Pendidikan Profesi Guru

4 Pengalaman Penting Guru dalam UKPPPG 2025: Studi Kasus, Solusi, dan Pembelajaran

Studi kasus berikut diambil dari pengalaman nyata guru dalam menghadapi tantangan pembelajaran

SRIPOKU.COM
ILUSTRASI KUNCI JAWABAN - Latihan Studi Kasus UKPPPG Dalam Jabatan 2025. Berikut ini latihan studi kasus UKPPPG dalam jabatan 2025 yang bisa jadi refrensi belajar di rumah. 

Ringkasan Berita:
  • Guru dituntut mampu menggunakan LKPD sebagai panduan belajar yang memandu siswa memahami materi secara terstruktur.
  • Guru harus merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi penilaian untuk mengukur capaian belajar siswa secara akurat.
  • Guru perlu memanfaatkan media pembelajaran yang relevan serta mengelola kelas secara kondusif demi terciptanya proses belajar yang aktif dan menyenangkan.

 

SRIPOKU.COM - Studi kasus berikut diambil dari pengalaman nyata guru dalam menghadapi tantangan pembelajaran, mulai dari penggunaan LKPD, penilaian, media belajar, hingga pengelolaan kelas.

Konten ini sangat bermanfaat sebagai referensi belajar UKPPPG 2025 maupun bahan refleksi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

1. Tantangan dalam Penggunaan LKPD & Cara Mengatasinya
Situasi yang Terjadi
Guru menggunakan LKPD untuk mendorong siswa belajar aktif, tetapi muncul beberapa kendala:

Bahasa LKPD terlalu sulit dipahami sebagian siswa.
Jumlah soal tidak sebanding dengan waktu.
Ada siswa yang tidak serius mengerjakan LKPD dan terlalu bergantung pada temannya.
Tindakan Perbaikan
Guru melakukan langkah berikut:

Menyederhanakan instruksi secara lisan dan memberi contoh cara mengisi LKPD.
Memilah soal: soal inti dikerjakan di kelas, sisanya sebagai PR.
Memberi peran dalam kelompok (pencatat, pembicara, penanya) agar semua siswa terlibat.
Hasilnya
Pembelajaran menjadi lebih efektif. Siswa lebih terarah, diskusi berjalan aktif, dan LKPD direvisi agar lebih sederhana, realistis, serta mudah dipahami.

Baca juga: Latihan Soal Tryout UKPPPG Guru Tertentu 2025 Tahap 2 dengan Kunci

Pelajaran Berharga
LKPD harus disesuaikan dengan kemampuan siswa, alokasi waktu, dan harus tetap didampingi guru. Refleksi dan perbaikan berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan.

2. Pengalaman Memperbaiki Penilaian Pembelajaran
Situasi yang Terjadi
Nilai tes tertulis siswa rendah meski mereka terlihat aktif di kelas. Ini menunjukkan bahwa penilaian tunggal melalui tes tertulis tidak menggambarkan kompetensi siswa secara utuh.

Tindakan Perbaikan
Guru mulai menggunakan penilaian autentik:

Tes tertulis + proyek sederhana
Presentasi kelompok
Penilaian kinerja
Pembuatan mind map
Rubrik penilaian yang jelas dan transparan
Memberikan umpan balik langsung
Hasilnya

Penilaian lebih objektif dan menyeluruh.
Siswa lebih termotivasi karena setiap usaha dihargai.
Partisipasi meningkat, dan nilai akhir membaik.
Siswa yang sebelumnya pasif menjadi lebih percaya diri.
Pelajaran Berharga
Guru harus kreatif memilih teknik penilaian. Penilaian bukan sekadar memberi nilai, tetapi memahami perkembangan siswa dan membantu mereka berkembang.

3. Penggunaan Media Belajar untuk Pembelajaran Lebih Menarik
Situasi yang Terjadi
Pembelajaran terasa monoton karena materi sulit dipahami jika hanya dijelaskan secara lisan. Siswa menjadi bosan, mengobrol, dan tidak fokus.

Tindakan Perbaikan
Guru menggunakan media yang lebih variatif:

Video animasi sebagai pembuka pembelajaran.
Ilustrasi visual dan LKPD berbasis gambar.
Media konkret dari lingkungan sekitar.
Diskusi kelompok berbasis pengamatan langsung.
Hasilnya

Siswa lebih antusias dan fokus.
Konsep yang abstrak menjadi lebih mudah dipahami.
Diskusi lebih hidup.
Peningkatan hasil penilaian formatif.
Siswa lebih aktif bertanya dan berpendapat.
Pelajaran Berharga
Media bukan pelengkap, tetapi komponen penting dalam pembelajaran. Pemilihan media harus sesuai tujuan, karakter materi, dan gaya belajar siswa.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved