Pesaing Einstein
Bakal Jadi Pesaing Einstein Ternyata Bocah Autis
Dilihat penampilan fisiknya, tidak ada yang aneh. Ia bahkan terlihat lugu layaknya bocah usia belasan tahun.
Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Ia duduk tepat di barisan depan, dan mereka semua hanya melihat ke arahnya, tutur sang profesor.
"Ia akan datang menemui saya pada jam kantor dan mengajukan pertanyaan bahkan lebih rinci. Dan Anda bisa tahu ia sudah memikirkan hal-hal ini. Anak seusianya biasanya akan mempunyai masalah menambahkan fraksi, dan ia membantu teman-temannya."
Pada masa itu pula Jake membuat gebrakan yang menggegerkan kampusnya, khususnya para profesor astrofisika.
Ia mengembangkan Teori Relativitas-nya Albert Einstein dengan teorinya sendiri tentang bagaimana alam semesta terjadi.
Ibunda Jake kaget melihat bagaimana anaknya berbicara sendiri dengan kertas penuh coretan di hadapannya.
Rumusan-rumusan rumit memenuhi kertas itu.
Tidak ada yang membimbing, ia melakukan semuanya sendiri.
Sang ibu lalu merekam dan mengirimkan video hasil penelitian Jake yang berisi analisa-analisa yang merupakan pengembangan Teori Relativitas itu ke perguruan terkenal, Institute of Study Advance di Princeton.
Para profesor di institut itu pun terkejut dengan hasil yang dicapai Jake.
Profesor astrofisika institut ini, Scott Tremaine, menyatakan bahwa teori yang diajukan Jake adalah asli karya Jake.
Dalam e-mail yang dikirim Profesor Tremaine kepada orangtua Jake, dikatakan, dirinya sangat terkesan dan tertadik kepada Jake yang memiliki kemampuan luar biasa di bidang fisika dan matematika.
"Teori yang ia kerjakan merupakan soal yang paling sulit dalam astrofisika dan teori fisika. Siapa pun yang bisa menyelesaikan soal ini merupakan calon peraih Nobel," ujarnya.
Saat usia jake mencapai 13 tahun, IUPUI merekrutnya menjadi peneliti di Universitas tersebut. Dengan demikian nama Jacob Barnett pun tercatat sebagai peneliti termuda astrofisika di dunia.