Kematian Kacab Bank di Jaktim

Motif Pengusaha Kelahiran Sumsel Otaki Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Sakit Hati Kredit Rp 13 M Ditolak

Pengusaha kelahiran Lahat Sumsel ini digadang-gadang punya helikopter, rumahnya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur pun mentereng.

Editor: Odi Aria
Kolase
OTAK PEMBUNUHAN- Dwi Hartono (DH), pengusaha asal Kabupaten Tebo, Jambi ditetapkan sebagai aktor utama kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) bank BUMN, Muhammad Ilham Pradipta (37). 

Beberapa fakta pun terungkap dari pengakuannya.

Yang paling mengehebohkan, Dwi Hartono mengaku membeli helikopter.

Berikut wawancara eksklusif Tribunjambi.com dengan Dwi Hartono:

Benarkah Dwi Hartono membeli helikopter? Jarang-jarang pengusaha dari jambi membeli helikopter, gimana ceritanya?

Sebenarnya kemarin sudah indent, sudah ngurus perizinan dan segala macam, jadi nanti setelah helipad yang di Rimbo Bujang unit 6 sudah siap berkunjung ke kampung berikutnya biar bisa mendarat di Rimbo Bujang.

Depan Rumah orangtua persis, seluas dua hektare mudah-mudahan teman-teman yang ada di Rimbo Bujang unit 6 bisa membebaskan lahannya.

Ngomong-ngomong berapa uang yang dikeluarkan untuk membeli helikopter?

Relatif mas, jadi gini saya itu berawal dari mimpi, orang itu ketika punya mimpi harus bisa mengikhtiarkan diri, mimpi itu diikhtiarkan minimal depan istri depan anak, orangtua dan keluarga besar.

Syukur-syukur kalau sudah berani ke masyarakat luas, harapannya dengan kita punya mimpi yang kita ikrar kan alam semesta akan mendukung.

Teman-teman yang positif energi mendukung untuk mendoakan kita, seperti itu.

Kemudian, mimpi yang kita ikhtiar itu juga kita potong menjadi kecil-kecil mas, potong kecil menjadi sebuah rencana yang terukur dan sistematis.

Dengan seperti itu kemudian kita menjadi termotivasi mas, puji tuhan alhmdulillah hari ini setiap mimpi yang saya tulis mimpi yang saya ikhtiarkan selalu diberikan oleh Tuhan mas.

Ini juga yang sering saya sharing dengan teman-teman di sana, kita tidak boleh membatasi diri, kita tidak boleh salah memiliki mindset, saya tidak mampu saya bodoh saya bukan siapa-siapa saya tidak punya modal itu harus disingkirkan dari pikiran kita mas.

Mestinya harus diganti dengan optimisme, saya punya banyak kelebihan saya punya semangat yang bisa melakukan hal, mestinya punya mimpi apapun alam semesta harus mendukung mas.

Kemudian peluang, potensi akhirnya akan mendekat apalagi kita potong kecil-kecil dan disusun dengan cara yang sistematis mas, akhirnya bukan suatu hal yang sulit untuk kita wujudkan mas, begitu kira-kira mas.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved