Negara Ini Buka Lowongan Kerja Jadi Algojo Hukuman Mati, Syaratnya Pria 18 Tahun dan Kuat Mental
Sri Lanka mulai mengiklankan lowongan untuk menjadi algojo setelah presiden negara tersebut menyatakan akan mengaktifkan kembali hukuman mati.
SRIPOKU.COM, KOLOMBO - Sri Lanka mulai mengiklankan lowongan untuk menjadi algojo setelah presiden negara tersebut menyatakan akan mengaktifkan kembali hukuman mati.
Dalam iklan lowongan di media cetak lokal, salah satu syarat bagi yang ingin melamar pekerjaan ini adalah harus kuat mental.
Iklan lowongan menjadi algojo diiklankan oleh otoritas penjara Sri Lanka.
Selain kuat mental, pelamar yang ingin menjadi algojo haruslah pria Sri Lanka berusia antara 18 tahun hingga 45 tahun.
• Pasien Cuci Darah RS Siloam Sriwijaya Palembang Sumringah Diberi Setangkai Bunga Mawar
• Sekda Kota Palembang Minta Pemilih Pemula di Palembang Berperan Aktif Berikan Hak Suaranya
• Kelurga Miskin Jualan Sayur Keliling tak Terima PKH, Wabup OKI Minta Keluarga Mampu Tolak Dana PKH
Sebelumnya, negara Asia Selatan tersebut memberlakukan moratorium hukuman mati sejak tahun 1976.
Sebagai gantinya, pelaku dari tindakan kriminal berat semacam pembunuhan, pemerkosaan, hingga perdagangan narkoba diganjar hukuman penjara seumur hidup.
Meski puluhan tahun diberlakukan moratorium, namun masih ada orang yang berprofesi sebagai algojo di negara tersebut.
Tapi karena tidak pernah melakukan eksekusi, algojo terakhir di Sri Langka akhirnya mengundurkan diri pada tahun 2014 lalu.
• Aiptu Erwin Alias Wen Nago, Polisi Menyamar Jadi Ibu-ibu untuk Tangkap Copet di Pasar 16 Ilir
• Cerita Porter Bandara SMB II Palembang Diterapkannya Bagasi Berbayar, Sehari Cuma Dapat Rp10 Ribu
• Berawal dari Sampah, Cewek Asli Palembang Ini Wakili Indonesia ke Hollywood Amerika Serikat
Namun minggu lalu Presiden Maithripala Sirisena mengatakan kepada parlemen bahwa hukuman mati akan diberlakukan kembali dalam waktu dua bulan bagi mereka yang dihukum karena pelanggaran narkoba sebagai bagian dari penumpasan gaya Filipina, media setempat melaporkan.
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena sepertinya sangat terinspirasi dari gaya Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Ia bahkan pernah menyebut Duterte sebagai orang yang bisa dicontoh dunia atas aksi kerasnya terhadap terhadap sejumlah tindakan kriminal seperti perdagangan narkoba.
"Perang melawan kejahatan dan narkoba dilakukan oleh Anda adalah contoh bagi seluruh dunia - dan secara pribadi bagi saya. Ancaman narkoba merajalela di negara saya dan saya merasa bahwa kita harus mengikuti jejak Anda untuk mengendalikan bahaya ini," kata Sirisena saat Duterte dalam pertemuan keduanya pada bulan lalu.
• Keceriaan dan Kebersamaan Pengurus Persit KCK PD II/SWJ di Markas Batalyon Arhanud 12/SBP
• Penggerebekan Ladang Ganja di Lahat Kerja Cepat Anggota TNI Kodim 0405/Lahat Bersama Polres Lahat
• Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan Pimpin Upacara Gelar Pasukan Ops Gaktib dan Yustisi
Namun langkah Sirisena untuk mengembalikan hukuman mati telah mendapat kecaman keras dari kelompok-kelompok hak asasi manusia, yang memperingatkan bahwa adegan brutal yang dimainkan di jalanan Filipina bisa menjadi kenyataan sehari-hari di Sri Lanka.
"Apakah dia ingin melihat lingkungan Sri Lanka yang paling miskin menjadi tempat di mana orang bangun setiap pagi untuk menemukan mayat-mayat baru tergeletak di jalanan?" kata Wakil Direktur Amnesty International Asia Selatan Omar Waraich.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Sri Lanka Buka Lowongan Kerja Jadi Algojo Hukuman Mati, http://www.tribunnews.com/internasional/2019/02/14/pemerintah-sri-lanka-buka-lowongan-kerja-jadi-algojo-hukuman-mati.
===