Berita Palembang

Pekan Seni 2025 di Palembang Berlangsung Selama 5 Hari 5 Malam, Thema: Ratu Sinuhun

Pekan Seni 2025 di Palembang 5 hari 5 malam dipastikan tidak hanya berlangsung meriah, tetapi juga hadir dengan jiwa dan lebih berwarna. 

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: tarso romli
handout
LAWANG BOROTAN - Suasana persiapan Pekan Seni 2025 dengan tema "Ratu Sinuhun - Perempuan, Warna, dan Karya" yang akan diadakan di Lawang Borotan, Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pekan Seni 2025 di Palembang dipastikan tidak hanya berlangsung meriah, tetapi juga hadir dengan jiwa dan lebih berwarna. 

Dengan tubuh-tubuh perempuan yang bergerak, berkisah, dan bersuara melalui tema besar "Ratu Sinuhun - Perempuan, Warna, dan Karya".

Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP) M. Nasir, didampingi Sekretaris Faldy, Ketua Panitia Cheirman, serta Ketua Program Irfan Kurniawan dan M. Fitriansyah, meninjau secara langsung persiapan Pekan Seni 2025 di Lawang Borotan Benteng Kuto Besak Palembang. 

"Tema ini kami pilih bukan sekadar estetika. Perempuan adalah ruang lahirnya nilai. Warna adalah bahasa. Karya adalah bukti. Kami ingin pengunjung tidak hanya melihat seni, tetapi merasakan dan pulang dengan makna," kata Nasir, Sabtu (15/11/2025) 

Nasir menjelaskan, Pekan Seni 2025 akan diadakan di Lawang Borotan, Senin 17 November 2025. Nanti ruang budaya yang biasanya senyap itu akan disulap menjadi laboratorium kreatif. 

Cahaya panggung bergeser-geser mencari titik paling tepat. Seniman perempuan dan laki-laki berjalan cepat, membawa kain, kanvas, properti tari, dan alat musik. 

"Visi kita, menghadirkan festival seni yang berakar pada perempuan, warna, dan karya, tiga unsur yang dianggap paling hidup dalam ekosistem seni di Palembang," katanya. 

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Palembang H. Sulaiman Amin secara langsung juga turut meninjau persiapan tersebut dan berdiri menatap panggung yang tengah diuji suara. Ia berbicara pelan namun mantap.

"Seni adalah wajah kita. Wajah itu, tahun ini terasa sangat perempuan terlihat kuat, teduh, dan berwarna. Pemerintah berkomitmen menjaga ruang seperti ini agar terus tumbuh," katanya. 

Sebagai informasi rangkaian Pekan Seni 2025 pada saat malam pembukaan akan ada Syarofal Anam Al Mutmainah dan Tari Tanggai yang akan membuka suasana. panggung dipenuhi energi feminin yang anggun.

Tari Ratu Sinuhun oleh Sanggar Mei-Mei, koreografi Sonia Anisah Utami, akan menggetarkan panggung Seni ini. 

Suasana akan semakin terasa emosional saat DKP memberikan penghargaan kepada dua seniman yang telah berkontribusi pada kehidupan dan masyarakat Palembang yaitunDr (K) Silo Siswanto, pencipta Mars DKP, dan Martha Astra Winata, pelukis Ratu Sinuhun, karya yang menjadi ikon visual Pekan Seni 2025.

Malam kemudian akan dihiasi penampilan Tanjack Kultur, Kawan Lamo, Rejung Pesirah, Gong Sriwijaya, Bucu Band, hingga kolaborasi puisi Anto Narasoma, tarian Salwa Pratiwi, dan biola Nazaruddin.

Lalu di hari kedua 18 November 2025, Komite Sastra akan menjadikan hari kedua sebagai ruang aman bagi suara-suara muda. 

Malamnya, panggung dipenuhi talenta muda. Musik, dongeng, puisi, dan lagu-lagu bertema Ratu Sinuhun dari Dedi Irwanto, Silo Siswanto, dan Ali Gpoik menghadirkan kesan bahwa perempuan bukan lagi objek seni, tetapi subjek yang mencipta.

Lalu pada hari ketiga 19 November 2025, tema warna mencapai puncaknya. Komite Rupa akan memadati arena dengan peserta lomba yang mencoba menangkap esensi kota melalui palet masing-masing. 

Komite Film akan menayangkan film-film pendek karya sineas lokal, banyak di antaranya menyorot cerita perempuan Palembang : ibu, penari, pedagang, penyintas, hingga perempuan muda yang mencari ruang.

Malamnya panggung menjadi catwalk. Fashion Show menghadirkan koleksi yang terinspirasi Ratu Sinuhun : mahkota, warna merah marun, emas, dan motif khas Palembang.

Fashionista, Imagine of Fashion, hingga Prasasti Band mengakhiri malam dengan gaya dan kreativitas.

Hari Keempat, 20 November 2025 akan ada Workshop tari bersama Lina Mukhtar menampilkan filosofi Tari Sabung Ayam.

Sore hari, pantomime Wong Gerot dan timnya menyampaikan cerita tanpa kata, tetapi tetap menonjolkan ekspresi dan fragilitas manusia, banyak penonton perempuan tampak terhubung secara emosional.

Malamnya, Lomba Hadroh menghadirkan tabuhan serempak yang mempertemukan tradisi dan suara perempuan muda yang kini ikut mewakili grup-grup hadroh modern.

Pada hari kelima atau penutup, 21 November 2025, akan menjadi titik puncak dan penutup. Di tengah musik dan sambutan, Kepala Dinas Sulaiman Amin kembali menegaskan esensi festival. 

Puisi yang akan dibacakan Indah Rizky Ariani Mujyaer menjadi suara penutup yang sendu namun kuat. Setelah itu, musik mengambil alih: Anak Magang Band, BSB, KPJ, Slankers, RMK, Skanax Boy, hingga KKPP memastikan penutup berlangsung dengan energi penuh.

Simak berita menarik lainnya di sripoku.com dengan mengklik Google News.

Baca juga: Dua Mantan Komisioner Panwaslu OKI Terbukti Korupsi, Divonis 2 tahun Penjara dan Denda Rp 100 Juta

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved