Berita Banyuasin

JEMBATAN Tanah Kering Dibangun, Penghubung Pulau Rimau-Selat Penuguan, Proyek Senilai Rp25,4 Miliar

Proyek ini dilaksanakan oleh PT Perdana Abadi Perkasa dengan nilai kontrak sebesar Rp25.454.310.533,48 dan waktu pengerjaan 110 hari kalender.

Penulis: Ardiansyah | Editor: Welly Hadinata
Sripoku.com/Ardiansyah (Handout)
JEMBATAN TANAH KERING : Gubernur Sumsel H Herman Deru bersama Bupati Banyuasin Dr H Askolani saat melaksanakan groundbreaking pembangunan duplikat Jembatan Tanah Kering, Kamis (23/10/2025). Pembangunan Jembatan Tanah Kering menggunakan dana senilai Rp 25.454.310.533,48. 

Ringkasan Berita:
  • Duplikat Jembatan Tanah Kering sepanjang 420 meter mulai dibangun untuk menghubungkan Pulau Rimau dan Selat Penuguaan.
  • Proyek senilai Rp25,4 miliar ini ditargetkan selesai dalam 110 hari kerja guna mendukung perekonomian masyarakat.
  • Jembatan baru akan dioperasikan bersama jembatan lama dengan dua jalur agar akses kendaraan lebih lancar.

SRIPOKU.COM, BANYUASIN – Pembangunan duplikat Jembatan Tanah Kering resmi dimulai. Jembatan sepanjang 420 meter ini akan menjadi penghubung utama antara Kecamatan Pulau Rimau dan Selat Penuguan, Kabupaten Banyuasin.

Peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan jembatan tersebut dilakukan langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru bersama Bupati Banyuasin Dr. H. Askolani, S.H., M.H., Kamis (23/10/2025).

Proyek ini dilaksanakan oleh PT Perdana Abadi Perkasa dengan nilai kontrak sebesar Rp25.454.310.533,48 dan waktu pengerjaan 110 hari kalender.

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Dalam sambutannya, Gubernur Herman Deru menegaskan bahwa pembangunan Jembatan Tanah Kering merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat Banyuasin guna memperlancar arus barang dan jasa, terutama hasil bumi.

“Ada dua hal yang tidak boleh dihemat yakni gaji ASN dan pembangunan. Karena pembangunan adalah janji kita kepada masyarakat yang tertuang dalam RPJMD,” ujar Herman Deru.

Ia optimistis, keberadaan jembatan ini akan memberikan dampak besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir Banyuasin.

“Dengan adanya jembatan ini, hasil pertanian dan perkebunan bisa lebih mudah dibawa keluar, sehingga perputaran ekonomi akan meningkat,” tambahnya.

Terkait aspirasi warga soal Jembatan Rantau Bayur, Herman Deru menjelaskan bahwa proyek tersebut saat ini sudah dalam tahap persiapan dan menunggu tindak lanjut dari Kementerian PUPR.

Wujud Janji Pemerintah Banyuasin

Sementara itu, Bupati Banyuasin Askolani menyampaikan bahwa pembangunan duplikat Jembatan Tanah Kering merupakan wujud nyata janji pemerintah daerah kepada masyarakat.

“Ini adalah janji saya untuk masyarakat Banyuasin, terutama warga di Kecamatan Pulau Rimau dan Selat Penuguan,” ujarnya.

Menurut Askolani, keberadaan duplikat jembatan ini nantinya akan memudahkan akses transportasi masyarakat antar dua kecamatan, sekaligus mengurai kepadatan lalu lintas.

“Setelah selesai, jembatan lama dan duplikatnya akan dioperasikan bersamaan dengan sistem dua jalur, sehingga kendaraan dari dua arah bisa melintas secara bersamaan,” jelasnya.

Ia juga berpesan agar masyarakat ikut menjaga fasilitas publik tersebut.

“Saya harap masyarakat ikut menjaga Jembatan Tanah Kering yang lama. Jika rusak, tentu akan menghambat akses dan aktivitas warga,” tutupnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved