam kelakuan keji tersebut. 

Apalagi, sampai saat ini sudah puluhan orang meninggal dan terluka. 

Bom bunuh diri awalnya terjadi di gereja Santa Maria Surabaya, kemudian menyebar kedua titik lain. 

Pelakunya bernama Dita Oeprianto meledakkan bom di Gereja Pantekosta, Jalan Arjuno.

Bom di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro diledakkan oleh istri Dita, Puji Kuswati yang membawa dua anak perempuannya.

Kedua anak laki-laki Dita meledakkan bom di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel.

Setelah ditetapkan menjadi pelaku, tak disangka masa lalu kelam Dita membawanya menjadi pelaku ektrem tersebut.

Bom bunuh diri 3 gereja dilakukan keluarga Dita
Bom bunuh diri 3 gereja dilakukan keluarga Dita (kolasesripoku.com)

Paling mengejutkan, fakta tentang pernikahannya dengan Puji Kuswati yang ternyata tak mendapat restu orangtua sang istri. 

Hal itu diungkap oleh Rusiono, perwakilan pihak keluarga Puji.

Tapi, keluarga istrinya akhirnya denga berat hati menerima. 

Puji, istri Dita berasal dari keluarga berkecukupan karena ternyata ibunya seorang juragan jamu sukses di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar Banyuwangi.

Baca:

Ibunda Blak-Blakan Ungkap Perilaku Dita Oepriarto, Ternyata Cita-Citanya Ini, Pantes

Dari data Sepeda Motor, Densus 88 Dapat Ketahui Bomber Polrestabes Surabaya

Dita dan Puji tinggal di Surabaya setelah menikah. Meski sudah menikah, ternyata hidup Dita dan Puji masih bergantung kepada keluarga. Bahkan rumah dan kendaraan miliknya dibelikan orangtuanya.

"Rumah yang di Surabaya yang membelikan keluarga dari Muncar. Bahkan dibelikan mobil sampai tiga kali dijual. Terakhir dibelikan mobil, supaya tidak dijual BPKB-nya ditaruh di Muncar, itu baru tidak dijual," kata Kepala Desa Tembokrejo, Sumarto.

Diduga mobil ketiga yang dibelikan, jenis Toyota Avanza. Mobil itulah yang dipakai untuk melakukan bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved