Modul Ajar

Contoh Modul Ajar Deep Learning IPA Fisika di Kelas 12 SMA/MA Bab 6 Kalor Semester 1

Peserta didik kelas XI diasumsikan telah memiliki pengetahuan dasar tentang konsep suhu dan zat dari jenjang sebelum

Freepik.com
MODUL AJAR FISIKA - Ilustrasi belajar.Contoh Modul Ajar Deep Learning IPA Fisika di Kelas 12 SMA/MA Bab 6 Kalor Semester 1 

SRIPOKU.COM - Berikut ini tersaji referensi Modul Ajar Deep Learning Fisika di Kelas 12 SMA yang merupakan kurikulum terbaru.

Berdasarkan buku teks pelajaran IPA Fisika di Kelas 12 Semester 1 dan Semester 2 Kurikulum Merdeka terdapat 7 Bab materi yang nantinya akan di pelajari, diantaranya yaitu sebagai berikut:

Modul ajar Deep Learning IPA Fisika kelas 12 SMA Materi Bab 6 Kalor ini dapat menjadi contoh modul ajar bagi para guru.

Untuk itu, simak contoh IPA Fisika kelas 12 SMA yang akan Sripoku.com jabarkan.

Baca juga: Contoh Modul Ajar Deep Learning Fisika di Kelas 12 SMA Bab 5 Gelombang, Bunyi dan Cahaya Semester 1

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPA (FISIKA)
BAB 6: KALOR

A.    IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah    :    .....................................................................................
Nama Penyusun    :    .....................................................................................
Mata Pelajaran    :    IPA (Fisika)
Kelas / Fase /Semester    :     XI/ F / Ganjil
Alokasi Waktu     :    8 Jam Pelajaran (4 Pertemuan @ 2 JP)
Tahun Pelajaran    :    20.. / 20..

B.    IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik kelas XI diasumsikan telah memiliki pengetahuan dasar tentang konsep suhu dan zat dari jenjang sebelumnya. Mereka juga diharapkan memiliki pemahaman awal tentang fenomena panas dan dingin dalam kehidupan sehari-hari, serta pengalaman dengan perubahan wujud zat (misalnya air membeku atau mendidih). Keterampilan dasar dalam melakukan pengukuran sederhana dan mengolah data dalam tabel juga diasumsikan sudah dimiliki. Minat terhadap fenomena alam dan teknologi yang berkaitan dengan energi juga menjadi modal awal yang baik.

C.    KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi "Kalor" adalah jenis pengetahuan konseptual, prosedural, dan sedikit faktual. Materi ini sangat relevan dengan kehidupan nyata peserta didik karena konsep kalor ada di sekitar mereka, dari memasak, mengatur suhu ruangan, hingga prinsip kerja mesin. Tingkat kesulitan materi ini bersifat sedang hingga tinggi, memerlukan pemahaman konsep fisika yang abstrak (energi, perpindahan, kapasitas kalor), kemampuan menerapkan rumus matematis, dan menganalisis grafik. Struktur materi bersifat hierarkis, dimulai dari konsep dasar kalor dan suhu, perpindahan kalor, hingga aplikasi dan dampaknya. Materi ini juga mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti ketelitian, tanggung jawab (dalam percobaan), dan rasa ingin tahu.

D.    DIMENSI PROFIL LULUSAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis fenomena kalor, menghitung besaran fisis terkait kalor, dan mengevaluasi data percobaan.
Kreativitas: Peserta didik mampu merancang percobaan sederhana tentang kalor atau menemukan solusi inovatif untuk masalah terkait kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Kolaborasi: Peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk melakukan percobaan, mengolah data, dan mendiskusikan hasil.
Kemandirian: Peserta didik mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan, serta menyelesaikan soal-soal terkait kalor secara mandiri atau dalam kelompok.
Komunikasi: Peserta didik mampu mengomunikasikan hasil percobaan, perhitungan, dan konsep kalor secara lisan dan tertulis.
DESAIN PEMBELAJARAN

A.    CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Pada akhir fase F (kelas XI), peserta didik mampu menganalisis konsep dan prinsip berbagai macam fenomena Fisika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari (termasuk pada energi, kalor dan termodinamika), dan mampu menjelaskan fenomena Fisika secara ilmiah.

B.     LINTAS DISIPLIN ILMU YANG RELEVAN
Matematika: Penggunaan rumus, perhitungan aljabar, dan interpretasi grafik.
Kimia: Konsep perubahan wujud zat, sifat-sifat materi, dan reaksi kimia yang menghasilkan atau menyerap kalor (termodinamika dasar).
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK): Penggunaan simulasi fisika, pengolahan data, dan presentasi.
Teknik (opsional): Prinsip kerja alat-alat yang memanfaatkan konsep kalor (mesin, pendingin, isolator).

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1: Konsep Kalor dan Suhu (2 JP)
Peserta didik mampu membedakan konsep suhu dan kalor dengan tepat.
Peserta didik mampu menjelaskan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu zat dengan akurat.
Peserta didik mampu menghitung besarnya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah suhu zat menggunakan rumus kapasitas kalor dan kalor jenis.
Pertemuan 2: Perubahan Wujud Zat dan Kalor Laten (2 JP)
Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai macam perubahan wujud zat (melebur, membeku, menguap, mengembun, menyublim, mengkristal) dengan benar.
Peserta didik mampu menjelaskan konsep kalor laten pada perubahan wujud zat.
Peserta didik mampu menghitung besarnya kalor yang dibutuhkan atau dilepaskan pada perubahan wujud zat menggunakan konsep kalor laten.
Pertemuan 3: Perpindahan Kalor (Konduksi, Konveksi, Radiasi) (2 JP)
Peserta didik mampu membedakan tiga jenis perpindahan kalor (konduksi, konveksi, radiasi) beserta contohnya dalam kehidupan sehari-hari dengan jelas.
Peserta didik mampu menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi laju perpindahan kalor melalui konduksi.
Peserta didik mampu merancang percobaan sederhana untuk membuktikan salah satu metode perpindahan kalor.
Pertemuan 4: Azas Black dan Aplikasi Kalor (2 JP)
Peserta didik mampu menerapkan Azas Black untuk menyelesaikan masalah pencampuran dua atau lebih zat dengan suhu berbeda.
Peserta didik mampu menganalisis aplikasi konsep kalor dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari (misal: termometer, termos, pendingin, mesin).
Peserta didik mampu mengevaluasi dampak positif dan negatif pemanfaatan kalor terhadap lingkungan dan kehidupan manusia.

D.    TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Topik pembelajaran akan berfokus pada fenomena kalor di sekitar peserta didik, seperti:
Bagaimana es batu bisa mendinginkan minuman?
Mengapa pegangan panci terbuat dari bahan yang berbeda dengan badan panci?
Bagaimana termos dapat menjaga suhu air tetap panas atau dingin?
Bagaimana kulkas atau AC bekerja?
Peran kalor dalam proses memasak atau pembakaran. Peserta didik akan diajak untuk berpikir kritis tentang aplikasi kalor dalam inovasi teknologi dan dampaknya.

E.    KERANGKA PEMBELAJARAN
PRAKTIK PEDAGOGIK:
Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Peserta didik dapat merancang dan melakukan percobaan sederhana, atau membuat poster/infografis tentang aplikasi kalor.
Diskusi Kelompok: Mendorong kolaborasi dan berbagi ide dalam memahami konsep, menyelesaikan soal, dan menganalisis hasil percobaan.
Eksplorasi Lapangan (atau Observasi Terarah): Mengamati fenomena kalor di lingkungan sekitar (misal: proses memasak di dapur, cara kerja termos, ventilasi rumah).
Wawancara (opsional/alternatif): Jika memungkinkan, wawancara dengan teknisi atau ahli yang bekerja dengan sistem termal (misalnya teknisi AC, koki).
Presentasi: Peserta didik akan mempresentasikan hasil percobaan atau analisis mereka.
MITRA PEMBELAJARAN:
Lingkungan Sekolah: Guru mata pelajaran lain (Kimia, Matematika, Prakarya/Tata Boga), Penjaga kantin (untuk melihat proses memasak).
Lingkungan Luar Sekolah: Toko elektronik (untuk melihat berbagai jenis kulkas/AC), perusahaan manufaktur (jika memungkinkan kunjungan virtual/nyata), ahli teknik termal (melalui video/kuliah tamu).
Masyarakat: Orang tua (untuk berbagi pengalaman tentang aplikasi kalor di rumah), komunitas ilmiah lokal.
LINGKUNGAN BELAJAR:
Ruang Fisik: Laboratorium Fisika (untuk percobaan), ruang kelas yang memungkinkan pengaturan kelompok dan diskusi, dapur/kantin sekolah (untuk observasi aplikasi kalor).
Ruang Virtual: Platform Google Classroom untuk berbagi materi, pengumpulan tugas, dan forum diskusi daring. Akses ke perpustakaan digital (contoh: jurnal fisika, situs web ilmu pengetahuan).
Budaya Belajar: Mendorong budaya kolaboratif, partisipasi aktif, dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap fenomena fisis dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
PEMANFAATAN DIGITAL:
Perpustakaan Digital: Untuk mencari referensi, jurnal ilmiah, artikel berita terkait kalor, simulasi fisika (misal: PhET simulations), video eksperimen.
Forum Diskusi Daring (Google Classroom): Untuk berbagi ide, bertanya, dan memberikan umpan balik antarpeserta didik dan guru.
Penilaian Daring: Menggunakan Google Forms untuk kuesioner asesmen awal atau tes diagnostik, atau untuk self-assessment.
Aplikasi Presentasi (misal: Google Slides, Microsoft PowerPoint): Untuk menyajikan hasil proyek.
Simulasi Interaktif: Menggunakan platform simulasi fisika untuk memvisualisasikan konsep abstrak seperti perpindahan energi kalor.
Kahoot/Mentimeter (opsional): Untuk kuis interaktif atau umpan balik cepat guna memicu joyful learning.

F.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT)
Mindful Learning: Guru memulai dengan salam dan menanyakan kabar peserta didik. Guru dapat meminta peserta didik untuk merasakan suhu di sekitar mereka (misal: memegang meja, memegang gelas berisi air hangat/dingin) dan mencoba mendeskripsikan sensasi panas/dingin. Ini akan menumbuhkan kesadaran sensorik.
Meaningful Learning: Guru mengajukan pertanyaan pemantik: "Mengapa es batu bisa mencair di ruangan terbuka?" atau "Bagaimana cara panci bisa memanaskan air?" untuk mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari peserta didik.
Joyful Learning: Guru dapat menunjukkan sebuah video singkat tentang fenomena alam atau teknologi yang melibatkan kalor (misal: gunung berapi, kompor induksi, kereta uap). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved