Pesaing Einstein
Bakal Jadi Pesaing Einstein Ternyata Bocah Autis
Dilihat penampilan fisiknya, tidak ada yang aneh. Ia bahkan terlihat lugu layaknya bocah usia belasan tahun.
Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Jake juga kerap tidak bisa tidur karena di malam hari ia justru memikirkan teori-teori matematika.
Beberapa tahun kemudian ia bisa belajar kalkulus, aljabar, dan geometri tanpa ada yang mengajari hanya dalam waktu dua minggu.
Orang tua Jake heran dengan kecerdasan anaknya itu.
Mereka pikir, Jake hanya anak pintar biasa.
Apalagi, di keluarga mereka, tidak ada yang jago matematika.
Menurut Jake, kalau ia ingin bertanya tentang matematika pada keluarganya, mereka justru kebingungan.
Sebagai bagian dari terapi, orang tua Jake memasukkan anaknya di sekolah umum yang sesuai dengan usianya.
Tetapi ini tak berlangsung lama karena Jake menjadi sangat bosan karena tidak ada yang bisa mengimbanginya di sekolah umum.
Para guru justru kewalahan dengan kekritisan muridnya itu.
Pada usia delapan tahun Jake telah meninggalkan sekolah menengah atas dan masuk ke kelas astrofisika lanjutan di Indiana University-Purdue University, Indianapolis (IUPUI).
Kehadirannya di kelas cukup menakutkan bagi banyak siswa yang rata-rata berusia 18 tahun.
Wanda Anderson, seorang ahli biokimia terkenal, berkata, "Ketika saya pertama kali masuk dan melihatnya, saya berpikir, 'Oh Tuhan, saya pergi ke sekolah dengan Doogie Howser (dokter muda dalam sebuah acara komedi)'," Wanda menambahkan, "Banyak orang datang kepadanya untuk meminta bantuan ketika mereka tidak memahami masalah fisika.
Mereka datang kepadanya setiap saat dan berkata, 'Hei Jake, Anda dapat membantu saya?'.
Banyak orang berpikir orang genius sulit untuk diajak bicara, tapi Jake menjelaskan hal-hal yang kasih di luar kepala mereka."
Profesor John Ross juga mengatakan bahwa Jake memang menonjol dalam perkuliahan. "Ketika ia bertanya, ia selalu dua langkah di depan materi kuliah. Semua orang di kelas terdiam.