Berita Palembang

Putrinya Jadi Penumpang Lion Air JT610, Ning Icah Pasrah. Ungkap Cerita Soal Rencana Putrinya

Ibunda Reski Amelia, Ning Icah (70) yang menjadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 duduk di kursi 8D mengaku pasrah

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Siti Olisa

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Ibunda Reski Amelia, Ning Icah (70) yang menjadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 duduk di kursi 8D mengaku pasrah apakah putri bungsunya dari enam bersaudara ini bisa menepati janjinya untuk mudik liburan ke Palembang pada 17 November 2018 mendatang.

"Ado rencana tanggal 17 November pas libur hari terjepit, Ayu--nama panggilan Reski Amelia--- mau pulang ke Palembang,” ungkap Ning Icah didampingi kerabat dan para tetangga di Jalan Damai III Blok F-3 Komplek Griya Bahagia, KM 10 Alang Alang Lebar Palembang.

Diakui Ning Icah, tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi, menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masih berharap Amelia bisa ditemukan dalam kondisi selamat meski kemungkinannya sangat kecil.

Baca: Diam diam PLN Kembali Pasarkan Listrik Pascabayar. Ada Apa dengan Kwh Token ?

Amelia yang bekerja sebagai staf di BPK Provinsi Bangka Belitung (Babel) itu baru empat bulan menikah tepatnya pada 24 Juni 2018 lalu.

Ibunda Amelia, Ning Icah menuturkan, sejak menikah, Amelia tinggal bersama suaminya di Jakarta. Putrinya ini lulusan jurusan Administrasi di Politeknik Sriwijaya (Polsri). Setelah bekerja di BPK ia melanjutkkan kuliah S1 Administrasi Negara juga.

“Ya, baru empat bulan lalu menikah. Anak saya ini sudah delapan tahun jadi pegawai BPK di Jakarta dan baru dua tahun ditugaskan di Provinsi Bangka Belitung. Murtado Kurniawan suaminya di Posko Halim menunggu kabar. Sekitar setengah tujuh sesudah maghrib kontakan dengan Aldo, belum ado kabar,” katanya.

Baca: Berita Palembang : 4 Kali Keluar Masuk Penjara, Residivis Ini Kembali Dibekuk Petugas

Menurut Ning Icah, tiap akhir pekan, Ayu pulang ke rumahnya di Jakarta dan baru berangkat kembali ke Pangkalpinang untuk menjalankan tugas pada Senin subuh.

“Sebelum kejadian, anak saya sempat kutelepon sekitar jam setengah enam pagi saat berada di Bandara Soekarno-Hatta. Mungkin kesiangan jadi buru-buru. Suaminya tinggal di Jakarta Pusat. Aldo karyawan Indosat,” jelasnya.

Ning Icah mengaku baru mengetahui anaknya jadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 setelah diberitahu menantunya.

Baca: Masih Banyak Dipakai, Lampu Neon Bisa Berbahaya Untuk Kesehatan, Pengaruh Terhadap Masalah Ini

“Sekitar jam setengah sembilan pagi, Aldo telepon. Dak tahulah rasonyo cakmano. Ibu meraung sejadi-jadinya. Habis itu ngucap, berdoa. Kita semua titipan Allah,” kata Ning Icah.

Ning Icah berharap ada keajaiban anaknya bisa ditemukan dalam kondisi selamat.

“Mudah-mudahan ada keajaiban dia bisa selamat. Pesawatnyo katonyo baru. Pilotnyo jugo katonyo wong India pengantin baru jugo," kata Ning Icah.

Baca: Reuni Alumus Sriwijaya FC di Masa Double Winner Bersama Mantan Bintang Galatama

Sejak siang hingga malam hari para kerabat dan tetangga mendatangi kediaman rumah keluarga korban dan membacakan doa.

"Kita mendapat kabar dari grup WA Komplek Griya Bahagia. Warga kumpul siang jam 14.00 yasinan di sini. Habis Isya juga ke sini yasinan. Tujuannya memberi dukungan semangat mudah-mudahan keluarga besar Ning Icah diberi ketabahan yang menjadi takdir oleh Allah. Kita juga mantau di televisi. Anak-anak beliau juga ada yang ke Posko pencarian korban di Jakarta," kata H Mugiarto, Pengurus Masjid Al Faturrrahman Komplek Griya Bahagia, tetangga korban.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved