Modul Ajar
Contoh Modul Ajar Deep Learning Kimia di Kelas 11 SMA/MA Bab V Termokimia Semester 1
Sebelum memulai pembelajaran Bab V Termokimia, peserta didik diharapkan telah memiliki pemahaman dasar tentang:
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Rizka Pratiwi Utami
SRIPOKU.COM - Berikut ini disajikan referensi Modul Ajar Deep Learning IPA Kimia di Kelas 11 SMA yang merupakan kurikulum terbaru.
Berdasarkan buku teks pelajaran IPA Kimia di Kelas 11 Semester 1 dan Semester 2 Kurikulum Merdeka terdapat 7 Bab materi yang nantinya akan di pelajari, diantaranya yaitu sebagai berikut:
Modul ajar Deep Learning IPA Kimia kelas 11 SMA Materi Bab V Termokimia ini dapat menjadi contoh modul ajar bagi para guru.
Untuk itu, simak contoh IPA Kimia kelas 11 SMA yang akan Sripoku.com jabarkan.
Baca juga: Contoh Modul Ajar Deep Learning Kimia di Kelas 11 SMA Bab IV Hidrokarbon Semester 1
MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPA (KIMIA)
BAB V: TERMOKIMIA
A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah : .....................................................................................
Nama Penyusun : .....................................................................................
Mata Pelajaran : IPA (Kimia)
Kelas / Fase /Semester : XI/ F / Ganjil
Alokasi Waktu : 10 Jam Pelajaran (5 Pertemuan @ 2 JP)
Tahun Pelajaran : 20.. / 20..
B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Sebelum memulai pembelajaran Bab V Termokimia, peserta didik diharapkan telah memiliki pemahaman dasar tentang:
Pengetahuan Kimia: Konsep dasar atom, molekul, ikatan kimia, reaksi kimia, stoikiometri (perhitungan mol, massa, volume), dan hukum kekekalan massa. Mereka juga diharapkan memahami konsep dasar energi dalam konteks fisika (kalor, kerja).
Pengetahuan Matematika: Kemampuan dasar aljabar, operasi hitung, dan membaca grafik.
Keterampilan Proses Sains: Keterampilan mengamati, mencatat data, mengolah data sederhana, dan menyimpulkan dari hasil percobaan.
Pemahaman Kontekstual: Peserta didik mungkin sudah familiar dengan fenomena perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari seperti pembakaran, pendinginan, atau proses kimia yang menghasilkan panas/dingin (misalnya, membuat es putar, kompres instan). Namun, pemahaman mendalam tentang konsep termokimia dan perhitungannya belum ada.
C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi "Termokimia" merupakan jenis pengetahuan konseptual, prosedural, dan sedikit pengetahuan metakognitif.
Jenis Pengetahuan: Peserta didik akan memahami konsep dasar termokimia (sistem, lingkungan, entalpi, reaksi eksoterm/endoterm) (konseptual). Mereka akan mempelajari prosedur perhitungan perubahan entalpi menggunakan berbagai metode (hukum Hess, entalpi pembentukan standar, energi ikatan) dan merancang percobaan kalorimetri (prosedural). Selain itu, mereka akan didorong untuk merefleksikan bagaimana termokimia berperan dalam industri dan kehidupan sehari-hari (metakognitif).
Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Materi ini sangat relevan karena termokimia menjelaskan fenomena energi dalam berbagai proses di sekitar kita, seperti energi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, proses pencernaan makanan dalam tubuh, pendinginan pada lemari es, hingga reaksi kimia dalam baterai. Pemahaman ini penting untuk pengembangan energi alternatif, industri, dan keberlanjutan lingkungan.
Tingkat Kesulitan: Materi ini memiliki tingkat kesulitan menengah hingga tinggi. Konsep entalpi yang abstrak, perhitungan yang melibatkan berbagai data termodinamika, dan pemahaman termodinamika sistem akan menjadi tantangan. Konsep kalorimetri juga membutuhkan pemahaman detail tentang prinsip dan perhitungannya.
Struktur Materi: Materi diawali dengan pengenalan sistem dan lingkungan, kemudian reaksi eksoterm dan endoterm, dilanjutkan dengan konsep entalpi, berbagai cara penentuan perubahan entalpi, serta energi ikatan, dan diakhiri dengan penerapan termokimia.
Integrasi Nilai dan Karakter: Materi ini akan mengintegrasikan nilai-nilai seperti penalaran kritis (dalam menganalisis perubahan energi dan memecahkan soal), kreativitas (dalam merancang percobaan atau mencari solusi), kemandirian (dalam memahami konsep dan mengerjakan soal), kolaborasi (dalam percobaan kelompok), serta rasa ingin tahu (terhadap fenomena energi).
D. DIMENSI PROFIL LULUSAN PEMBELAJARAN
Dalam pembelajaran Bab V Termokimia, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
Penalaran Kritis: Peserta didik akan dilatih untuk menganalisis perubahan energi dalam reaksi kimia, mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, serta menerapkan konsep termokimia untuk memecahkan masalah.
Kreativitas: Peserta didik akan didorong untuk merancang ide percobaan kalorimetri sederhana, mencari solusi inovatif untuk masalah energi, atau menyajikan data dengan cara yang menarik.
Kolaborasi: Peserta didik akan bekerja sama dalam kelompok untuk melakukan percobaan, menganalisis data, dan mendiskusikan konsep.
Kemandirian: Peserta didik akan mengembangkan kemampuan belajar mandiri, mencari solusi untuk masalah kimia, dan mengambil inisiatif dalam eksplorasi materi.
Komunikasi: Peserta didik akan mengembangkan kemampuan menyampaikan ide, proses, dan hasil percobaan/proyek mereka secara jelas, baik secara lisan maupun tulisan.
DESAIN PEMBELAJARAN
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Pada akhir Fase F, peserta didik mampu memahami konsep-konsep dasar termokimia, mengidentifikasi jenis-jenis reaksi berdasarkan perubahan energinya, serta menganalisis perubahan entalpi menggunakan berbagai metode. Peserta didik juga mampu menerapkan konsep-konsep ini dalam memecahkan masalah kuantitatif dan kualitatif, serta mengidentifikasi penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Secara spesifik untuk Bab V, peserta didik diharapkan mampu:
Membedakan sistem dan lingkungan dalam termokimia.
Mengidentifikasi reaksi eksoterm dan endoterm berdasarkan perubahan energi.
Mendefinisikan entalpi dan perubahan entalpi standar.
Menentukan perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter, hukum Hess, data entalpi pembentukan standar, dan energi ikatan.
Mengaplikasikan konsep termokimia dalam perhitungan dan memecahkan masalah terkait energi reaksi.
Mengidentifikasi peran termokimia dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
B. LINTAS DISIPLIN ILMU YANG RELEVAN
Fisika: Konsep dasar energi, kalor, kerja, suhu, kapasitas kalor.
Matematika: Perhitungan matematis, aljabar, dan grafik untuk menganalisis data termokimia.
Biologi: Metabolisme sel yang melibatkan reaksi eksoterm dan endoterm (misalnya, respirasi seluler).
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK): Pemanfaatan simulasi daring atau alat pengolah data.
Geografi/Lingkungan Hidup: Pembakaran bahan bakar fosil dan dampaknya terhadap perubahan iklim.
Ekonomi/Industri: Analisis biaya energi dalam proses produksi kimia.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2 JP): Sistem, Lingkungan, Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Melalui pengamatan fenomena sehari-hari dan diskusi, peserta didik dapat membedakan sistem dan lingkungan dalam konteks termokimia.
Dengan melakukan percobaan sederhana, peserta didik dapat mengidentifikasi dan membedakan reaksi eksoterm dan endoterm berdasarkan perubahan suhu lingkungan.
Melalui diskusi, peserta didik dapat menjelaskan karakteristik reaksi eksoterm (melepas kalor) dan endoterm (menyerap kalor) serta contohnya dalam kehidupan.
Pertemuan 2 (2 JP): Konsep Entalpi dan Perubahan Entalpi Standar
Melalui eksplorasi sumber dan diskusi, peserta didik dapat mendefinisikan entalpi dan perubahan entalpi (ΔH) sebagai fungsi keadaan.
Dengan menganalisis berbagai jenis reaksi, peserta didik dapat mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis perubahan entalpi standar (pembentukan, penguraian, pembakaran).
Melalui latihan soal, peserta didik dapat menuliskan persamaan termokimia yang benar.
Pertemuan 3 (2 JP): Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi (Kalorimetri dan Hukum Hess)
Melalui perancangan dan pelaksanaan percobaan kalorimetri sederhana, peserta didik dapat menentukan perubahan entalpi reaksi.
Dengan menganalisis data termokimia, peserta didik dapat menerapkan hukum Hess untuk menentukan perubahan entalpi reaksi yang tidak dapat diukur secara langsung.
Melalui studi kasus, peserta didik dapat menjelaskan prinsip kerja kalorimeter dan pentingnya pengukuran entalpi.
Pertemuan 4 (2 JP): Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi (Entalpi Pembentukan Standar dan Energi Ikatan)
Dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar, peserta didik dapat menghitung perubahan entalpi reaksi.
Melalui analisis struktur molekul, peserta didik dapat menggunakan data energi ikatan untuk menghitung perkiraan perubahan entalpi reaksi.
Melalui latihan soal, peserta didik dapat membandingkan dan memilih metode yang tepat untuk menentukan perubahan entalpi suatu reaksi.
Pertemuan 5 (2 JP): Aplikasi Termokimia dalam Kehidupan dan Industri
Melalui studi kasus dan riset kelompok, peserta didik dapat mengidentifikasi berbagai aplikasi termokimia dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, instant cold/hot pack, pembakaran bahan bakar) dan industri (misalnya, produksi amonia, sel bahan bakar).
Dengan menganalisis dampak lingkungan, peserta didik dapat mengevaluasi pentingnya efisiensi energi dalam proses kimia.
Melalui presentasi proyek, peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil riset dan analisis mereka tentang peran termokimia dalam bidang tertentu.
D. TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Topik pembelajaran kontekstual akan berpusat pada fenomena dan teknologi yang melibatkan perubahan energi dalam reaksi kimia yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Contoh topik yang dapat dieksplorasi:
"Mengapa Kompres Instan Bisa Dingin/Panas?" (Reaksi Endoterm/Eksoterm)
"Energi dari Pembakaran Bahan Bakar Fosil vs. Biofuel" (Perubahan Entalpi Pembakaran)
"Bagaimana Makanan Memberi Energi Tubuh Kita?" (Termokimia dalam Biologi)
"Prinsip Kerja Baterai dan Sel Bahan Bakar" (Perubahan Energi Kimia menjadi Listrik)
"Proses Pembuatan Es Krim dengan Garam Dapur" (Reaksi Endoterm)
Peserta didik akan memilih atau merancang ide proyek/diskusi yang sesuai dengan minat mereka dan ketersediaan sumber daya.
E. KERANGKA PEMBELAJARAN
PRAKTIK PEDAGOGIK:
Metode Pembelajaran: Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) dan Diskusi Kelompok.
Eksplorasi Lapangan (Mini-Observasi/Studi Kasus): Peserta didik didorong untuk mengamati fenomena perubahan suhu yang melibatkan reaksi kimia di sekitar mereka (misalnya, saat mencampur deterjen dengan air, pembakaran lilin). Mereka juga dapat mencari berita atau artikel tentang isu energi atau teknologi terkait termokimia.
Wawancara (Opsional/Sederhana): Jika memungkinkan, peserta didik dapat melakukan wawancara singkat dengan guru Kimia, ahli lingkungan, atau orang tua yang bekerja di industri terkait untuk mendapatkan perspektif praktis tentang penerapan termokimia.
Presentasi: Peserta didik akan mempresentasikan hasil proyek atau analisis studi kasus mereka di depan kelas.
MITRA PEMBELAJARAN:
Lingkungan Sekolah: Guru mata pelajaran lain (Fisika, Biologi, Matematika), teknisi laboratorium (untuk alat percobaan), komunitas siswa (misalnya, klub Sains/Kimia) untuk kolaborasi.
Lingkungan Luar Sekolah: Industri (melalui studi kasus proses produksi), pusat sains/museum, platform edukasi online (Coursera, edX, Khan Academy) sebagai sumber belajar tambahan.
Masyarakat: Ilmuwan kimia (melalui publikasi atau video), media sosial (untuk tren sains dan teknologi).
LINGKUNGAN BELAJAR:
Ruang Fisik: Laboratorium Kimia dengan peralatan dasar untuk percobaan termokimia (kalorimeter sederhana, termometer, gelas kimia, bahan kimia yang aman). Kelas yang dapat diatur untuk diskusi kelompok dan presentasi.
Ruang Virtual: Google Classroom sebagai pusat pengumuman, distribusi materi, pengumpulan tugas, dan forum diskusi. Simulasi interaktif online (misalnya PhET Interactive Simulations) untuk memvisualisasikan konsep abstrak.
Budaya Belajar:
Kolaboratif: Mendorong kerja sama dalam kelompok untuk merancang dan melakukan percobaan, menganalisis data, dan memecahkan masalah.
Berpartisipasi Aktif: Memotivasi semua peserta didik untuk aktif dalam percobaan, diskusi, dan presentasi.
Rasa Ingin Tahu: Memicu minat peserta didik untuk menjelajahi fenomena energi secara mendalam, mencoba hal baru, dan mencari solusi inovatif.
PEMANFAATAN DIGITAL:
Perpustakaan Digital: Menggunakan akses ke e-books, jurnal ilmiah, artikel teknis, dan situs web kimia terpercaya secara online.
Forum Diskusi Daring: Google Classroom atau platform lain untuk diskusi asinkron, berbagi tautan video/simulasi, troubleshooting masalah kimia, dan mengunggah progres proyek.
Penilaian Daring: Menggunakan Google Forms atau platform kuesioner online untuk asesmen awal atau umpan balik.
Kahoot!/Mentimeter: Digunakan untuk kuis interaktif atau polling opini di awal atau akhir sesi pembelajaran untuk meningkatkan keterlibatan dan menguji pemahaman singkat.
Google Classroom: Sebagai platform utama untuk manajemen pembelajaran, distribusi materi, pengumpulan tugas, dan komunikasi.
Simulasi Kimia Interaktif: PhET Interactive Simulations (University of Colorado Boulder), virtual labs.
Video Pembelajaran: Saluran YouTube edukasi (misalnya Crash Course Chemistry, Khan Academy).
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
PERTEMUAN 1: SISTEM, LINGKUNGAN, REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING):
Pembukaan (5 menit): Guru menyapa peserta didik, memimpin doa, dan memeriksa kehadiran.
Ice Breaker (10 menit - Joyful): Guru menunjukkan video singkat tentang pembuatan es krim putar (menggunakan es batu dan garam) atau instant cold pack. Guru bertanya, "Apa yang kalian rasakan saat melihat/mendengar proses ini? Mengapa bisa dingin/panas?". Ini memicu rasa ingin tahu dan menghubungkan materi dengan pengalaman pribadi siswa.
Apersepsi (10 menit - Mindful): Guru mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep perubahan energi dalam reaksi kimia. Guru menjelaskan bahwa hari ini mereka akan belajar tentang bagaimana energi berpindah selama reaksi kimia, memperkenalkan istilah "sistem" dan "lingkungan". Guru menyampaikan relevansi pembelajaran ini dalam memahami sumber energi atau proses biologis.
Penyampaian Tujuan (5 menit): Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini.
KEGIATAN INTI (MEANINGFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING, MINDFUL LEARNING):
MEMAHAMI (20 MENIT - MEANINGFUL, MINDFUL):
Guru menjelaskan konsep sistem (reaksi kimia itu sendiri) dan lingkungan (segala sesuatu di luar sistem).
Guru memperkenalkan definisi reaksi eksoterm (melepas kalor ke lingkungan, Tlingkungan naik) dan reaksi endoterm (menyerap kalor dari lingkungan, Tlingkungan turun).
Diferensiasi Konten: Guru dapat menyediakan diagram alir atau infografis visual tentang perpindahan kalor antara sistem dan lingkungan untuk membantu pemahaman visual. Guru merujuk pada Buku Siswa Kelas 11 Kimia.pdf halaman 168-170.
Mengaplikasi (30 menit - Joyful, Meaningful):
Eksperimen Sederhana dan Diskusi Kelompok (Kolaboratif): Peserta didik dibagi ke dalam kelompok kecil (3-4 orang). Setiap kelompok diberikan alat dan bahan untuk percobaan sederhana (misalnya, melarutkan NaOH dalam air vs. melarutkan urea dalam air, atau reaksi asam cuka dengan soda kue).
Setiap kelompok diminta untuk:
Melakukan percobaan dan mengamati perubahan suhu lingkungan.
Mengidentifikasi apakah reaksi yang terjadi eksoterm atau endoterm.
Mendiskusikan dan mencatat hasil pengamatan.
Diferensiasi Proses: Guru berkeliling membimbing setiap kelompok, memberikan pertanyaan pemandu atau bantuan dalam pencatatan suhu. Bagi kelompok yang cepat, guru bisa menantang mereka untuk mencari contoh reaksi eksoterm/endoterm lain yang mereka temui.
Merefleksi (10 menit - Mindful, Meaningful):
Setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimen dan diskusinya secara singkat.
Guru memimpin diskusi kelas untuk menyimpulkan pemahaman tentang sistem, lingkungan, serta perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm.
Refleksi Diri (Mindful): Guru meminta peserta didik untuk menuliskan satu contoh reaksi eksoterm dan satu contoh reaksi endoterm yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari, serta menjelaskan mengapa reaksi tersebut digolongkan demikian.
KEGIATAN PENUTUP (10 MENIT - CONSTRUCTIVE FEEDBACK, SUMMARIZE, PLANNING):
Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan pujian atas partisipasi aktif dan pemahaman awal peserta didik. Guru mengapresiasi upaya siswa dalam berdiskusi dan berkolaborasi.
Menyimpulkan Pembelajaran: Guru bersama peserta didik merangkum poin-poin penting tentang sistem, lingkungan, dan identifikasi reaksi eksoterm/endoterm.
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru memberikan gambaran singkat tentang kegiatan di pertemuan berikutnya (konsep entalpi dan perubahan entalpi standar). Guru dapat memberikan tugas ringan untuk mencari tahu tentang "energi ikatan" sebagai persiapan.
Doa dan salam penutup.
PERTEMUAN 2: KONSEP ENTALPI DAN PERUBAHAN ENTALPI STANDAR
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING):
Pembukaan (5 menit): Guru menyapa peserta didik, memimpin doa, dan memeriksa kehadiran.
Review dan Kuis Singkat (10 menit - Joyful): Guru menggunakan Kahoot! atau Mentimeter untuk kuis singkat tentang reaksi eksoterm/endoterm dari pertemuan sebelumnya. Ini juga berfungsi sebagai asesmen diagnostik awal.
Membangkitkan Rasa Ingin Tahu (10 menit - Mindful): Guru bertanya, "Jika kita membakar satu sendok gula, energi yang dihasilkan sama dengan membakar satu sendok gula lainnya di tempat yang berbeda? Mengapa?". Guru mengarahkan jawaban ke konsep entalpi sebagai fungsi keadaan dan memperkenalkan pentingnya "keadaan standar".
Penyampaian Tujuan (5 menit): Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
KEGIATAN INTI (MEANINGFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING, MINDFUL LEARNING):
Memahami (20 menit - Meaningful, Mindful):
Guru menjelaskan definisi entalpi (H) sebagai kandungan energi dalam sistem dan perubahan entalpi (ΔH) sebagai kalor yang berpindah pada tekanan tetap. Guru menekankan bahwa ΔHreaksi=Hproduk−Hreaktan.
Guru memperkenalkan jenis-jenis perubahan entalpi standar: ΔHf∘ (pembentukan), ΔHd∘ (penguraian), ΔHc∘ (pembakaran).
Diferensiasi Konten: Guru dapat menyediakan tabel entalpi pembentukan standar beberapa senyawa umum untuk referensi awal. Guru merujuk pada Buku Siswa Kelas 11 Kimia.pdf halaman 170-174.
Mengaplikasi (30 menit - Joyful, Meaningful):
Latihan Menulis Persamaan Termokimia (Kemandirian): Peserta didik diberikan beberapa contoh reaksi dan diminta untuk menuliskan persamaan termokimia yang lengkap dengan nilai ΔH dan wujud zat.
Diskusi Kelompok: Dalam kelompok, peserta didik mendiskusikan contoh-contoh reaksi entalpi pembentukan, penguraian, dan pembakaran dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, pembentukan air, penguraian ozon, pembakaran gas alam).
Diferensiasi Proses: Guru berkeliling membimbing peserta didik.
Bagi yang kesulitan: Guru memberikan bantuan langsung dalam penulisan persamaan atau menjelaskan konsep wujud zat.
Bagi yang sudah mahir: Guru dapat memberikan soal-soal yang lebih menantang terkait perhitungan massa/mol dari suatu reaksi termokimia.
Merefleksi (10 menit - Mindful, Meaningful):
Beberapa peserta didik diminta untuk menuliskan persamaan termokimia di papan tulis dan menjelaskan maknanya.
Refleksi Diri (Mindful): Guru meminta peserta didik untuk menuliskan satu konsep yang mereka rasa paling penting dari entalpi dan satu jenis entalpi standar yang paling menarik perhatian mereka.
KEGIATAN PENUTUP (10 MENIT - CONSTRUCTIVE FEEDBACK, SUMMARIZE, PLANNING):
Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan apresiasi atas usaha peserta didik dalam menulis persamaan termokimia dan memahami konsep entalpi.
Menyimpulkan Pembelajaran: Guru bersama peserta didik merangkum definisi entalpi dan berbagai jenis perubahan entalpi standar.
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan fokus pada penentuan entalpi melalui kalorimetri dan Hukum Hess. Guru dapat meminta peserta didik untuk mencari tahu tentang "termometer" atau "kalor jenis air".
Doa dan salam penutup.
PERTEMUAN 3: PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI (KALORIMETRI DAN HUKUM HESS)
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING):
Pembukaan (5 menit): Guru menyapa peserta didik, memimpin doa, dan memeriksa kehadiran.
Pemanasan Konsep (10 menit - Joyful): Guru menunjukkan termometer dan bertanya, "Bagaimana cara kita mengukur perubahan energi dalam suatu reaksi? Alat apa yang bisa kita gunakan?". Guru juga bisa menampilkan gambar siklus Hess.
Koneksi ke Tujuan (10 menit - Mindful): Guru menjelaskan bahwa hari ini mereka akan belajar cara mengukur atau menghitung perubahan entalpi reaksi, baik secara langsung dengan alat maupun tidak langsung dengan hukum. Guru menekankan pentingnya akurasi dan prinsip kekekalan energi.
Penyampaian Tujuan (5 menit): Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
KEGIATAN INTI (MEANINGFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING, MINDFUL LEARNING):
Memahami (20 menit - Meaningful, Mindful):
Guru menjelaskan prinsip kalorimetri: qreaksi=−(qlarutan+qkalorimeter), dan q=m⋅c⋅ΔT.
Guru menjelaskan Hukum Hess: perubahan entalpi suatu reaksi hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir, tidak pada jalur reaksi.
Guru merujuk pada Buku Siswa Kelas 11 Kimia.pdf halaman 175-179.
Diferensiasi Konten: Guru dapat menyediakan contoh soal kalorimetri dan hukum Hess yang sudah terstruktur langkah-langkahnya untuk siswa yang kesulitan.
Mengaplikasi (30 menit - Joyful, Meaningful):
Percobaan Kalorimetri Sederhana (Kolaboratif): Peserta didik dibagi ke dalam kelompok. Setiap kelompok melakukan percobaan penentuan ΔH reaksi netralisasi asam-basa menggunakan kalorimeter sederhana (misalnya, gelas styrofoam).
Penyelesaian Soal Hukum Hess: Peserta didik diberikan data reaksi dan ΔH untuk beberapa tahapan dan diminta untuk menentukan ΔH reaksi keseluruhan menggunakan Hukum Hess.
Diferensiasi Proses: Guru membimbing proses percobaan dan perhitungan.
Bagi yang kesulitan: Guru akan membantu dalam pengaturan alat, pembacaan termometer, atau langkah-langkah perhitungan.
Bagi yang sudah mahir: Guru dapat menantang mereka untuk mencari faktor-faktor kesalahan dalam percobaan kalorimetri atau menganalisis reaksi yang lebih kompleks dengan Hukum Hess.
Merefleksi (10 menit - Mindful, Meaningful):
Setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan kalorimetri mereka dan mendiskusikan hasil perhitungan Hukum Hess.
Refleksi Diri (Mindful): Guru meminta peserta didik untuk menuliskan satu tantangan terbesar dalam melakukan percobaan kalorimetri dan bagaimana Hukum Hess membantu kimiawan.
KEGIATAN PENUTUP (10 MENIT - CONSTRUCTIVE FEEDBACK, SUMMARIZE, PLANNING):
Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan apresiasi atas ketekunan peserta didik dalam eksperimen dan kemampuan analisis mereka dalam Hukum Hess.
Menyimpulkan Pembelajaran: Guru merangkum prinsip kalorimetri dan Hukum Hess sebagai metode penentuan perubahan entalpi.
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan fokus pada penentuan entalpi menggunakan entalpi pembentukan standar dan energi ikatan. Guru dapat meminta peserta didik untuk mengingat kembali konsep ikatan kimia.
Doa dan salam penutup.
PERTEMUAN 4: PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI (ENTALPI PEMBENTUKAN STANDAR DAN ENERGI IKATAN)
KEGIATAN PENDAHULUAN (5 MENIT - MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING):
Pembukaan (5 menit): Guru menyapa peserta didik, memimpin doa, dan memeriksa kehadiran.
Pemanasan Konsep (10 menit - Joyful): Guru menampilkan gambar molekul air dan metana, lalu bertanya, "Apakah energi yang dibutuhkan untuk membentuk molekul ini sama? Atau energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan C-H dan O-H itu sama?". Ini memicu rasa ingin tahu tentang entalpi pembentukan dan energi ikatan.
Koneksi ke Tujuan (10 menit - Mindful): Guru menjelaskan bahwa ada cara lain untuk menentukan perubahan entalpi reaksi, yaitu dengan data entalpi pembentukan standar dan energi ikatan. Guru menekankan pentingnya pendekatan ini untuk reaksi yang sulit diukur.
Penyampaian Tujuan (5 menit): Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
KEGIATAN INTI (MEANINGFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING, MINDFUL LEARNING):
Memahami (20 menit - Meaningful, Mindful):
Guru menjelaskan perhitungan ΔH reaksi menggunakan data entalpi pembentukan standar: ΔHreaksi=∑ΔHf∘(produk)−∑ΔHf∘(reaktan).
Guru menjelaskan perhitungan ΔH reaksi menggunakan data energi ikatan: ΔHreaksi=∑Eikatan pemutus−∑Eikatan pembentuk. Guru menekankan bahwa ini adalah nilai perkiraan.
Guru merujuk pada Buku Siswa Kelas 11 Kimia.pdf halaman 180-185.
Diferensiasi Konten: Guru menyediakan tabel entalpi pembentukan standar dan energi ikatan yang umum digunakan. Guru dapat memberikan contoh soal step-by-step untuk setiap metode.
Mengaplikasi (30 menit - Joyful, Meaningful):
Latihan Soal Bervariasi (Kemandirian): Peserta didik diberikan set soal latihan yang mencakup perhitungan ΔH menggunakan entalpi pembentukan standar dan energi ikatan.
Diskusi Kasus (Kolaborasi): Peserta didik dalam kelompok mendiskusikan kapan suatu metode lebih cocok digunakan daripada yang lain (misalnya, kapan energi ikatan lebih cocok daripada entalpi pembentukan, atau sebaliknya).
Diferensiasi Proses: Guru berkeliling membimbing peserta didik.
Bagi yang kesulitan: Guru akan membantu dalam mengidentifikasi ikatan yang putus/terbentuk atau menerapkan rumus dengan benar.
Bagi yang sudah mahir: Guru dapat memberikan soal yang mengharuskan mereka untuk meninjau beberapa langkah atau membandingkan hasil dari metode yang berbeda.
Merefleksi (10 menit - Mindful, Meaningful):
Beberapa peserta didik diminta untuk mempresentasikan solusi soal di papan tulis.
Refleksi Diri (Mindful): Guru meminta peserta didik untuk menuliskan perbedaan utama antara perhitungan ΔH dengan entalpi pembentukan dan energi ikatan, serta kapan masing-masing metode lebih bermanfaat.
KEGIATAN PENUTUP (10 MENIT - CONSTRUCTIVE FEEDBACK, SUMMARIZE, PLANNING):
Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan apresiasi atas kemampuan perhitungan peserta didik dan pemahaman mereka tentang berbagai metode.
Menyimpulkan Pembelajaran: Guru merangkum berbagai metode penentuan perubahan entalpi reaksi.
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru menginformasikan bahwa pertemuan terakhir adalah presentasi proyek tentang aplikasi termokimia dalam kehidupan dan industri. Peserta didik diminta untuk memilih satu aplikasi dan mulai merisetnya.
Doa dan salam penutup.
PERTEMUAN 5: APLIKASI TERMOKIMIA DALAM KEHIDUPAN DAN INDUSTRI
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING):
Pembukaan (5 menit): Guru menyapa peserta didik, memimpin doa, dan memeriksa kehadiran.
Pemanasan Ide (10 menit - Joyful): Guru menampilkan gambar berbagai aplikasi (misalnya, kompor gas, baterai, pabrik pupuk urea, efek rumah kaca). Guru bertanya, "Bagaimana prinsip termokimia berperan dalam alat/proses ini? Mengapa penting bagi kita untuk memahami energi dalam reaksi kimia?". Ini memotivasi untuk berpikir tentang aplikasi.
Koneksi ke Tujuan (10 menit - Mindful): Guru menjelaskan bahwa hari ini adalah puncak dari pembelajaran, di mana mereka akan mengaplikasikan semua pengetahuan tentang termokimia untuk memahami teknologi dan fenomena yang ada di sekitar kita.
Penyampaian Tujuan (5 menit): Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
KEGIATAN INTI (MEANINGFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING, MINDFUL LEARNING):
Memahami (15 menit - Meaningful, Mindful):
Guru memfasilitasi diskusi tentang berbagai aplikasi termokimia dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, pembakaran bahan bakar, pendinginan, kompor portable) dan industri (misalnya, proses Haber-Bosch untuk amonia, produksi semen, sel bahan bakar).
Guru dapat merujuk pada Buku Siswa Kelas 11 Kimia.pdf halaman 186-189.
Diferensiasi Konten: Guru dapat menyediakan artikel/video singkat tentang teknologi energi terbarukan atau studi kasus industri terkait termokimia untuk siswa yang tertarik.
Mengaplikasi (45 menit - Joyful, Meaningful):
Proyek Aplikasi Termokimia (Kolaboratif/Kreativitas): Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk memilih satu aplikasi termokimia. Mereka diminta untuk:
Menjelaskan prinsip termokimia di balik aplikasi tersebut.
Menjelaskan cara kerja/prosesnya.
Memberikan contoh manfaat atau dampaknya (positif/negatif) dalam kehidupan/industri.
Menyajikan hasil riset mereka dalam bentuk presentasi singkat (bisa menggunakan slide, poster digital, atau demo sederhana jika memungkinkan).
Presentasi Proyek: Setiap kelompok mempresentasikan hasil riset dan analisis mereka di depan kelas.
Diferensiasi Proses: Guru berkeliling memberikan bimbingan.
Bagi yang kesulitan dalam riset: Guru dapat memberikan beberapa pilihan aplikasi yang lebih mudah untuk dianalisis.
Bagi yang sudah mahir: Guru dapat menantang mereka untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan aplikasi yang dipilih atau membandingkannya dengan solusi alternatif.
Merefleksi (10 menit - Mindful, Meaningful):
Refleksi Diri (Mindful): Setelah semua presentasi, guru meminta peserta didik untuk menuliskan satu aplikasi termokimia yang paling ingin mereka kembangkan atau pelajari lebih lanjut di masa depan, dan bagaimana termokimia dapat berkontribusi pada solusi masalah global (misalnya, energi bersih).
Saling Memberi Apresiasi: Setiap peserta didik memberikan satu apresiasi (misalnya, "Saya terkesan dengan penjelasanmu tentang sel bahan bakar...", "Ide kelompokmu tentang panas bumi sangat inovatif...") kepada teman/kelompok lain.
KEGIATAN PENUTUP (10 MENIT - CONSTRUCTIVE FEEDBACK, SUMMARIZE, PLANNING):
Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan umpan balik menyeluruh tentang proyek dan presentasi peserta didik, menyoroti pemahaman konsep dan kemampuan mereka dalam mengaitkan kimia dengan teknologi dan isu sosial.
Menyimpulkan Pembelajaran: Guru bersama peserta didik menyimpulkan capaian pembelajaran Bab V secara keseluruhan, menekankan peran fundamental termokimia dalam memahami energi dan mengembangkan teknologi.
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru memberikan gambaran singkat tentang bab pembelajaran berikutnya.
Doa dan salam penutup.
G. ASESMEN PEMBELAJARAN
ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN:
Tujuan: Mengukur pengetahuan awal peserta didik tentang konsep dasar energi, reaksi kimia, dan pemahaman umum tentang fenomena perubahan suhu di sekitar mereka.
Jenis Asesmen:
Kuesioner/Polling Opini (Menggunakan Google Forms/Mentimeter): Pertanyaan tentang pengalaman melihat sesuatu terbakar, merasakan perubahan suhu saat mencampur zat, atau menggunakan kompres.
Observasi: Guru mengamati partisipasi dan respon peserta didik saat kegiatan ice breaker atau pertanyaan pemicu di awal pertemuan pertama.
Tes Diagnostik (Singkat): Soal pilihan ganda atau isian singkat tentang konsep dasar kimia (misalnya, apa itu reaksi kimia, hukum kekekalan massa) dan konsep dasar fisika (misalnya, definisi kalor).
Contoh Soal (Kuesioner/Tes Diagnostik):
Berikan satu contoh peristiwa di sekitar Anda di mana terjadi perubahan suhu yang signifikan (misalnya, menjadi panas atau dingin).
Menurut Anda, mengapa api dapat menghasilkan panas?
Apa yang Anda pahami tentang "energi" dalam konteks kimia?
Manakah dari berikut ini yang bukan merupakan reaksi kimia? (a. Pembakaran kayu, b. Perkaratan besi, c. Air membeku menjadi es, d. Fotosintesis).
Jika 1 mol zat bereaksi, berapakah jumlah energi yang akan dilepaskan/diserap (dalam skala mol)? (Ini untuk mengukur pemahaman awal tentang kuantitas energi).
ASESMEN PROSES PEMBELAJARAN:
Tujuan: Memantau pemahaman peserta didik selama proses pembelajaran, kemampuan berkolaborasi, menganalisis, dan mengimplementasikan percobaan sederhana.
Jenis Asesmen:
Tugas Harian (Worksheet/Log Praktikum): Penilaian terhadap hasil pengamatan eksperimen, draf ide proyek, atau log perkembangan pemahaman.
Diskusi Kelompok: Observasi guru terhadap partisipasi, kontribusi, dan kemampuan berargumentasi dalam diskusi kelompok (misalnya saat menganalisis jenis reaksi eksoterm/endoterm atau memecahkan soal Hukum Hess).
Praktikum/Eksplorasi (Observasi Langsung): Penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam menyiapkan alat, melakukan percobaan, mencatat data, dan menarik kesimpulan.
Mini-Presentasi: Penilaian terhadap kemampuan menyampaikan hasil eksperimen atau riset sederhana.
Soal/Rubrik (untuk tugas harian/observasi):
Reaksi Eksoterm/Endoterm: Jika Anda mencampurkan dua zat dan merasa wadahnya menjadi dingin, apakah reaksi yang terjadi termasuk eksoterm atau endoterm? Jelaskan alasannya.
Persamaan Termokimia: Tuliskan persamaan termokimia untuk reaksi pembakaran 1 mol gas metana (CH₄) jika diketahui entalpi pembakaran standarnya adalah -890 kJ/mol.
Pengamatan Kalorimetri: Jelaskan langkah-langkah penting dalam melakukan percobaan kalorimetri sederhana untuk menentukan perubahan entalpi reaksi.
Hukum Hess: Diberikan reaksi: A + B → C (ΔH1) dan C + D → E (ΔH2). Tentukan ΔH untuk reaksi A + B + D → E menggunakan Hukum Hess.
Partisipasi Diskusi: Berikan skor 1-4 (1=jarang, 4=sangat aktif) untuk partisipasi siswa dalam diskusi kelompok tentang aplikasi termokimia. (Rubrik sederhana: Apakah siswa mengajukan pertanyaan? Apakah siswa menanggapi ide teman? Apakah siswa memberikan argumen yang relevan?)
ASESMEN AKHIR PEMBELAJARAN:
Tujuan: Mengukur pencapaian tujuan pembelajaran secara komprehensif, meliputi pemahaman konsep, keterampilan pemecahan masalah, dan kesadaran akan aplikasi kimia.
Jenis Asesmen:
Jurnal Reflektif: Peserta didik menulis refleksi pribadi tentang proses belajar mereka di unit ini, tantangan terbesar dalam memahami konsep, dan bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut.
Tugas Akhir (Proyek): Laporan/Presentasi tentang analisis satu aplikasi termokimia dalam kehidupan atau industri.
Tes Tertulis (Essay/Pilihan Ganda): Menguji pemahaman konseptual, analitis, dan kemampuan perhitungan.
Soal (untuk Tes Tertulis/Jurnal Reflektif):
Konsep Entalpi: Jelaskan perbedaan antara entalpi pembentukan standar, entalpi penguraian standar, dan entalpi pembakaran standar. Berikan masing-masing satu contoh reaksi beserta nilai ΔH yang mungkin.
Perhitungan Entalpi: Hitunglah perubahan entalpi reaksi pembakaran propena (C₃H₆) jika diketahui data entalpi pembentukan standar sebagai berikut: ΔHf∘(C₃H₆(g))=+20,4kJ/mol, ΔHf∘(CO₂(g))=−393,5kJ/mol, dan ΔHf∘(H₂O(l))=−285,8kJ/mol. (Asumsikan reaksi pembakaran sempurna).
Energi Ikatan: Dengan menggunakan data energi ikatan rata-rata (disediakan), perkirakan ΔH reaksi: CH₄(g) + 2O₂(g) → CO₂(g) + 2H₂O(g). (Data energi ikatan rata-rata akan disediakan).
Aplikasi Termokimia: Pilih salah satu aplikasi termokimia dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, pupuk urea, kompor portabel, atau baterai). Jelaskan prinsip termokimia yang bekerja pada aplikasi tersebut dan bagaimana hal itu memberikan manfaat.
Jurnal Reflektif: Mengapa pemahaman tentang termokimia penting dalam menghadapi tantangan energi global saat ini? Berikan contoh spesifik bagaimana termokimia dapat berkontribusi pada solusi masalah tersebut.
Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News
Modul Ajar
Contoh Modul Ajar Deep Learning Kimia
Modul Ajar Deep Learning Kimia
Bab V Termokimia
semester 1
kimia
kelas 11 SMA
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA BAB 3 KEMAGNETAN, UNDUH LINK GRATIS |
![]() |
---|
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA BAB 2 LISTRIK ARUS SEARAH, UNDUH LINK GRATIS |
![]() |
---|
Modul Ajar Deep Learning Fisika Kelas 12 SMA Bab 1 LISTRIK STATIS, UNDUH LINK GRATIS |
![]() |
---|
Modul Ajar Deep Learning Kimia Kelas 11 SMA BAB 1 Struktur Atom Sistem Periodik Unsur, Unduh Disini |
![]() |
---|
Contoh Modul Ajar Deep Learning Kimia di Kelas 11 SMA Bab III Stoikiometri Semester 1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.