Mengerikan! Wanita Ini Mengiba Jangan Diperkosa Lebih dari 4 Orang

Seorang perempuan lain diculik bersama adiknya yang berusia 15 tahun dan diperkosa setiap malam selama lima malam.

Editor: Darwin Sepriansyah

"Penculikan kaum perempuan tampaknya sistematis. Itu bisa untuk satu hari, atau lebih lama, atau untuk selamanya."

Mereka yang lolos menceritakan kisah mereka tanpa emosi (karena sudah mati rasa), dengan suara yang tenang. Mimpi buruk menimpa beberapa dari mereka. Kadang mereka berpikir bahwa dirinya masih tertawan.

Setelah diculik, Nyabena disuruh bekerja pada siang hari. Tugasnya antara lain membawa barang-barang hasil jarahan dan makanan, mengumpulkan air dan mencangkul kebun. Dia selalu diawasi pada siang hari. Pada malam hari dia diikat bersama para perempuan lainnya.

"Ketika salah seorang dari tentara itu ingin berhubungan seks, dia akan datang, melepaskan kami dan membawa kami pergi. Ketika mereka selesai, mereka akan membawa kami kembali dan mengikat kami lagi," katanya, sambil meregangkan sikunya di belakang punggungnya untuk menunjukkan bagaimana dirinya diikat. Dia mengatakan, diperkosa oleh empat laki-laki dalam semalam merupakan hal biasa.

Perempuan yang menolak untuk bekerja atau melawan saat diperkosa pasti akan lenyap. "Pada pagi hari kami mengetahui mereka telah hilang," katanya. Dari 40 orang yang tiba bersamanya pada April lalu, 10 orang hilang dengan cara ini.

Korban termuda 12 tahun
Nyamai, seorang ibu berusia 38 tahun yang punya lima anak, diambil dari desanya di Kabupaten Koch. Dia selalu diawasi dan sering diikat. Sebanyak 10 orang tentara akan mengantre pada malam hari demi mendapat giliran untuk memperkosanya.

"Tolong, satu orang saja yang berhubungan dengan saya, jangan semua kalian," pintanya. Sebagai jawaban, dia dipukuli dengan tongkat.

Dalam sebuah kasus lain, tiga dari putri Nyatuach yang belum menikah dan masih remaja diculik pada Mei lalu dalam sebuah serangan ke desa mereka di Kabupaten Rubkona. Dua orang masih hilang, tetapi putrinya yang berusia 17 tahun berhasil melarikan diri bersama tiga keponakannya.

Mereka kembali dalam kondisi "sangat sakit, sangat kurus". "Tubuh mereka lemah dan mereka mengeluarkan cairan yang berasal dari begitu banyak pria yang melakukan hubungan seksual dengan mereka," kata Nyatuach.

Ia merujuk ke gejala umum fistula, sebuah kondisi buang air kecil tanpa sadar karena ada kerusakan di dinding antara vagina dan kandung kemih atau rektum, yang dapat disebabkan oleh pemerkosaan yang disertai kekerasan.
Sejumlah perempuan lainnya diperkosa berulang kali sampai mereka akhirnya dibebaskan atau dibunuh karena telah mengalami perdarahan dan tidak sanggup lagi.

"Ketika gadis-gadis itu rusak, mereka akan membuangnya," kata Nyatuach. 

Rebecca bertemu lagi dengan putrinya yang berusia 12 tahun sehari setelah desa mereka di Kabupaten Koch diserang. "Ketika mereka membawa saya, orang-orang itu memanfaatkan saya," kata gadis itu kepada ibunya. Rebecca merebus air dan membasuh putrinya dengan kain panas.

"Kita tak bisa berbuat apa-apa," katanya kepada putrinya. "Begitulah keadaanya." (Egidius Patnistik/Kompas.com)
Sumber : AFP

Halaman 2/2
Tags
Perkosaan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved