Berita Palembang

Pria Asal Tanjung Batu Polisikan Kades di Ogan Ilir, Ngaku Jadi Korban Pengeroyokan Saat Musdes

Peristiwa dugaan pengeroyokan terjadi pada Selasa (4/11/2025) sekitar pukul 13.30 WIB di Desa Embacang, Lubuk Keliat.

Editor: Odi Aria
Tribunsumsel.com/Rachmad Kurniawan
LAPORKAN KADES DKK- Suharman menunjukkan bukti laporannya di SPKT Polda Sumsel terkait dugaan pengeroyokan yang dilakukan sejumlah orang saat rapat Musyawarah Desa di Desa Embacang, Lubuk Keliat, Ogan Ilir, Jumat (21/11/2025). Suharman minta laporannya segera diproses. 

Ringkasan Berita:
  • Suharman melaporkan dugaan pengeroyokan oleh Kepala Desa Embacang dan warga ke Polda Sumsel terkait peristiwa 4 November 2025
  • Suharman ngaku dipukuli sekitar lima orang saat mendokumentasikan rapat Musyawarah Desa tanpa izin, mengalami luka memar dan robek di kaki
  • Kepala Desa Sarnudi membantah keterlibatan langsung, menyebut kejadian dipicu emosi warga terhadap orang luar, dan siap kooperatif jika dipanggil penyidik.

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Suharman (41), warga Kecamatan Tanjung Batu diduga dikeroyok oleh warga karena mendokumentasikan rapat Musyawarah Desa Embacang Ogan Ilir.

Merasa tak terima jadi korban pengeroyokan, Suharman melaporkan sejumlah orang yang diduga mengeroyoknya ke Polda Sumsel pada, Jumat (21/11/2025).

Dalam laporan tersebut terlapornya adalah Kepala Desa Embacang, Sarnudi dkk.

Peristiwa dugaan pengeroyokan terjadi pada Selasa (4/11/2025) sekitar pukul 13.30 WIB di Desa Embacang, Lubuk Keliat.

Suharman warga Kecamatan Tanjung Batu mengaku, awalnya mendatangi rumah seorang ketua RT setempat sebelum akhirnya diarahkan menuju Balai Desa Embacang.

Saat berada di lokasi, ia mengaku menerima panggilan telepon berulang dari kepala desa (kades).

Menurutnya, nada bicara kades tersebut tidak pantas dan disertai ancaman.

"Saya ditelpon dengan nada yang menurut saya tidak bagus 'sini bae kau nyeberang bae kau, agek kau mati'. Terus saya disuruh ke rumahnya kades, sampai disana saya dipukuli ada sekitar lima orang," ujar Suharman, Jumat (21/11/2025).

Lanjutnya, sambil dipukuli ia disuruh mengakui apa tujuannya ia datang ke desa tersebut. Apabila tidak mengaku, ia diancam dibunuh.

Suharman hanya mengaku ditelpon saat datang saat sedang berkunjung ke rumah ketua RT setempat.

"Mereka memaksa saya mengaku, mengancam akan membunuh saya. Mereka membawa saya dengan motor ke rumah kerabat, memukul, lalu menyeret saya," ujarnya. 

Akibat pengeroyokan tersebut, Suharman mengalami luka robek di kaki, memar di dada, serta benturan di kepala, hingga harus mendapatkan perawatan medis.

Terpisah Kepala Desa Embacang, Sarnudi mengatakan pria bernama Suharman itu datang saat perangkat desa bersama masyarakat sedang melaksanakan Musyawarah Desa (Musdes). Hendak membahas pemanfaatan lahan tidur untuk program cetak sawah. 

Kemudian diduga Suharman mendokumentasikan kegiatan rapat tanpa izin.

"Padahal dia bukan warga desa kami, warga heran orang ini siapa kok memfoto. Makanya ditanya sama warga, pengakuannya berubah-ubah awalnya katanya dia warga Indralaya, terus Tanjung Raja, dari Palembang, sekali ngaku dari Sungai Pinang. Sampai akhirnya dia mengaku kalau disuruh temannya," ujar Surnadi saat dikonfirmasi.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved