2.500 Anak PAUD Ikuti Latihan Manasik Haji
Ragam ekspresi polos dan lucu diperlihatkan anak-anak ini ketika melihat sebuah bangunan besar warna hitam di tengah ruangan
Penulis: Yuliani | Editor: Tarso

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ragam ekspresi polos dan lucu diperlihatkan anak-anak ini ketika melihat sebuah bangunan besar warna hitam di tengah ruangan. Rasa penasaran mereka ditunjukkan dengan memegang kain yang menutupi bangunan serupa Kabah tersebut. Dengan sabar, beberapa orang
dewasa membimbing mereka agar tertib mengelilingi bangunan itu sembari mengucap takbir.
Suasana riang tersebut tergambar dalam peragaan Manasik Haji yang melibatkan sekitar 4.200 anak usia dini se-Kota Palembang di Sriwijaya Promotion Centre (SPC) Jakabaring Palembang, Rabu (15/1/2014).
Dengan diiringi guru dan orangtua mereka, anak-anak yang tergabung dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kota Palembang ini melakukan serangkaian ibadah haji dari mulai mengelilingi Kabah, tawaf, lempar jumroh, sampai merasakan air zam-zam asli yang sengaja disediakan oleh panitia. Ketua Himpaudi Palembang, Dra Murniah, MSi mengatakan ini merupakan kegiatan yang ketujuh dan melibatkan seluruh PAUD di delapan kecamatan.
"Kita berharap kegiatan ini akan tersimpan dalam memori anak-anak, sehingga ketika dewasa nanti mereka sudah mengetahui, seperti apa ibadah haji
yang sudah pernah mereka lakukan sewaktu kecil," ujarnya.
Menurut Murniah, usia anak-anak harus dimanfaatkan untuk momen penting dan positif, seperti menanamkan pentingnya nilai ibadah kepada mereka.
"Mereka itu ibarat tabularasa (kertas putih), jadi masih sangat bersih dan belum terkontaminasi. Sebaiknya kita selaku guru maupun orangtua harus memberikan contoh yang benar pada mereka," ungkapnya seraya mengaku kegiatan dibagi dua hari, sehari ikuti 2.500 anak.
Sementara itu, Arman, salah satu anak dari PAUD Seberang Ulu I terlihat malu-malu saat ditanyai Sripoku.com, mengenai kesannya ikut dalam pelatihan manasik
tersebut. Irma, yang merupakan guru pembimbingnya mengatakan bahwa siswanya itu girang sekali ketika melihat replika Kabah.
"Dia dan teman-temannya banyak bertanya, apa nama bangunan tersebut dan untuk apa. Karena masih anak-anak, jadi niatnya mau main melulu. Tapi kami selalu membimbing mereka, agar bisa mengambil pelajaran dalam latihan ini," ujarnya