Berita Eklusif Sripo
Menguak Syarat Nikah di Desa Tanjung Menang Wanita Harus Tes Perawan Sambil Tunjukkan Ini Jadi Bukti
Mengungkap Syarat Nikah di Desa Tanjung Menang Wanita Harus Tes Perawan, Sambil Tunjukkan Ini Jadi Bukti. Si Wanita yang tak perawan akan batal dinika
Penulis: Alan Nopriansyah | Editor: Candra Okta Della
Mengungkap Syarat Nikah di Desa Tanjung Menang Wanita Harus Tes Perawan, Sambil Tunjukkan Ini Jadi Bukti
SRIPOKU.COM , BANYUASIN - Proses akad nikah di Desa Tanjung Menang, Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin sekilas tidak ada perbedaan dengan prosesi pada umumnya.
Namun yang berbeda di desa ini, dimana calon pengantin perempuan (wanita) diisyaratkan harus perawan (gadis), dan itu dibuktikan dengan hasil visum bidan setempat.
• Ironi! Usai UNBK, Gadis SMA Ini Terpaksa Jual Keperawanan Seharga Ponsel, Alasannya Pedih
• Kisah Haru, Gadis 15 Tahun Ini Rela Keperawanan Direnggut. Saat Alasannya Terungkap Semua Menangis
Tim sripo yang mendapat kabar adanya prosesi akad nikah di desa tersebut, Minggu (20/1) pukul 06.00 langsung bergerak dari Palembang ke lokasi menggunakan jalur transportasi darat.
Perjalanan dari Palembang satu jam lebih menuju Desa Sembawa.
Lalu dari Desa Sembawa Banyuasin, tim Sripoku.com langsung ke Desa Tanjung Menang dari jalan aspal ke lokasi sejauh 20 Km lebih atau ditempuh selama 1,5 jam lebih.
Melintasi kawasan perkebunan dan laboratorium Sembawa dan perkebunan karet dan sawit milik warga, dengan kondisi jalan bertanah.

Selain jalur darat, desa yang umumnya dihuni warga asli berasal dari rumpun Suku Beti (Ogan Ilir) ini, bisa dilalui jalur Sungai.
Setibanya di lokasi, ternyata harus melintas di jalan cor beton dan jembatan sempit sejauh 1,5 Km.
Akses jalan ini hanya bisa dilintasi satu kendaraan, itu harus extra berhati-hati karena sisi kanan jalan, Sungai Musi/Ogan.
Bahayanya, jika di tengah perjalanan bertemu dengan kendaraan (masuk-keluar), maka siapa yang akan mengalah untuk mundur.
Jangan untuk jalan mundur, jalan maju saja harus hati-hati.
Selain itu, jarang ada tempat untuk memutarkan kendaraan.
Kondisi ini dialami Tim Sripo saat akan meninggalkan lokasi, tidak bisa keluar karena harus menunggu ada mobil yang masuk.
Kendati begitu, Tim bersyukur, karena sempat bahkan ikut menyaksikan prosesi penikahan dari awal hingga akhir yang dipusatkan di masjid setempat.