Laporan Wartawan Sripo dari Mekkah
Antisipasi Kejadian tak Diinginkan, Layanan Bus Angkutan Shalawat ke Masjidil Haram Dihentikan
Selain itu, jatah konsumsi jemaah yang selama di Mekkah disediakan pemerintah juga tidak dibagikan lagi.
Penulis: Husin | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sriwijaya Post, HM Husin
SRIPOKU.COM, MEKKAH - Berdasarkan peraturan pemerintah Saudi Arabia, mulai hari Minggu (27/8) pukul 12.00 Waktu Arab Saudi (WAS) layanan bus angkutan shalawat ke Masjidil Haram dihentikan hingga 5 September 2017.
Selain itu, jatah konsumsi jemaah yang selama di Mekkah disediakan pemerintah juga tidak dibagikan lagi.
"Selama penghentian bus shalawat, jemaah haji diimbau untuk melaksanakan salat 5 waktu di masjid di sekitar maktab. Jangan memaksakan diri ke Haram," kata Kepala Sektor 8 Kawasan Rawdah Drs Ma'ad Umar Nur, Sabtu (26/8/2017).
Menurutnya, penghentian layanan bus dilakukan karena kondisi Masjidil Haram sudah sangat padat.
Diperkirakan 3 juta jemaah haji dari 68 negara di dunia sudah masuk ke Mekkah.
Selain itu, kesempatan itu dapat digunakan jemaah menghimpun tenaga serta menjaga kesehatan karena pada 30 September 2017, secara bergelombang jemaah haji sudah dipindahkan ke Arafah karena berdasarkan hasil sidang Isbat Kerajaan Arab Saudi pelaksanaan wukuf ditetapkan Kamis (31/8/2017).
"Selama Wukuf di Arafah dan di Mina, jemaah diberikan konsumsi dan sarapan pagi," kata Ma'ad.
Berdasarkan informasi dari sektor 8, setiap hari setidaknya ada 44 bus shalawat yang beroperasional melayani 17.450 jemaah dari 43 Kloter.
Termasuk lima Kloter asal embarkasi Palembang baik yang akan ke Masjidil Haram dengan terminal akhir di Syieb Amir (bekas Pasar Seng) maupun kembali ke Hotel
Namun bagi jemaah haji yang tinggal fi kawasan Jarwal, tidak ada halangan bagi mereka untuk ke Masjidil Haram karena jarak hotel dengan Masjidil Haram hanya 1,5 Km atau 15-20 menit jika ditempuh dengan berjalan kami.
Begitu pun bagi jemaah haji yang menetap di kawasan Bah Masjin dan Misfalah.
Sosialisasi Wukuf
Sementara Pembimbing Ibadah Kloter 8 Palembang HM Shodik hampir setiap subuh menyapa jemaah dan melakukan sosialisasi pelaksanaan Wukuf dan distopnya layanan bus shalawat di Mekkah.
"Tujuannya untuk kebaikan. Untuk jatah makan yang dihentikan, jemaah bisa memakai uang living cost yang dikembalikan pemerintah saat tiba di asrama haji," katanya.
