Breaking News

Pemancing dari Palembang Diterkam Buaya di Pulau Rimau

saat ditemukan korban dalam keadaan tak utuh lagi, tangan kanan dan kiri serta kaki kanannya hilang dimakan buaya.

Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/SUGIH MULYONO
Adi Ismanto, paling kiri pada saat resepsi pernikahan keluarganya. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Setelah sempat hilang selama empat jam dan dibawa ke dasar sungai, Jasad Adi Ismanto (27) yang merupakan korban ganasnya buaya Sungai Limau Muara Bantung Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin, akhirnya berhasil ditemukan.

Korban yang merupakan warga Desa Teluk Betung Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin itu, ditemukan kurang lebih 100 meter dari tempat  ia ditarik buaya.

Ironisnya, saat ditemukan korban dalam keadaan tak utuh lagi setelah beberapa bagian tutubuhnya seperti tangan kanan dan kiri serta kaki kanannya hilang dimakan buaya.

Bahkan, jasad korban ditemukan setelah ratusan warga sekitar berbondong-bondong melakukan pencarian dengan melempari anak sungai hingga membuat kenyamanan buaya yang sedang bersembunyi terusik hingga muncul ke permukaan dan mengibaskan jasad korban dari mulutnya sampai terlempar ke tanggul (Bibir sungai-red).

"Kata temannya yang ikut mancing, sebelum benar-benar menghilang itu korban itu sempat muncul ke permukaan tapi saat itu posisinya sudah dalam mulut buaya hanya tampak kakinya saja," jelas mertua korban, H Nahwan (60) yang ikut melakukan pencarian terhadap jasad menantuanya tersebut saat ditemui di rumah orang tua korban, Minggu (25/10).

Diceritakan H Nahwan, peristiwa tragis yang menimpa menantunya dan diketahui merupakan warga asal Jalan R Soekamto Lorong Masjid Kecamatan Ilir Timur (IT) II Palembang itu, terjadi saat menantunya tersebut tengah pergi mancing bersama dua orang rekannya, Dedi dan Lala di TKP, Sabtu (24/10) sekitar pukul 19.00.

"Jadi mereka ini pergi mancing bertiga dengan menggunakan sepeda motor. Mereka pergi dari rumah sekitar pukul 16.00 dan tiba di TKP setalah kurang lebih dua jam kemudian atau sekitar pukul 18.00," terangnya.

Setelah tiba di TKP, dikatakan H Nahwan, menantunya dan juga termasuk kedua teman menantunya tersebut langsung menyiapakan perlengkapan pancing yang sudah sengaja dipersiapakan dari rumah.

"Setelah selesai memberi umpan di kail, kata teman menantu saya ini, menantu saya itu bermaksud mencuci tangannya karena kotor. Tapi tak tahunya, saat itulah ia langsung diterkam buaya yang langsung menariknya ke sungai," katanya.

Kedua teman menantunya yang melihat hal itu, dikatakan H Nahwan, sontak tak bisa berbuat banyak.

Kedua teman menantunya itu hanya bisa mengabari keluarga yang lain yang ada di desa. Kedua teman menantunya itu mengabari dengan cara menelponnya.

"Katanya, saat itu menantu saya itu juga sempat teriak-teriak tapi kedua temannya juga tak bisa berbuat apa-apa," ungkapnya.

Setelah mendapat kabar itu, masih dikatakan H Nahwan, ia dan warga lainnya yang mendapat kabar tersebut pun akhirnya berbodong-bondong mendatangi TKP untuk melakukan pencarian jasad menantunya.

"Saat dilakukan pencarian itu, kami cukup mengalami kesulitan. Karena buaya itu memang cukup ganas bahkan ukurannya juga mencapai enam meter panjangnya. Dan itu juga bukan cuma satu melainkan ada tiga ekor," ungkapnya.

Setelah beberapa lama melakukan pencarian dengan terus dilempari ke sungai, masih dikatakan H Nahwan, buaya yang memakan menantunya tersebut menyerah hingga akhirnya muncul ke permukaan dan menghempaskan jasad menantunya ke tanggul.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved