Hanya Karena Maling Ayam Dua Keluarga Dekat Bentrok, Dua Tewas
Penyebabnya sepele, karena aksi pencurian ayam milik keluarga Tarmizi yang dilakukan Gusti dan Ciren dari keluarga Taswin
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Masih ada ikatan keluarga bahkan keluarga dekat, tetapi ternyata tak mengurungkan niat saling serang hingga mengakibatkan dua orang dari masing-masing kepala keluarga tewas, Minggu (8/11/2015) sekitar pukul 14.30.
Penyebabnya sepele, karena aksi pencurian ayam milik keluarga Tarmizi yang dilakukan Gusti dan Ciren dari keluarga Taswin. Meski awalnya sudah dilakukan perdamaian, namun akhirnya berujung bentrok antara dua keluarga dekat ini.
Namun, kedua keluarga ini mengklaim jika bentrokan yang terjadi karena adanya serangan terlebih dahulu. Dari keluarga Tarmizi, jika keluarga Taswinlah yang melakukan penyerangan terlebih dahulu. Di sisi keluarga Taswin, keluarga Tarmizi lah yang pertama kali melakukan penyerangan hingga terjadinya bentrok.
Parahnya lagi, jarak rumah antara rumah Tarmizi dan Taswin hanya berjarak lebih kurang 5 meter. Rumah keduanya hanya dipisahkan Jalan Lettu Karim, akan tetapi sama-sama masuk di RT 8 RW 2 Kecamatan Gandus Palembang.
Akibat bentrok antara dua keluarga dekat ini, korban tewas Tarmizi alias Jack (45) dan Taswin (52). Keduanya tewas ketika akan menuju ke rumah sakit, karena luka bacok. Namun, ada pula informasi yang beredar jika Tarmizi meninggal karena serangan jantung akibat bentrok yang terjadi.
Komsiah adik Tarmizi ketika ditemui menuturkan, awalnya Gusti dan Ciren mencuri ayam milik mereka. Dari hal itulah, pihak dari Taswin tidak terima dengan laporan yang dilakukan keluarganya ke polisi.

Keluarga Taswin yang menangis ketika melihat jenazah Taswin diturunkan dari mobil jenazah untuk dibawa ke rumah duka, Minggu (8/11/2015). (TRIBUN SUMSEL/ARDIANSYAH)
"Rombongan yang maling ayam ini tak terima atas kejadian itu. Bahkan, mereka datang ke rumah almarhum (Tarmizi, red) untuk menantang terus, tetapi karena keluarga di sini tak menanggapi atau merespon mereka itu sampai memecahkan kaca mobil," ujarnya.
Keluarga Taswin yang datang langsung melakukan penyerangan terhadap keluarga Tarmizi. Akibat serangan yang dilakukan keluarga Taswin, Zibon yang merupakan anak kandung Tarmizi terkena tombak sehingga terluka. Tarmizi yang melihat sang anak terkena tombak langsung jatuh pingsan dan meninggal.
Berbeda dengan pihak keluarga Taswin, Zaironi (55) menjelaskan, sebelum kejadian tersebut, pada malam hari rombongan keluarga Tarmizi selalu mengejar keluarganya. Setelah itu, senjata tajam (sajam) milik keluarganya sudah disita oleh petugas Polsek Kalidoni Palembang.
"Barang-barang kami sudah diambil semua oleh polisi. Padahal kami sudah bilang, bagaimana jika keluarga Tarmizi datang menyerang keluarga kami, tetapi tetap disita, hingga akhirnya hari ini (kemarin-red) adik kandung saya diserang oleh lima orang dari keluarga Tarmizi," katanya.
Kelima orang tersebut diketahui bernama Firman, Zibon, Pril, Tarmizi dan Amrullah. Bahkan, mereka menyerang dengan tiba-tiba menggunakan sajam berupa parang, celurit dan lainnya.
"Taswin awalnya baru pulang dari depot kayu untuk salat. Baru sampai di lokasi kejadian, tiba-tiba lima orang keluarga Tarmizi datang menyerang, karena adik saya tidak membawa apa-apa jadi dia tak sempat memberikan perlawanan. Taswin tewas setelah dilarikan ke Rumah Sakit Siti Khodijah Palembang dengan luka leher dan tangan nyaris putus, serta di bagian perut," jelasnya.
Dari pantauan di lapangan, bentrok yang terjadi ini, membuat Jalan Lettu Karim menjadi ramai. Banyak warga yang datang untuk melihat secara langsung kejadian ini. Di sisi lain, melihat kejadian ini agar tidak menimbulkan bentrok lanjutan membuat Polresta Palembang menerjunkan anggota Polsek Gandus, Kertapati, IB II dan IB I Palembang untuk melakukan pengamanan di lokasi.
Ketua RT 8 Ani ketika ditemui menuturkan, memang yang bentrok ini masih keluarga dekat. Pasalnya karena memang masalah pencurian ayam dan sudah sempat diselesaikan.
