Dosen Tewas di Kamar Hotel

KERAP Kepergok Berdua dengan AKBP Basuki, 3 Hari Sebelum Tewas Dosen Levi Sempat Diingatkan Senior

Hubungan Levi dengan Basuki mulai terungkap sejak sang dosen ditemukan tak bernyawa di dalam kamar sebuah hotel di Semarang.

|
Editor: pairat
Polda Jateng via Tribunjateng.com dan Facebook
LANGGAR KODE ETIK - Bidpropam menahan AKBP Basuki di ruang tahanan khusus di rumah tahanan Polda Jateng, Kota Semarang, Rabu (19/11/2025) petang (kiri). Potret dosen muda Untag Levi semasa hidup (kanan). Tiga hari sebelum ditemukan tewas, dosen Levi sempat diingatkan senior. 
Ringkasan Berita:
  1. Dosen muda Untag Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35) sempat membuat pengakuan ke senior terkait hubungannya dengan AKBP Basuki.
  2. Senior sekaligus kuasa hukum korban, Kastubi, mengungkapkan bahwa ia pernah menyaksikan pertemuan Levi dan Basuki di lingkungan kampus.
  3. Ia juga menuturkan bahwa Basuki pernah menjemput Levi di suatu lokasi setelah keduanya menghadiri acara di Yogyakarta dan Bali.
  4. Tiga hari sebelum kematian sang dosen, Kastubi bahkan sempat memberikan peringatan kepada korban.

 

SRIPOKU.COM - Kerap jalan berdua dengan AKBP Basuki, tiga hari sebelum ditemukan tewas Dosen Levi sempat diperingatkan oleh senior.

Sebelumnya Dosen muda Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35) sempat membuat pengakuan ke senior terkait hubungannya dengan AKBP Basuki.

Pengakuan itu ia sampaikan karena kerap kepergok senior sedang berduaan dengan mantan Kasubdit Dalmas Ditsamapta Polda Jawa Tengah itu, mulai di kampus hingga usai menghadiri kegiatan di luar kota.

Hubungan Levi dengan Basuki mulai terungkap sejak sang dosen ditemukan tak bernyawa di dalam kamar sebuah hotel di Semarang.

Levi ditemukan meninggal dunia tanpa busana pada Selasa (18/11/2025) sekitar pukul 05.40 WIB. 

Menjelang kematiannya, Levi diketahui sempat bersama Basuki.

BIAYAI KULIAH KORBAN - AKBP Basuki (56) (kiri) dan DLL, dosen muda yang tewas tanpa busana (kanan). Seorang perwira polisi AKBP Basuki (56) ternyata selama ini membiayai kuliah doktoral wanita berinisial DLL (35), dosen muda yang ditemukan tewas tanpa busana.
BIAYAI KULIAH KORBAN - AKBP Basuki (56) (kiri) dan DLL, dosen muda yang tewas tanpa busana (kanan). Seorang perwira polisi AKBP Basuki (56) ternyata selama ini membiayai kuliah doktoral wanita berinisial DLL (35), dosen muda yang ditemukan tewas tanpa busana. (Instagram)

Senior sekaligus kuasa hukum korban, Kastubi, mengungkapkan bahwa ia pernah menyaksikan pertemuan Levi dan Basuki di lingkungan kampus.

“Saya lihat dua kali itu,” kata Kastubi, melansir dari Kompas.com.

Ia juga menuturkan bahwa Basuki pernah menjemput Levi di suatu lokasi setelah keduanya menghadiri acara di Yogyakarta dan Bali.

Karena penasaran dengan kedekatan keduanya, Kastubi sempat menanyakan hubungan mereka.

“Saya ngonangi (mengetahui) dua kali. Itu pacar,” ucapnya menirukan jawaban Levi.

Tiga hari sebelum kematian sang dosen, Kastubi bahkan sempat memberikan peringatan kepada korban.

“Wok hati-hati pacaran dengan polisi. Tapi tau-tau Senin ada berita meninggal,” ujarnya.

Polisi Akui Hubungan Intens

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto mengakui adanya hubungan intens antara Basuki dan Levi.

“Yang jelas mereka ada komunikasi dan intens. Menurut pengakuan yang bersangkutan dari tahun 2020,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa Basuki diduga melanggar etik karena tinggal bersama korban tanpa ikatan pernikahan yang sah.

“Ini merupakan suatu pelanggaran berat dari kode etik profesi polisi, karena berkaitan dengan kesusilaan dan perilaku di mata masyarakat,” katanya.

Oleh karena itu, Kode Etik Profesi (KEPP) akan menggelar sidang terkait kasus yang melibatkan Basuki. 

Sanksi yang kemungkinan dijatuhkan bervariasi, bergantung pada temuan dalam sidang. 

“Karena dari sidang kode etik itu ada putusan yang paling berat PTDH (pemberhentian tidak dengan hormat), penundaan pangkat, kemudian demosi dan sebagainya,” jelas Artanto.

Dirreskrimum Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Dwi Subagio, mengungkapkan bahwa pihaknya baru mengetahui bahwa Basuki dan Levi ternyata berada dalam satu kartu keluarga.

Informasi itu didapat setelah bertemu mahasiswa dari kampus tempat Levi mengajar.

“Ini yang baru kami tahu,” kata Dwi.

Dwi tidak membantah bahwa keduanya kerap terlihat beraktivitas bersama.

Namun, rincian lengkap mengenai hubungan mereka masih didalami lebih jauh.

“Sedang kami dalami bagaimana hubungan sebenarnya antara mereka ini,” tuturnya.

Terbukti tinggal bersama

Tercatat, nama AKBP Basuki masuk dalam Kartu Keluarga (KK) milik dosen Untag tersebut.

Keluarga Levi, Tiwi, menuturkan bahwa dirinya baru menyadari fakta ini saat memeriksa alamat korban.

“Iya, korban satu KK dengan saksi pertama (AKBP B), katanya sebagai saudara. Kecurigaan muncul ketika adik saya menanyakan alamat korban dan saksi pertama kok sama, ternyata mereka satu KK,” kata Tiwi.

Keluarga mengaku selama ini tidak mengetahui keberadaan Basuki dalam kehidupan Levi.

Informasi tambahan menunjukkan Levi dimasukkan ke KK Basuki untuk mempermudah pengurusan perpindahan KTP ke Semarang.

Padahal, Basuki sendiri telah berkeluarga dan bertugas di Direktorat Samapta Unit Dalmas Polda Jawa Tengah.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved