UKT Unsri

Implikasi dari Turbulensi UNSRI

Konflik vertikal antara organisasi-terkait kemahasiswaan Unsri dan pihak rektorat telah menjadi konsumsi publik secara luas.

Editor: Salman Rasyidin

Sebenarnya, ini adalah masalah antik dan klasik yang sesungguhnya, tidak banyak disadari, menjadi akar masalah bangsa ini.

Masalah bangsa yang terlampau banyak memiliki abdi-negara bermental "preman" ternyata telah diproduksi, secara tidak langsung, dari Universitas secara umum.

Rata-rata mereka yang aktivis akan duduk menjadi orang yang berpengaruh di daerah bahkan Negara.

Tidak ada yang salah memang namun persoalannya bagaimana Negara akan cepat maju jika dikontrol oleh insan yang bukan berkualitas terbaik dan bermental kasar.

Dan ini sebenarnya menjadi dosa dari Universitas yang tidak mengunci keran mereka yang "liar" untuk menjadi penyambung lidah teman-temannya melalui organisasi kemahasiswaan.

Jika memang benar apa yang disampaikan pihak universitas maka hal ini menjadi tugas dari rektorat urusan kemahasiswaan untuk mulai menata peraturan dasar organisasi kemahasiswaan.

Sebagai contoh Negara-negara maju, organisasi eksekutif mahasiwanya pasti dipimpin mahasiswa yang paling unggul secara akademis di universitasnya.

Sehingga ide-ide pergerakan mahasiswa yang dikoordinir begitu sopan, terstruktur dan halus menyentuh dasar tridharma perguruan tinggi.

Universitas di Inggris dan Timur Tengah misalnya Badan Eksekutif Mahasiswanya selalu membuat rencana kolaborasi penelitian amal lintas-fakultas untuk memecahkan persoalan daerah tempat mereka berada.

Dengan kolaborasi maka persoalan klasik akan dapat ditanggulangi berdasarkan pengalaman Negara lain di tempat rekan kolaborasinya berada.

Ini merupakan salah satu bentuk tridharma perguruan tinggi yaitu penelitian, bukanlah demonstrasi yang membuang-buang waktu berharga ketimbang membaca di perpustakaan.

Tentu Universitas tidak bisa mendapatkan kumpulan mahasiswa yang unggul di dalam organisasi kemahasiswaan jika tidak ada aturan, misalkan, limitasi IPK sementara bagi yang ingin menjadi Presma,  Gubernur mahasiswa dsb. Ini penting karena biasanya mereka yang unggul secara akhlak dan intelektual akan cendrung tidak ambisius untuk mengajukan diri merebut kekuasaan.

Ini juga yang menjadi prinsip Rasulullah Muhammad SAW bahwa jangan merebut jabatan.

Cerminan apa yang terjadi di Universitas ini akan menjadi praktek saat mereka berada di dunia kerja.

Jadi jangan heran jika di suatu Negara dalam pemilu legislatif dan eksekutif sedikit sekali yang berkualitas dan berakhlak yang terpilih atau bahkan mengajukan diri.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved