Berita Nasional

CARA AHY Lunasi Utang Kereta Cepat Whoosh, Ada 2 Alternatif, Tinggal Tunggu Arahan Presiden Prabowo

AHY menyebutkan, setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa enggan membiayai utang proyek itu menggunakan APBN

|
Editor: Welly Hadinata
Kompas.com
UTANG KERETA CEPAT : Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Infrastruktur dan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memutar otak mencari cara untuk mendanai atau merestrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. 

Ringkasan Berita:
  • AHY cari solusi untuk membiayai atau restrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) tanpa memakai APBN.
  • Opsi yang dibahas: kontribusi dari Danantara atau APBN, sambil menunggu arahan Presiden Prabowo.
  • Proyek Whoosh rugi besar, PT PSBI mencatat kerugian Rp 4,19 triliun di 2024, atau sekitar Rp 11,4 miliar per hari.

SRIPOKU.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Infrastruktur dan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memutar otak mencari cara untuk mendanai atau merestrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

AHY menyebutkan, setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa enggan membiayai utang proyek itu menggunakan APBN, ada sejumlah opsi yang tengah dikembangkan.

"Nah, di sini masih terus dikembangkan sejumlah opsi. Saya tidak atau belum bisa menyampaikan secara final karena memang masih dikembangkan opsi-opsinya dan masih dihitung semuanya segala sesuatunya," kata AHY usai sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2025).

AHY mengungkapkan, opsi itu dibicarakan dalam koordinasi lintas kementerian/lembaga bersama Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara beberapa hari yang lalu.

Ia menyampaikan, Kemenko Infrastruktur intensif mengundang Kementerian Perhubungan (Kemenhub) termasuk PT KAI (Persero) dan BPI Danantara untuk duduk bareng mencari jalan keluar.

AHY menuturkan, masalah ini perlu penyelesaian mengingat pihaknya berencana memperpanjang rute kereta cepat dari Jakarta hingga ke Surabaya.

"Tentunya harus mendapatkan perhatian. Mengapa? Karena memang utang yang harus segera diselesaikan ini juga tidak boleh kemudian menghambat rencana besar kita untuk mengembangkan konektivitas berikutnya. Tadi Jakarta sampai dengan Surabaya," ucap AHY.

AHY menuturkan, setidaknya ada dua alternatif yang berkembang.

Restrukturisasi bisa dilakukan oleh Danantara, atau kontribusi dari Kementerian Keuangan melalui APBN.

Di sisi lain, ia mengaku akan menunggu arahan lebih lanjut dari Presiden Prabowo Subianto soal masalah ini.

"Jadi artinya kami masih terus menunggu arahan Pak Presiden juga, sambil terus mengembangkan berbagai opsi yang paling baik dan berkelanjutan. Artinya bisa kemudian kita move on untuk membicarakan pengembangan kereta cepat berikutnya untuk Jakarta ke Surabaya," kata AHY. 

Utang proyek kereta cepat 

Sebagai informasi, KCJB alias Whoosh kini menghadapi beban utang yang cukup berat. Kerugian bisa dilihat dalam laporan keuangan PT KAI (Persero), selaku induk usaha dan salah satu pemegang saham terbesar.

KAI bersama dengan tiga BUMN lainnya harus menanggung renteng kerugian dari Whoosh sesuai porsi sahamnya di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PT PSBI).

Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dipublikasikan di situs resminya, entitas anak KAI, PT PSBI, tercatat merugi hingga Rp 4,195 triliun sepanjang 2024.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved