Berita OKI
Hutan Bakau di Pantai Timur OKI yang Disenangi Kepiting Bakau Perlu Pelestarian, Berikut Faktornya
Perlindungan hutan bakau (mangrove) di daerah aliran sungai di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kurang perhatian dari pemerintah daerah.
Penulis: Mat Bodok | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Mat Bodok
KAYUAGUNG, SRIPO - Perlindungan hutan bakau (mangrove) di daerah aliran sungai di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kurang perhatian dari pemerintah daerah.
Sehingga banyak bakau yang perlu dilestarikan.
Direktur Bakau Sumatera Selatan (Sumsel) Paisal mengatakan, berjalan dan bergantinya musim yang membuat hutan bakau semakin hilang dari aliran sungai yang disebabkan kebakaran hutan.
Untuk itu, mangrove harus diperhatikan oleh pemerintah tak lepas dari pengawasan dan pelestarian lingkungan.
• Keluar Masuk Jeruji Besi Lalu Tobat, 4 Artis ini Ternyata Mantan Preman! No 3 Nikahi Anak Pejabat
• Beri Pengemis Sumbangan, Sanksinya Pilih Didenda Rp50 Juta atau Dipenjara Selama Tiga Bulan
• Terkena Hipotermia Mahasiswa FH UMP Meninggal Dunia Saat Mendaki di Gunung Dempo Pagaralam
Apalagi, jelas Paisal pemberdayaan ekonomi masyarakat dan konservasi hutan bakau di Pesisir Pantai Timur dan sekitar wilayah pantai lainnya yang memang harus diperhatikan.
Adanya hutan bakau sangat membantu masyarakat.
"Secara ekonomi dapat meningkatkan produksi, dengan konservasi bisa menjaga keseimbangan alam," kata Paisal, Selasa (5/2/2019) pada wartawan yang menyebutkan bahwa, keberadaan hutan bakau sangat disukai kepiting bakau.
Karena keberadaan di habitat bakau yangmasih terjaga karena merupakan sumber makanan.
• Jalan Kemas Rindo Kertapati Dijanjkan akan Diperbaiki, Anggaran Dana Rp 1 Miliar Sudah Disetujui
• Terkumpul 300 Kg Perhari dari Target 1,5 Ton Sampah, Langkah Ini yang Dilakukan Camat Kalidoni
• Sekolah Alam Palembang Terapkan Sistem Full Day, Berikut Keunggulannya
"Menjaga abrasi air laut agar tidak mengganggu usaha tambak masyarakat. Ini betapa pentingnya hutan bakau yang harus dilestarikan sebaik mungkin. Kendati, kerap kali lahan hutan bakau terbakar, dan ada juga yang mati," ujarnya.
Lebih lagi, tutur Paisal, hutan bakau adalah ekosistem esensial di dunia untuk perikanan dan konservasi.
"Mangrove menyerap karbondioksida lima kali lipat dibandingkan hutan daratan," ujar Paisal panjang lebar mengapa hutan bakau perlu diperhatikan, karena hutan bakau setiap tahunnya dipastikan rusak atau hilang disebabkan berbagai macam iklim dan kenakalan oknum masyarakat sekarang ini.
Paisal berharap, rehabilitas dilakukan untuk memulihkan kondisi ekosistem mangrove yang sudah rusak supaya fungsinya bisa kembali, keanekaragaman hayati danstruktur di dalamnta seperti sedia kala.
"Saya berharap kepedulian pihak perusahaan yang ada di wilayah OKI agar memperhatikan hutan bakau, melalui CSR dalam rehabilitasi," harap Paisal yang perhatian dengan keadaan hutan bakau sekarang ini.
• Aksi Barongsai di Showroom Honda Maju Motor (HMM) Tanjung Api Api Palembang, Imlek Maju Motor Group
• BREAKING NEWS : Empat Warga Sumsel Meninggal Dunia Akibat DBD
• Batu Akik Blue Chalcedony Baturaja Paling Diburu, Jadi Primadona Indonesia Hingga Dunia
Wakil Ketua Jaringan Pendamping Kinerja Pemerintah (JPKP) Kabupaten OKI, Adi Iskandar mendesak pihak pemerintah agar memperhatikan hutan bakau.