Bom Bunuh Diri Surabaya
Bukan Orang Biasa, Begini Mewahnya 'Istana' Keluarga Dita Suprianto, Pelaku Bom 3 Gereja di Surabaya
Saat penggerebekan, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan, polisi menemukan tiga bom di rumah keluarga Dita Supriyanto.
Selain mempunyai rumah yang bagus, Dita juga diduga memiliki kendaraan roda empat atau mobil merek Toyota Avanza yang ia gunakan untuk meledakkan bom.
Keluarga Mapan
Selain keluarga Dita, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku terkejut dengan latar belakang satu keluarga pelaku peledakan bom di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018).
Risma mengatakan, keluarga tersebut merupakan warga Surabaya dan datang dari latar belakang ekonomi yang baik.
Demikian dikutip dari Kompas.com.
"Saya percaya bahwa warga Surabaya itu warga yang sangat toleran. Saya waktu itu tidak percaya karena itu saya mencoba mencari data dengan database kita tentang elektronik KTP dan ternyata kami temukan bahwa dia orang Surabaya," tuturnya di Rungkut, Surabaya, seperti ditayangkan pada Kompas TV.
"Terus terang saya surprise mereka tinggal di sini dan kondisinya mapan. Biasanya yang kita tahu, kondisinya tinggal di kos-kosan dan terbatas. Tetapi ini kondisinya sangat mapan," tambahnya kemudian.
Ke depannya, Risma mengatakan akan mengambil langkah-langkah antisipasi hal ini terulang kembali.
"Saya sudah membuat edaran kepada RT/RW tentang kalau ada orang baru, tidak dikenal, diharap Pak RT dalam 1x24 jam lapor ke pemerintah kota. Kemudian kami juga melakukan upaya sosialisasi dengan masyarakat, RT/RW untuk medeteksi dini kejadian seperti ini. Kami undang dari Polri, TNI, Kejaksaan sehingga bisa diantisipasi sejak dini," ungkapnya.
Sebelumnya, Risma mengaku ditelepon Kapolres untuk membantu lampu penerangan di kawasan Rungkut tempat rumah keluarga Dita, yang kondisinya gelap.
Risma mengakui bahwa Pemkot Surabaya kecolongan karena ada warganya yang melakukan aksi bom bunuh diri hingga menyebabkan belasan orang tewas.
"Terus terang iya (kecolongan). Saya sempat enggak percaya, apalagi yang melakukan orang Surabaya sendiri. Kami punya datanya," ungkapnya.(*)