mimbar jumat
Rahasia Luar Biasa Di Balik Berbuka
Sebagai syahrun mubarakun (bulan penuh berkah), ibadah puasa mengajarkan kita tentang banyak hal
Setelah itu, sampai jam 6 (selama enam jam) organ pencernaan kita akan melakukan istirahat yang cukup panjang.
Nah, kalau saat berbuka semua jenis makanan langsung kita santap dengan lahapnya,maka dapat diduga organ pencernaan kita akan langsung bekerja secara maksimal, sehingga tidak jarang kita akan merasakan kesulitan bernafas, lemah, lesu, dan mungkin saja akan mengantuk.
Kondisi ini, akan menyebabkan kita malas melakukan aktivitas berikutnya, seperti shalat maghrib, isya', dan apatah lagi untuk pergi ke masjid melaksanakan shalat tarawih.
Sepertinya, kita perlu mengintip bagaimana kebiasaan Nabi SAW saat berbuka. Dalam banyak Hadis, Nabi SAW biasanya berbuka hanya dengan beberapa buah kurma dan beberapa teguk air putih saja.
Setelah itu, Nabi SAW akan mengerjakan shalat magrib. Misalnya Hadis berikut: Kana Rasulullah SAW yufthiru ala ruthabatin qabla ai yushalliya, fain lam takun ruthabatun fa ala tamaratin, fain lam takun hasa hasawat --Rasulullah SAW biasanya berbuka puasa dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat (maghrib).
Jika tidak ada ruthab (kurma muda) maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr maka Rasul meneguk beberapa teguk air putih) (HR. Abu Daud).
Terdapat tiga kata penting yang dapat kita pelajari dari cara makan Nabi SAW pada waktu berbuka, yaitu Ruthab (kurma muda), tamr (kurma yang masak), dan hasawat (air putih). Pertama, Ruthab (kurma muda). Ternyata, memiliki kandungan gizi yang luar biasa bermanfaat bagi tubuh.
Di antaranya adalah zat besi, kalsium, klorida, vitamin A, vitamin C, dan vitamin K. Buah ini pun memiliki hormon biostin dan neurohipofisa yang bekerja seperti oksitosin. Berbagai kadungan gizi yang berfungsi untuk mengembalikan dengan cepat energi yang berkurang saat kita mengalami kelelahan, lemas, karena seharian perut kosong saat puasa.
Isyarat dari Allah SWT tentang manfaat kurma muda ini terdapat dalam peristiwa lain, misalnya dalam surat Maryam ayat 22-26 dikisahkan setelah melahirkan putranya Isa, Maryam kemudian bersandar di bawah pohon kurma, karena merasa lemas dan letih setelah melahirkan, kemudian dia memakan beberapa buah kurma muda yang jatuh setelah pohonnya dogoyang-goyang oleh Maryam.
Setelah itu, barulah tubuhnya sedikit demi sedikit menjadi segar kembali. Baik kebiasaan Nabi SAW, maupun pada kisah Maryam tentang kurma muda merupakan isyarat dan i'tibar (pelajaran) yang sejatinya perlu menjadi perhatian kita dalam memahami substansi nash untuk mengambil hikmahnya dan dipraktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kurma muda ini juga menjadi buruan orang-orang nusantara sejak dahulu sampai sekarang.
Biasanaya menjadi pesanan favorit pada musim haji atau saat umroh. Terutama bagi orang yang belum mendapatkan keturunan.
Agaknya, ada kaitan antara kurma dengan masalah kesuburan. Namun sayang, karena kurma muda tidak seperti kurma yang sudah masak, kondisiya tidak tahan lama, mudah rusak, sehingga tidak setiap saat dapat diperoleh. Kedua, tamar (kurma yang sudah matang). Kurma yang seperti ini ternyata memiliki kandungan gizi yang sangat bermanfaat bagi asupan tubuh kita.
Antara lain sebagai sumber energi, sumber serat, sumber mineral, dan sumber vitamin. Kandungan ini dapat mengobati anemia, mengobati sembelit, menjaga kesehatan tulang, mencegah kanker perut, mengobati gangguan usus, menjaga sistem serat sehat, mencegah penyakit jantung dan stroke, mengobati alergi, dll.
Ketiga, hasawat (air putih). Air mengandung unsur mineral yang sangat baik untuk kebutuhan tubuh kita. Berupa kalsium untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, berperan penting dalam proses kontraksi, relaksasi otot, pembekuan darah, dan menunjang imunitas tubuh; Sodium, menjaga keseimbangan cairan tubuh untuk menopang transmisi saraf, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan menjadi alat angkut zat gizi melalui membran sel; Magnesium,membantu proses pencernaan protein untuk memelihara kesehatan otot dan sistem jaringan penghubung, membantu menghilangkan timbunan lemak di dinding dalam pembuluh darah, sebagai zat pembentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin; Kalium, membantu pembentukan sel, pembentukan organ dalam tubuh dan jaringan; Bikarbonat, memelihara keseimbangan keasaman darah, menyokong proses pencernaan dalam perut.