Dosen Tewas di Kamar Hotel
JALINAN Cinta Terlarang Terungkap, Keluarga Dosen Untag Kuak Kejadian saat Olah TKP, AKBP B Tersudut
"AKBP B ini juga panik di lokasi kejadian. Kami menduga kepanikan tersebut ada sesuatu yang disembunyikan," bebernya.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: pairat
Ringkasan Berita:
- AKBP B sempat meminta laptop dan handphone korban kepada penyidik di lokasi TKP, namun ditolak. Ini dinilai keluarga sebagai indikasi ada sesuatu yang ingin disembunyikan.
- AKBP Basuki menunjukkan sikap tidak biasa dengan memanggil petugas INAFIS yang berpangkat lebih rendah dengan sebutan “komandan”, yang dinilai sebagai bentuk kepanikan dan kebingungan.
- Jalinan cinta terlarang Dosen Untag dan AKBP B akhirnya terungkap, sudah 5 tahun.
SRIPOKU.COM - Misteri kematian dosen Untag perlahan terungkap.
Keluarga bersama Kuasa Hukum, Zainal Abidin Petir mengungkap, AKBP Basuki sempat meminta barang pribadi korban seperti laptop dan handphone kepada para penyidik yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)di kamar kos-hotel nomor 210.
Namun, permintaan korban ditolak oleh para penyidik di lapangan.
"AKBP B ini juga panik di lokasi kejadian. Kami menduga kepanikan tersebut ada sesuatu yang disembunyikan," bebernya.
Tak hanya itu, saat proses olah TKP, AKBP Basuki menunjukkan keanehan saat petugas dari
Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS), sebuah unit di bawah Bareskrim Polri yang bertugas melakukan identifikasi forensik, terutama melalui sidik jari, untuk mendukung penyidikan tindak pidana melakukan tugasnya.
Menurut Zainal, AKBP Basuki memanggil petugas INAFIS dengan panggilan tak lazim.
Jika dari kepangkatan, dirinya lebih tinggi, AKBP Basuki malah kerapkali bersikap lebih hormat dengan memangil petugas INAFIS komandan.
"Dan anehnya dengan petugas INAFIS yang pnagkatnya lebih rendah dari AKBP, dia (Basuki) selalu bilang ndan ndan (komandan), artinya ada kepanikan dia daalam keadaan panik dan bingung," kata Zainal.
Demikian saat dia ditolak mengambil laptop korban, AKBP Basuki lagi-lagi ucapkan siap ndan.
"Saat mau diambol laptop tak boleh, siap ndan siap ndan. Ini jelas panik sedang dalam keadaan bingung, ada apa harus diungkap," kata Zainal lagi.
Baca juga: Untag Semarang Turun Tangan Kawal Kematian Dosen Dwinanda, Rentang Waktu 9 Jam Disorot
Jalin Hubungan Terlarang
Sempat membantah memiliki hubungan spesial dengan DLL, akhirnya AKBP Basuki memberikan pengakuan.
AKBP Basuki mengakui hubungannya dengan DLL yang sudah terjalin 5 tahun lamanya.
Padahal AKBP B sudah memiliki istri dan anak.
Saat ditemukan meninggal dunia, DLL sendiri dalam kondisi memprihatinkan.
Kondisi tubuh D saat itu disebut memperlihatkan darah keluar dari hidung, mulut, dan area intim dan tanpa busana.
Saat jasad ditemukan, AKBP Basuki berada di dalam kamar bersama korban.
Lantaran itu hubungan AKBP Basuki dan DLL pun menjadi sorotan.
Dari hasil pemeriksaan akhirnya AKBP Basuki mengaku jika hubungan tersebut dimulai pada tahun 2020 atau sejak pandemi terjadi.
Bahkan nama dosen muda itu sudah dimasukkan ke dalam Kartu Keluarga (KK) dengan status family lain bersama istri dan satu anak Basuki.
Hal tersebut disampaikan AKBP Basuki kepada penyidik Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng.
"Iya, mereka ada hubungan itu (asmara) dan mereka tinggal satu rumah. Ini dibuktikan dari keterangan AKBP B saat dilakukan penyelidikan oleh Propam," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng Kombes Pol Artanto kepada Tribun, di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Kamis (20/11/2025) melansir dari Tribunjateng.com.
Bidpropam memberikan sanksi kepada AKBP Basuki untuk ditahan selama 20 hari mulai 19 November hingga 8 Desember 2025.
Penahanan tersebut diambil karena Basuki yang merupakan Kepala Subdirektorat Pengendalian Massa Dalmas Direktorat Samapta Polda Jateng itu melakukan pelanggaran berat yakni sudah berkeluarga tetapi masih menjalin hubungan dengan wanita lain.
"Pelanggarannya adalah yang bersangkutan tinggal dengan wanita tanpa ikatan perkawinan yang sah. Perbuatan AKBPB ini adalah merupakan pelanggaran kode etik yang berat karena menyangkut masalah kesusilaan dan perilaku di masyarakat," imbuh Artanto.
Hubungan itu, lanjut Artanto, sudah dijalani antara AKBP Basuki dengan korban sejak tahun 2020.
Diketahui saat itu tengah terjadi wabah pandemi di Indonesia sehingga banyak yang tidak keluar rumah.
Namun, keterangan itu baru sepihak dari Basuki.
"Untuk membuktikan keterangan itu, kami melakukan pemeriksaan kembali dan harus dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung. Sehingga kronologis ini benar-benar betul dapat kita runtut pasalan maupun kronologis awal komunikasi maupun hubungan asmara ini," jelasnya.
Artanto menyebut, selama menjalin hubungan asmara AKBP Basuki tinggal satu atap dengan korban.
Ketika peristiwa korban meninggal dunia, perwira menengah itu berada satu kamar dengan korban.
"Iya tahu ( detik-detik Kematian).Jadi AKBP B ini adalah saksi kunci dari penyelidikan peristiwa pidana maupun kode etik ini," jelasnya.
Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News
| KERAP Kepergok Berdua dengan AKBP Basuki, 3 Hari Sebelum Tewas Dosen Levi Sempat Diingatkan Senior |
|
|---|
| Untag Semarang Turun Tangan Kawal Kematian Dosen Dwinanda, Rentang Waktu 9 Jam Disorot |
|
|---|
| Dua Wanita Lain di Kartu Keluarga AKBP Basuki, Dwinanda Dosen Untag Masuk Jadi Anggota Keluarga |
|
|---|
| Ekspresi Panik AKBP B saat Dosen Untag Ditemukan tak Bernyawa, Hapus Pesan yang Dikirim ke Keluarga |
|
|---|
| SIKAP Aneh AKBP Basuki saat Polisi Olah TKP Kematian DLL Dibongkar, Minta Laptop dan HP Dosen Untag |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/PENGAKUAN-AKBP-Basuki-Pacari-Dosen-Untag-Sempat-Bantah-Hubungan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.